~ Happy Reading ~
"Dhariel, panggil istrimu, acara akan segera di mulai."tutur Mrs. Lincoln lalu berlalu turun ke lantai bawah tempat pesta di adakan di rumah orangtuanya itu.
Dhariel mengetuk pintu kamar tempat istrinya itu perlahan sebelum membukanya.
Dilihatnya Aubree sedang berdiri dengan gaun berwarna navy yang menjuntai indah memeluk tubuh istrinya itu hingga setiap lekukan tubuh indah itu terlihat.
Rambut coklat Aubree yang digelung dengan menyisakan sedikit untaian rambut di kedua sisi pipinya memperlihatkan bahu dan lehernya yang putih dan jenjang, untung saja bagian dada wanita itu tertutup, jika tidak, ia pastikan tidak akan membiarkan Aubree turun ke pesta.
Dhariel yang mengenakan tuxedo berwarna senada tersenyum manis seraya menghampiri Aubree yang tetap tenang memandangnya. Kedua pelayan dan penata rias yang tadi mendandani sang pengantin wanita diam-diam keluar ruangan tanpa mengganggu pasangan suami istri itu yang kini saling memandang.
"Sudah siap, Bree?"tanyanya seraya menawarkan lengannya untuk di tuntun. Aubree mengangguk dan untuk pertama kalinya tersenyum.
Dhariel tertegun sesaat sebelum kemudian membalas senyum itu dengan senyum paling tampan yang dimilikinya.
Keduanya berjalan anggun turun menapaki tangga dengan perlahan, banyak pasang mata yang terpesona dan berdecak kagum melihat pasangan yang terlihat sangat serasi itu.
Mereka tidak menyangka putri James Johnson Smith yang selama ini di sembunyikan akan semenakjubkan ini, mereka menjadi bertanya-tanya alasan James menyembunyikan putrinya yang cantik.
“Oh my god, aku tak menyangka akan mempunyai menantu secantik ini" gumam Emily -Mrs. Lincoln- saat melihat Aubree dan Dhariel berjalan menghampiri mereka. Aubree tersenyum lembut saat matanya bersitatap dengan ibu dari suaminya itu.
Emily tertegun sesaat, bukankah menantunya itu buta tapi kenapa mereka bisa saling tatap. "Kau sangat cantik, sayang." puji Emily mengelus pipi Aubree pelan.
Aubree kembali tersenyum lalu bergumam pelan, "terima kasih, Mom. Mommy pun sangat cantik malam ini."
Emily terkejut ia lalu tersenyum bahagia seraya memeluk menantunya itu lembut.
Begitu pula Arthur sang suami yang masih tertegun menatap istri dan menantunya yang saling berpelukan. Dhariel tersenyum puas saat akhirnya keluarganya percaya bahwa istrinya itu sehat dan normal.Janice mendekati Aubree lalu memeluknya sebentar sebelum berkata, "Pria itu benar-benar beruntung mendapatkanmu," lalu tersenyum manis.
Aubree menatap Dhariel sebentar sebelum menatap Janice dan suaminya kembali.
"Aku pun beruntung mendapatkan keluarga yang mau menerimaku meskipun awalnya ayah mengatakan aku cacat."
"Kita sama-sama beruntung, bukankah begitu?" ujar Arthur. Emily terkekeh pelan di ikuti yang lain, setuju dengan ucapan sang pemimpin keluarga. Aubree hanya tersenyum kecil sebagai jawaban.
"Baiklah, sudah saatnya kita memulai acara makan malamnya."tukas Arthur lalu mengumumkan para tamu yang hadir untuk menduduki kursi yang sudah di sediakan agar bisa memulai acara makannya.
Dhariel menarik kursi agar bisa di duduki oleh Aubree di sampingnya, "terima kasih,"gumam Aubree.
Acara makan malam berjalan dengan lancar hingga acara berbincang-bincang pun tiba, Aubree bisa merasakan beberapa pasang mata yang menatapnya seraya berbisik-bisik pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meeted You was a Gift for Me
Romance"Are you crazy, man?"tanya Dalton tak percaya. "Sejak kapan kau di situ?"tanya Dhariel. "Itu tidak penting, jawab pertanyaanku, Kau serius? Menikah dengan putri James?"tanya Dalton, "Apa aku terlihat bercanda?" Dalton menggeleng lalu berdiri, "Tapi...