Part 1

26 8 4
                                    



PERESMIAN HOTEL DEL LINA TERMEWAH TAHUN INI!


Setidaknya itulah kabar berita yang tertera pada koran yang dibacanya pagi ini. Hotel yang terletak di Los Angeles tersebut memang sangat mewah dengan arsitektur hotelnya yang sangat lain dari yang lain, begitu indah dengan gaya klasiknya di tengah-tengah pusat kota Los Angeles.

Namun bukan kemewahan itu yang menarik perhatiannya, tetapi sang pemilik hotel yang menghadiri acara tanpa di dampingi penerus kerajaan perusahaannya tersebut selain diikuti oleh para sekertaris dan asistennya.

Untuk kesekian kalinya ia hadir di acara pria itu namun tak pernah sekalipun ia bertemu atau pun melihat putri dari James Johnson Smith si pemilik perusahaan jaringan perhotelan yang tidak diragukan lagi kebesarannya.

Tak ada satu pun orang yang tahu kenapa sang miliarder tidak pernah menampilkan putri semata wayangnya itu.

Ia menaruh kembali koran yang tadi dibacanya saat ponselnya berdering.

"Yes, Mom? Ada apa kali ini?"tanyanya seraya memutar kursi kebesarannya menghadap pemandangan sore kota Chicago yang tertera dibalik jendela ruangan kantornya.

"Oh my god Dhariel putraku, beginikah caramu menjawab telpon dari ibumu?"
Pria yang dipanggil Dhariel itu berdiri lalu mendekati jendela.

"I'm so sorry mom, oke? Jadi ada apa Momyku yang paling cantik ini menelponku?"

"Sayang, malam nanti kau datang ke restoran xx ya, harus! Momy tidak akan menerima alasan apapun darimu kali ini."
Dhariel menghela napas pelan,

"Mom, I can't, please, I can find my bride by myself. Kasihan mereka kalau mommy terus kasih harapan namun nyatanya, I won't get married with them."

"Lalu kenapa sampai saat ini kau belum juga menikah hmm?"

Dhariel memijat pelipisnya pelan. "Mom, please?"

"Oke, kalau gitu malam ini kau harus tetap datang, ia tidak akan mengecewakanmu sayang, mommy jamin, putri Mrs. Parker adalah wanita yang cantik dan pandai."

"I'm sorry I can't mom, I have another schedule tonight. But, don't worry mom, I'll get married, tapi dengan wanita pilihanku. Oke?"

Terdengar helaan nafas disebarang sana, "Oke, mommy akan batalkan pertemuan kalian, tapi katakan pada mommy sekarang apa rencanamu?"

Dhariel tersenyum seraya menghempaskan tubuhya ke kursi. "Mommy tahu Mr. Smith? James Johnson smith? Aku akan menikahi putrinya."

"Oh my God Dhariel! Ini pernikahan sayang jangan libatkan keinginanmu itu dengan pernikahan yang sakral. Lagipula bukankah putrinya lebih tua darimu? Kau serius?"

"Aku serius mom, Dad juga pasti akan setuju dengan rencanaku, ini bagus untuk perusahaan mom. Jadi, mommy tidak perlu membuat jadwal blind dateku lagi. Bye mom."Ucap Dhariel tanpa menunggu jawaban dari mommynya.

"Are you crazy, man?"tanya Dalton tak percaya.

"Sejak kapan kau di situ?"tanya Dhariel saat melihat Dalton sedang duduk manis di sofa ruang kerjanya.

"Itu tidak penting, jawab pertanyaanku, Kau serius? Menikah dengan putri James?"tanya Dalton.

Ia tak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya itu, kenapa pria itu tiba-tiba mau menikahi putri miliarder yang tidak diketahui bagaimana bentuk dan sifatnya.

Bahkan desas desus tentang putri tersebut memalukan sang ayah hingga dia di asingkan pun terkenal dikalangan pembisnis.

Tidak seperti kakaknya yang dulu begitu dibanggakan sang ayah.

"Apa aku terlihat bercanda?"

Dalton menggeleng lalu berdiri, "Tapi, Dhariel, masih banyak wanita di luar sana mengantri untuk kau nikahi, kenapa harus dia? Kau tinggal pilih salah satu dari mereka dan kau ‘tada’ punya istri yang cantik dan siap melayanimu."tutur Dalton, ia masih tidak percaya dengan rencana sahabatnya itu.

Dhariel menggeleng dan dengan tegas menjawab, "Aku akan tetap menikahinya." Dalton mengacak rambutnya kasar.

"Man, apa kau tidak dengar kabarnya? No, tapi fakta, fakta bahwa  putri James buta Dhariel dia bahkan tidak bisa bicara, kau masih berniat menikahi wanita seperti itu?"

"Ya."Jawab Dhariel tegas dan lugas.

Dalton melotot tak percaya, lalu menghempaskan tubuhnya pada sofa, "Aku kasihan padamu, kau benar-benar gila, hanya demi melebarkan jaringan bisnismu kau rela menghabiskan sisa hidupmu dengan wanita seperti itu."

Dhariel menggendikkan bahunya tanda tak peduli.

"Lalu bagaimana dengan Anna? Dia kekasihmu bukan?"tanya Dalton, ia menyerah membujuk sahabatnya itu, entah apa yang akan terjadi nanti jika rencana Dhariel benar-benar terlaksana, mungkin para pencari berita akan berbondong-bendong mendatangi mereka.

"Dia bukan kekasihku, kau tahu itu."tutur Dhariel.

Dalton menggendikkan bahu, "Dia sendiri yang berkata kau kekasihnya, bahkan di majalah pun tertulis kalian menjalin hubungan yang romantis."

"Sejak kapan kau suka majalah gosip?" Dalton melempar tisu yang bisa diraihnya ke arah Dhariel, "Jawab saja pertanyaanku, kau ini!"

"Pernah menghabiskan malam berdua bukan berarti kau memiliki hubungan, bukan? Lagipula aku terlalu malas dengan wanita-wanita seperti itu, mereka hanya menginginkan tubuh dan uangku. merepotkan memiliki kekasih seperti mereka."jelas Dhariel tak peduli dengan reaksi Dalton yang menatapnya tak percaya.

"Kau mengatakan itu saat kau sendiri akan menikahi wanita yang lebih merepotkan dari mereka, kau memang gila."tukas Dalton.

"Aku yakin reaksi kakak dan ibumu pun akan sama sepertiku saat mendengar rencanamu ini."lanjutnya.

"Aku akan tetap menjalankan rencanaku meskipun mereka menolaknya."ulang Dhariel dengan tegas lalu berdiri meninggalkan meja kerjanya.

"Kemana kau?"tanya Dalton seraya mengikuti langkah Dhariel.

"Tentu saja membicarakan rencanaku dengan Dad."ucapnya lalu menutup pintu lift saat Dalton akan menyusulnya.

"Sialan, dia sengaja."kesal Dalton saat melihat seringai Dhariel sebelum pintu lift tertutup sempurna.

***




































To be continued...

Segitu dulu aja ya guys :), eheeee
Lovefingersign for you :* bye bye!

Published: 31 Maret 2020
By: Hirainfab_

Meeted You was a Gift for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang