Cinta dan kepedihan

920 108 13
                                    

Jaehyun dengan gagang pel ditangannya menatap keramaian di luar toko. Netranya menatap kosong dengan pikirannya yang kacau. Hati yang gelisah setiap mengingat perkataan Lisa pagi ini. Ia mulai ragu akan perbuatannya dan merasa takut akan hasil yang akan diperolehnya.

Seharusnya itu sudah menjadi keputusan bulatnya namun, semuanya seolah gagal ketika Lisa mengatakan bahwa Rose akan berjodoh dengannya dikehidupan berikutnya. Sekilas ia sempat berpikir bahwa itu hanya ucapan asal dari Rose tapi ketika dia mengingat raut wajah kesedihan dan keputusasaan Rose ia menjadi bimbang.

Gerekan gagang pel yang tak sempurna dan pandangan yang kosong, Jisoo yakin pasti terjadi sesuatu kepada Jaehyun. Kali ini dia memilih diam daripada menanyakan apa yang terjadi kepada Jaehyun.

Jisoo menggeleng dengan helaan napas berat, kenapa adiknya harus mengambil jalan yang rumit. Jisoo merapikan seragam kerjanya ketika bel pintu berbunyi menandakan ada pelanggan yang datang. Sesekali dia melirik Jaehyun yang ternyata sudah kembali fokus dengan pekerjaannya.

Jaehyun sadar akan tatapan khawatir yang diperlihatkan oleh Jisoo, ia harus fokus dengan pekerjaannya agar tidak membebani pikiran kakaknya itu.

"Selamat datang." Jaehyun menyapa pelanggan sesaat bel pintu berbunyi, Jaehyun cukup kaget akan kehadirannya. Ia pun menghampiri sosok itu dengan wajah yang tegak.

"Anda ingin memesan tuan?." Tanya Jaehyun sopan ketika melihat sosok Taeyong yang sudah duduk dengan tatapannya tak lepas dari Jisoo.

"Tidak, aku hanya ingin bicara dengannya, jam berapa kalian selesai bekerja?." Tanya Taeyong lalu menunjuk kearah Jisoo yang mendelik padanya saat tahu Taeyong menghampirinya dan Taeyong hanya melambai tangannya melihat Jisoo tahu keberadaannya. Jaehyun membungkuk mengerti, meninggalkan Taeyong namun kepergiannya ditahan oleh Taeyong.

"Maaf, boleh aku bertanya sesuatu?."

"Silahkan Tuan."

"Kau ada hubungan apa dengan adikku, Rose? Beberapa waktu yang lalu kami kesini lalu dia menatapmu dan memanggilmu Jaehyunie. Apa kalian memiliki semacam hubungan khusus?" Tanya Taeyong tepat pada intinya.

Jaehyun cukup kaget karena Taeyong memperhatikan kejadian waktu itu, ia pun sebisa mungkin berusaha untuk bersikap tenang.

"Kami teman satu universitas, tidak lebih." Jawab Jaehyun seadanya.

"Apa benar? dia pernah bercerita padaku tentang seorang pria yang disukainya, apa mungkin dia itu kau?" Taeyong menerka dengan kening yang mengkerut dan satu alis terangkat.

Jaehyun tidak menjawab pertanyaan Taeyong, dia kaget ternyata Rose sering bercerita tentangnya kepada Kakaknya, bukankah itu berarti hubungan kakak beradik ini sangat dekat.

Bagaimana kalau Taeyong tahu dia telah membuat adiknya menderita?. Pastinya dia akan marah, tapi bukankah hal itu juga sama dengan Jisoo Kakaknya? Jaehyun pasti juga akan marah kalau Kakaknya tersakiti.

Jaehyun menjernihkan pikirannya agar tidak terjebak dalam suasana canggung seperti ini.

"Maaf tuan, saya masih harus melayani pelanggan yang datang." ucap Jaehyun sopan dan berlalu meninggalkan Taeyong.

Taeyong melengos melihat keacuhan Jaehyun padanya, sikapnya sama aja seperti Jisoo tapi lebih menyebalkan pria berlesung pipit itu.

Taeyong melirik jam tangannya, suasana di toko es krim itu tampak lenggang. Ia pun segera menghampiri Jisoo yang tampak sedang menghitung sesuatu.

"Hei cantik." Sapa Taeyong dengan sedikit siulan pada akhir suaranya.

Jisoo sadar akan hawa kehadiran Taeyong sejak tadi, dia hanya tidak mau pria itu melakan hal aneh ketika dia melirik atau menyapanya.

Unrequited love || Taesoo & Jaerose  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang