8A

116 22 3
                                    

Annyeong Reader-nim~

Ketemu lagi dengan aku, author yang sering diserang kemalasan ini. Maaf ya.

Oh iya aku mau bilang buat kalian yang mau spoiler, silahkan main ke youtube aku ya. Ada spoiler setiap partnya. Contoh ini part 1 dan sudah ada part 2 juga. Jangan lupa like dan kalau berkenan disubscribe ya reader-nim.

Ok itu aja, happy reading. Jangan lupa VOTE dan KOMENTAR nya.


Setelah selesai makan malam bersama ibu Layla, Rox pun memutuskan pulang. Sejujurnya dia tidak ingin berlama-lama berada diapartemen wanita itu terkhusus ada Nam Gi-Ae. Tidak tahu apa yang akan wanita paruh baya itu akan katakan lagi. Rox bisa-bisa mati muda karena serangan jantung. Mungkin bagi Nam Gi-Ae semua perkataannya tadi adalah wujud kebahagiaan. Tapi tidak bagi Rox. Yang ada Rox akan menemukan jalan nerakanya tidak lama lagi.

Bagaimana tidak? Layla pasti tidak kalah terkejutnya dengan dirinya. Wanita itu pasti akan melampiaskan kemarahannya sebentar lagi. Tapi diluar dugaannya. Sekarang mereka berjalan berdampingan keluar dari gedung apartemen. Layla mengantarnya. Namun wanita itu hanya diam saja tanpa ada teriakan ataupun luapan kemarahan lainnya.

"Aku akan mengembalikan T-shirt yang kuminjam ini." Rox menarik sedikit kain yang menempel ditubuhnya sekarang. T-shirt kedua yang Layla pinjamkan kepadanya. Padahal T-shirt yang kemarin belum dikembalikannya. Rox selalu lupa membawanya.

Reaksi Layla hanya mengangguk saja. Hal itu membuat Rox resah. Padahal dia sudah berusaha untuk mencairkan suasana diantara mereka. Tidak tahu mengapa, Rox merasa jarak menuju lobby gedung itu terasa sangat jauh.

"Dan juga yang kemarin," Rox masih berusaha mengajak bicara wanita yang tiba-tiba menjadi bisu itu. Tapi tetap saja Layla hanya mengangguk.

"Baiklah, aku permisi." Rox pun pamit pergi. Meninggalkan Layla yang masih terdiam didepan pintu lobby, menatap mobil Van-nya yang dibawa pergi oleh Rox. Setelahnya terdengar helaan napas berat dari wanita itu. Ternyata dia berhasil menahan rasa malunya didepan Rox. Syukurlah. Layla pun segera berlari, kembali ke apartemennya.

Diapartemennya, Layla tidak berani sekalipun menatap ibunya. Sedangkan Nam Gi-Ae, wanita paruh baya itu justru menatap beberapa kali putrinya itu sambil mengganti gips tangan Layla yang tadi basah. Tidak ada pembicaraan diantara mereka. Ini kali pertama keduanya merasa canggung. Biasanya Layla akan bermanja-manja pada ibunya itu jika dia pulang ke rumah atau ibunya yang datang ke apartemennya.

"Kau tidak berbuat jahil pada pria tampan itu kan? " Nam Gi-Ae memecah keheningan mereka. Layla pun menanggapi dengan kening mengerut. "Siapa? "

"Siapa lagi jika bukan Rox."

"Dia tidak tampan omma."

"Omma pikir kau harus segera memeriksakan matamu ke rumah sakit kalau begitu."

Layla tidak menanggapi sindiran ibunya itu. Segera dia berdiri, berjalan menuju ke dapur. Gips-nya sudah selesai diganti. Sekarang dia perlu membuat susu agar dia bisa tidur. Tapi Nam Gi-Ae yang ternyata mengikutinya dari belakang langsung berkata, "Omma membuat minuman ginseng untukmu."

Layla pun menoleh pada ibunya itu dengan sebelah alis yang naik. Tapi seolah tidak ingin menjawab, wanita paruh baya itu hanya menunjuk termos kecil di atas meja. Layla pun beralih menatap termos itu. Hingga kemudian dia merasakan kehangatan karena pelukan ibunya dari belakang.

MY SECRET BOY (Idol VS Manajer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang