Ayana Shalvira

160 18 17
                                    


          Aku sedang terduduk di lantai balkon kamar. Menatapi langit malam yang tak ada satupun bintang, yang ada hanyalah  rembulan yang rela membagi keindahan sinarnya. Keheningan dan kesunyian malam seakan akan mendominasi ragaku. Udara malam yang begitu dingin, tak sebanding dengan perasaanku yang sedang kacau. Perasaan yang diisi Penyesalan, kesedihan, kerinduan, luka dan kekosongan. Perlahan kupejamkan mata. Pikiranku terus bermain dengan masa lalu. Masa lalu yang hanya bisa kukenang bersama  rasa sakit yang tak kunjung kutemukan penawarnya. Saat itu juga Perlahan air mataku jatuh, menangisi seseorang yang entah kini tak ku ketahui ada dimana, masih ingatkah pada diriku atau mungkin ia sudah tak ada di bumi, aku tak tahu. Yang ku tahu sekarang adalah aku merindukannya, sungguh. Hari hariku diisi kerinduan, pikiranku dipenuhi bayangannya. Dan hatiku tertulis namanya.

Untuk kamu yang disana,
ini adalah sepenggal kisah kita.
Kisah kita yang cukup singkat
Dengan  kenangan yang masih kuingat
Kala canda tawa saling terlontar
Pikiran saling tertukar, dan
Tatapan saling beradu
Namun tangan kita tak saling terpaut
Tetapi ada rasa yang tersangkut



🌔

SIMPANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang