Dalam perjalanan menuju kantor agensi tidak ada seorang pun yang berbicara di dalam mobil Van yang ditumpangi Rox, Layla dan juga seorang supir. Sesekali Rox melirik ke belakang, penasaran apa yang Layla lakukan. Terakhir kali wanita itu sedang berdandan. Sewaktu Rox menjemput ke apartemen Layla, wanita itu keluar tanpa makeup dan menutup wajahnya dengan masker. Sekarang wanita itu sedang memejamkan matanya.
"Layla-ssi," panggil Rox untuk memastikan apakah Layla sedang tidur.
"Mmm."
"Saya akan membacakan kegiatan Anda hari ini," ujar Rox. Tidak ada tanggapan dari Layla tapi Rox tetap membacakan semua jadwal Layla hari ini. Bisa dikatakan sangat padat. Wanita itu hanya punya waktu kosong 1 jam, dan itu sore hari. Bahkan pagi ini Layla tidak sempat untuk sekedar mengkonsumsi sesuatu.
Diam-diam Rox menghela napas karena Layla tidak merespon apapun. Pria itu kembali memperbaiki posisi duduknya, dia kembali menatap ke depan. Tapi kemudian dia teringat tentang roti dan susu yang dibelinya tadi. Rox tahu Layla tidak akan punya waktu untuk sarapan, karena itu Rox menyempatkan diri membeli sesuatu ke mini market didekat apartemen Layla tadi.
"Oh iya, tadi saya membelikan sarapan untuk Anda." Rox kembali memutar posisi duduknya, memberikan kantong plastik hitam pada Layla.
Layla yang merasa terganggu dengan bunyi gesekan plastik itu, terpaksa membuka matanya. Dia hanya tidur 2 jam, dan manajer barunya itu sudah mengganggunya. Dengan tajam ditatapnya Rox, ingin sekali rasanya dia memaki pria itu. Tapi dia menahan diri. Jika moodnya sampai jelek pagi ini, maka akan berdampak kacau pada semua pekerjaannya juga.
Dengan kasar Layla merampas kantong plastik itu. Tapi baru dilihatnya isi kantong plastik itu, dia sudah mendesis kesal. Dilemparnya plastik itu begitu saja. Rox dan supir disamping pria itu terlihat terkejut. Rox tidak tahu jika perbuatannya itu sangat salah dimata Layla.
"Apa kau ingin membunuhku?" tanya Layla dengan nada tajam.
"Hah? Saya tidak bermaksud seperti itu. Apa Layla-ssi punya alergi terhadap roti dan susu?" tanya Rox dengan panik. Dia memang belum tahu apa yang Layla suka dan tidak suka. Tapi Rox merasa sepotong roti dan sekotak susu tidak akan membuat seseorang mati atau keracunan. Kecuali Layla memang memiliki alergi pada roti.
"Apa kau tidak tahu jika roti itu mengandung 100 gram karbohidrat? Kau ingin membuatku gemuk?" Layla tampak semakin marah.
"Maaf, saya tidak tahu jika Layla-ssi tidak bisa memakan makanan mengandung karbohidrat." Rox tampak sangat menyesal. Layla mengerang frustasi karena Rox tidak mengerti perkataannya.
"Bukan itu maksudku bodoh! Jika berat badanku bertambah kau pikir apa yang akan dilakukan agensi? Mereka akan menjadwalkan program diet untukku. Itu sama saja kau ingin membunuhku secara berlahan."
"A-apa? Tidak. Saya tidak bermaksud seperti itu. Maaf." Rox semakin panik. Sungguh dia tidak tahu masalah sepotong roti yang Layla katakan mengandung 100 gram karbohidrat akan menjadi masalah yang sangat berat, bahkan berujung kematian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SECRET BOY (Idol VS Manajer)
RomanceRox Kim adalah seorang mantan produser (PD) yang kini menjadi manajer Layla - salah satu member girl band ternama WOW. Rox pikir pekerjaannya akan mudah karena Layla merupakan member yang easy going. Tapi apa yang dipikirkannya tidaklah sesuai denga...