"Kontraknya telah dibuat, ingatlah, jika kau tak bisa memenuhi atau justru ingin coba kabur dariku, maka aku sendirilah yang akan mengambil nyawamu"
"Aku mengerti.."
"Baiklah, selamat menikmati waktu bersama ibumu, aku pamit.." kepala wanita itu tiba-tiba mendongak, mulutnya menganga, kemudian keluarlah gumpalan asap yang sangat hitam dari mulutnya
"Apa.. dimana aku ?" kata wanita tersebut saat jatuh tersimpuh setelah setan keluar dari raganya.
Mereka berdua saling pandang dengan penuh kecanggungan di depan rumah Dimas pada jam mendekati dini hari.
***
Dimas dibangunkan oleh ibunya yang pagi ini tampak sangat sumringah, dia menyodorkan secarik kertas
"Apa ini bu ?" Dimas mencoba membaca tulisannya sambil mengucek mata
"Ini keajaiban, ibu sehat, dokter bilang sel kankernya tiba-tiba lenyap, ibu nggak harus kemo lagi"
"Hah ? beneran ?!" muka mereka berdua sekarang sama-sama tampak gembira
"Syukurlah, doa kita didengar, ini beneran mukjizat, oke untuk merayakan hari spesial ini, kamu mau dimasakin apa ?" tanya Ibu Dimas
"Apa aja deh bu, gausah makan juga gapapa, yang penting ibu udah sembuh"
"Oke.. ibu pergi belanja keluar dulu" Dimas memandang punggung ibunya yang berjalan menjauh dengan gembira, perjanjian tempo hari yang telah ia buat, nyatanya benar-benar berhasil, kali ini yang harus ia pikirkan, hanyalah bagaimana cara menumbalkan 7 orang selama kurun waktu 40 haari seperti yang telah ia sanggupi sebelumnya
***
Dimas menangis sejadi-jadinya saat sang ibu meninggal dipelukannya, kepalanya bersimbah darah, mobil yang harusnya bertanggung jawab melarikan diri begitu saja setelah menabrak satu-satunya keluarga Dimas yang tersisa itu. Baru saja mereka berdua merasakan kegembiraan namun ternyata duka datang menjemput sangat cepat. Sontak di dalam hatinya dia merasa telah ditipu oleh sang pengabul permintaannya.
***
Setan yang memiliki perjanjian dengannya ternyata benar-benar datang, ia kembali memakai tubuh si dokter yang dulu pernah ia gunakan.
"Kau masih ingat perjanjiannya kan Dimas" tanya nya,
"Kau menipuku setan biadab" Dimas mengacungkan sebilah parang walau terlihat jelas ia tampak panik
"Apanya ? aku menyembuhkan ibumu, aku menepati janjiku, sementara dirimu sendiri, ini sudah 40 hari dan kau masih belum menyerahkan nyawa satupun pendosa kepadaku" wanita itu perlahan mendekat dengan langkah anggun bak seorang model
"Jangan mendekat ! Kuperingatkan kau !"
"Aku tak akan senang jika kamu mencoba melukai tubuh bagus wanita ini, dia adalah wadah favoritku"
"Peduli setan!" Dimas menggerung sambil mengayunkan parang ke arah leher wanita dihadapannya
"Bukan begitu cara memperlakukan wanita dengan baik" tangan Dimas bisa dengan mudah ditangkap, ia kemudian melempar Dimas layaknya seperti mainan kucing ke arah sudut ruangan hingga membentur tembok.
"Yakinlah, kau tak bisa lari dariku" ucapnya ketika melihat Dimas mencoba berlari kelantai atas, sang setan tersebut masih dengan santainya menaiki anak tangga satu persatu.
Di ruangan paling ujung, dibalkon, buru-buru Dimas mengikatkan sebuah tambang ke lehernya, beberapa saat sebelum wanita itu sampai ke ambang pintu.
"Lebih baik aku mati daripada menjadi budak mu" ia melompat, disusul oleh teriakan wanita setan tersebut, ia baru saja kehilangan mangsa yang sudah ada didepan mata. Mata wanita itu kembali berubah menjadi putih saat melihat Dimas yang tergantung dengan leher menggeleng dan lidah menjulur.
"Siaaaallll!!!!" kepala wanita itu bergetar hebat, kemudian asap hitam kembali keluar dari mulutnya, meninggalkan tubuh sang dokter yang ambruk tergeletak begitu saja
Beberapa menit telah berlalu, Dimas memberanikan diri untuk mengintip, setelah ia pikir aman, ia pun memutuskan untuk melepas jerat di lehernya, lalu dilepasnya juga jerat yang selama ini ternyata disembunyikan di balik jaket dan menahan punggungnya. Dimas mendarat, ia tersenyum puas
"Kupikir setan itu pintar" gumamnya licik

KAMU SEDANG MEMBACA
Setan Gedung Kosong
HorrorGerombolan remaja penasaran mencoba memanggil arwah demi sebuah kesenangan, apa jadinya ternyata yang mereka panggil justru hantu yang telah lama mendekam didalam perut bumi ?