Pernyataan Cinta

1.3K 157 2
                                    

"Keluar dari kamarku!!" teriak Jisoo tepat pada wajah Taeyong.

Jisoo bergerak bangkit dari duduknya untuk meninggalkan Taeyong yang masih terdiam seraya terkekeh kecil. Taeyong pun menahan tangan Jisoo, dia mencoba memberontak namun tangan itu terlalu kuat mencengkramnya.

"Galak sekali," Taeyong berujar dengan santainya, seulas senyuman dipertontonkannya kepada Jisoo yang mana membuat Jisoo ingin meludahi wajah Taeyong saat itu juga.

"Lepaskan." Intonasi Jisoo terdengar tegas, Taeyong pun melepaskan cengkraman tangannya, membiarkan Jisoo bebas berjalan keluar dari kamarnya. Tak mau menyerah begitu saja, Taeyong membututi Jisoo dan merasa gemas dengan sikap cuek Jisoo. Dia pun menghalangi jalan gadis itu.

"Kau tahu, belakangan ini aku selalu merindukanmu," ujar Taeyong mendadak, dia berdiri dihadapan Jisoo dengan tatapannya mengarah kepada lekuk tubuh Jisoo. Perlahan dia pun menyentuh wajah Jisoo menggunakan jemarinya.

Jemarinya menyusuri kening Jisoo lalu turun kemata dan hidung Jisoo serta berakhir pada bibir Jisoo. Jisoo berdecak kesal dan menepis jemari itu , ia pun mendorong tubuh Taeyong menjauh ketika berusaha untuk mencium bibirnya.

Jiwaku sudah kosong
Hatiku sudah kosong
Perasaan ini sudah kosong
Percuma kau bertindak, itu tak berarti apa-apa

"Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu." Ia berucap pelan namun ia menatap Taeyong seperti sosok manusia hina dan tidak pantas untuk menyentuhnya.

"Hei... bukan hanya penampilanmu saja yang berubah, ternyata sifatmu juga berubah ya." Taeyong berucap tegas.

"Apakah itu suatu pujian? Kalau memang begitu 'aku ucapkan terima kasih' Taeyong." ujar Jisoo sinis, dia berjalan mendahului menuju ruangan Tv, nafsu makannya hilang karena Taeyong. Bagaimana dia bisa tahu rumahnya?? Apakah adiknya yang memberitahunya. Itu tidak mungkin... adiknya tidak mungkin melakukan hal seceroboh itu.

Jisoo pun mendudukkan tubuhnya di sofa empuk ruanganya Tvnya, memilah siaran yang cukup menarik untuk dia tonton. Mungkin dengan menonton dia bisa melupakan kejadian beberapa menit yang lalu.

"Semua siaran televisi ini membosankan." Jisoo melemparkan remote itu ke meja di depannya saat tidak mendapati acara yang bisa membuat hatinya sedikit tenang. Tanpa sengaja ia pun melirik ke sebelahnya dan mendapati Taeyong dengan santainya duduk di sampingnya.

"Apa kau tidak mempunyai rumah? Kenapa masih disini? Aku muak melihatmu!" bentak Jisoo dihadapan Taeyong yang masih saja menghumbar senyuman menjijikkannya itu.

"Aku hanya ingin memastikan, apa pernyataanmu kemarin masih berlaku?." Tanya Taeyong santai dengan tangannya yang sibuk membolak-balik majalah yang  di depannya.

"Kenapa? Kau menyesali keputusanmu?." Tanya Jisoo dengan sudut bibirnya yang sedikit terangkat merespon ucapan Taeyong.

"Wow, tenang dulu manis. Jangan menarik kesimpulan secepat itu." Taeyong masih bersikap santai menanggapi perkataan Jisoo.

"Tidak kusangka kalau sosok seperti mu bisa menjadi serendah ini, kemana dirimu yang selalu dikejar dan bukannya mengejar hah?." Jisoo terus melontarkan ejekannya kepada Taeyong, ia pun berdiri dan pergi menuju dapur untuk mencari cemilan yang bisa mengisi kekosongan perutnya daripada harus berhadapan dengan bualan Lee Taeyong.

"Sudah kukatakan jangan menarik kesimpulan secepat itu." Taeyong pun ikut berdiri dan kembali membututi Jisoo menuju dapur. Dia menyenderkan tubuhnya pada daun pintu seraya memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Sela-sela jarinya tampak memainkan juntain rambutnya yang sedikit menutupi matanya.

Unrequited love || Taesoo & Jaerose  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang