~ Happy Reading ~
Seorang pria melempar majalah yang tadi di bacanya hingga tergeletak dengan sobekan yang panjang dibagian gambar sebuah pernikahan di lantai. Ia menggeram marah,
"SARA!"teriaknya.
Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seorang perempuan yang langsung menghampiri meja bosnya.
"Panggilkan Toby, SEKARANG!"tukasnya. sang wanita yang dipanggil itu pun mengangguk.
Lalu tak lama datang dua pria berbadan tegap dan penuh tato di kedua lengannya menghadap pria dengan jas hitam mahalnya yang duduk dengan angkuh di kursi kebesarannya.
"Kami siap melaksanakan perintah, Sir."ujar salah satu pria bertato.
“Pria sialan itu, bagaimana bisa lamarannya di terima sedangkan lamaranku di tolak oleh si tua James!"gerutunya,
ia lalu menatap dua anak buahnya tajam. "Lakukan plan A, aku tidak menerima kegagalan."tukasnya.
Kedua pria bertato itu pun mengangguk mengerti lalu berlalu pergi meninggalkan sang bos yang menyeringai licik.
***
"Rod, apa kau melihat Aubree? Aku tak bisa menemukan dimana Delilah dan Deborah."kata Dhariel saat ia melewati dapur dan melihat Rod keluar dari gudang yang memang dekat dapur.
"Mereka sedang menemani nona di perpustakaan, Sir."
Dhariel membuka pintu perpustakaan perlahan, di lihatnya Aubree yang memang sedang duduk di sofa baca di temani dengan Deborah dan Delilah yang duduk di permadani dekat perapian. Ia bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.
"Maaf Delilah, aku tak bisa lancar bahasa jerman,"ujar Deborah dengan bahasa jerman yang terpatah-patah.
"Tak perlu khawatir, aku akan mencoba belajar bahasa inggris agar kita bisa berkomunikasi dengan baik."Jawab Delilah dengan inggrisnya yang juga terbata-bata.
Aubree memandang keduanya, "Alangkah lebih baik kalau kalian saling belajar berdua."
Delilah tersenyum, "saya mengerti maksud dan tujuan nona, kami akan belajar bersama agar bisa lebih dekat. Bukankah begitu, Deborah" Deborah yang mulai mengerti pun tersenyum dan mengangguk.
"Ah, rupanya kau di sini, aku memanggil Deborah dan Delilah dan rupanya kalian pun di sini."ujar Dhariel lalu duduk di samping Aubree yang menatapnya.
"Ah maafkan saya, saya tidak mendengar tuan memanggil."ucap Deborah yang diangguki oleh Delilah.
"Tidak apa, lagipula aku sudah menemukan Aubree."kata Dhariel menatap Aubree lalu tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu kami pamit."ucap Delilah lalu berlalu pergi dengan Deborah.
"Ada apa mencariku?"tanya Aubree,
"hanya ingin melihat istriku, apa tidak boleh?"jawabnya seraya mengerling jahil.
Aubree menaikkan alisnya lalu menunduk berniat kembali membaca bukunya. Dhariel mendengus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meeted You was a Gift for Me
Romantizm"Are you crazy, man?"tanya Dalton tak percaya. "Sejak kapan kau di situ?"tanya Dhariel. "Itu tidak penting, jawab pertanyaanku, Kau serius? Menikah dengan putri James?"tanya Dalton, "Apa aku terlihat bercanda?" Dalton menggeleng lalu berdiri, "Tapi...