~Happy Reading :)~Setelah pertemuan dua keluarga terakhir kali yang menghasilkan tanggal pernikahan keduanya, tibalah saatnya pernikahan yang menggemparkan seluruh dunia bisnis dan kalangan sosialita itu digelar.
Pernikahan keduanya diadakan di salah satu Gereja kota Munich yang terkenal. Banyak wartawan yang sudah siap di depan gereja mewah tersebut untuk mendapatkan gambar terbaik mereka agar berita mereka semakin meyakinkan.
"Bisa kau diam? Aku pusing melihatnya."tukas Dhariel saat melihat sahabatnya itu mondar-mandir di depannya.
Dalton menatap sahabatnya kesal. "Aku mewakilimu, Oh sialan, bagaimana bisa kau tenang seperti itu saat akan menikah dengan wanita yang sama sekali tidak layak untuk pria sepertimu."gerutu Dalton.
Dhariel menaikkan alisnya, "Kenapa jadi kau yang gusar seperti itu? Jangan bilang sebenarnya kau jatuh-" kalimat Dhariel berhenti saat Dalton melotot padanya garang.
"Tidak! Kau gila? Aku normal, 100% normal."jawabnya di ikuti tawa puas Dhariel saat melihat wajah merah sahabatnya.
"Rasa ingin tahuku mengalahkan kegusaranku, karena itu aku mencoba untuk tetap tenang."ujar Dhariel.
Dalton duduk di depan Dhariel, "Maksudmu?"
"Ada yang aneh dengan sikap Mr. Smith, ia seperti bukan seseorang yang sering dibicarakan diluar sana jika mengenai soal putrinya itu."tutur Dhariel.
"Ia kadang terlihat sangat mencintai putrinya dan terselip rasa bangga dan bahagia saat ia bicara padaku mengenai pernikahan ini."lanjutnya.
Dalton berdecak, "tentu saja dia bahagia, putrinya akan menikah denganmu, apa yang lebih membahagiakan dari ini, ia akan terlepas dari putri yang memalukan untuknya juga, kan?"
Dhariel memutar bola matanya malas, "kau memang tidak mengerti, Dalton bisa kau lihat apa mereka sudah tiba?"
Dalton menyeringai mengejek, "sudah tidak sabar, eh? Pastikan kau tidak menyesal nantinya,"
Gereja sudah di penuhi oleh tamu undangan VVIP yang sepertinya sudah sangat penasaran dengan pengantin wanita yang baru saja tiba di depan pintu, berjalan disamping ayahnya dengan tudung pengantin yang menutupi seluruh wajahnya.
Memang tidak semua di undang untuk acara di gereja ini, karena itu salah satu syarat yang diajukan Mr. Smith.
Sepanjang jalan hingga tiba di depan altar, tidak ada yang bisa melihat wajah pengantin wanita karena tudungnya yang cukup tebal.
Mr. Smith tersenyum lebar saat sudah sampai di depan calon menantunya, ia menyerahkan tangan putrinya pada sang calon menantu, "Jaga putriku, kau harus benar-benar menjaganya, jika aku mendengar kau mengingkari janjimu dengan menyakiti putriku, kau akan tahu akibatnya."ujarnya,
"dia satu-satunya berlian yang kupunya."lanjutnya lalu mengelus kepala Aubree pelan. Dhariel mengangguk meski sedikit bingung dengan kalimat terakhir Mr. Smith.
"Aubree, jaga dirimu dan turuti apa kata suamimu nanti,"tutur Mr. Smith pada Aubree.
'Aubree Aubree Aubree' Dhariel melapalkan nama itu dihatinya saat mendengar nama calon istrinya untuk pertama kalinya. Nama yang indah, pikirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meeted You was a Gift for Me
Romance"Are you crazy, man?"tanya Dalton tak percaya. "Sejak kapan kau di situ?"tanya Dhariel. "Itu tidak penting, jawab pertanyaanku, Kau serius? Menikah dengan putri James?"tanya Dalton, "Apa aku terlihat bercanda?" Dalton menggeleng lalu berdiri, "Tapi...