𝑻𝒂𝒏𝒑𝒂 𝑾𝒂𝒓𝒏𝒂

833 68 5
                                    

Kisah cerita tanpa warna
- Jo JinHo

"JINHO-SSI!!" Pekik seorang wanita dari kubikel nya.

"Yeji-ssi, kecilkan suaramu, kalau Hui-nim mendengarnya kita bisa dalam masalah" Pekik Changgu geram karena ia sangat kesal dengan Yeji yang tak bisa mengecilkan suaranya.

"Biarkan saja ia berteriak, lagi pula kalau ia dimarahi oleh Hui-nim itu bukan urusan kita Changgu-ssi" Jawab JinHo dari kubikelnya sambil menempelkan Sticky notes yang sudah entah Sticky notes keberapa di komputernya.

"Mau sampai kapan kau membuat begitu banyak catatan seperti itu?" tanya Yeji ketika ia telah sampai di kubikel JinHo sambil membawa setumpuk kertas.

"Aku ini buta warna Yeji-ssi, aku hanya bisa melihat warna hitam dan putih, jadi aku akan terus membuat catatan seperti ini" JinHo kembali menempelkan catatan kecil untuk kesekian kalinya dia tepi layar komputernya.

"Hui-nim adalah sahabat yang sangat baik, buktinya ia mau menerima dirimu untuk bekerja disini, padahal jelas-jelas kau itu tidak bisa melihat warna seperti orang lain" Yeji Terkekeh pelan setelah mengucapkan kalimat tersebut.

Changgu tertawa pelan dari balik kubikelnya lalu bangkit dan ikut mengobrol dengan sahabatnya di tempat kerja itu.

"Kalau aku jadi kau, mungkin saja aku sudah jatuh cinta pada Hui-nim, namun sayangnya aku bukan dirimu, dan lagi pula aku sudah memiliki YanAn sebagai kekasihku" Changgu tertawa keras, menurut dirinya dan Yeji itu adalah Jokes yang lumayan lucu, tapi tidak bagi JinHo, ia hanya memasang wajah datarnya seperti biasa.

"Lebih baik kalian pergi ke tempat kalian masing-masing aku masih sibuk, dan masih banyak lagi sticky notes yang harus aku tempel" JinHo mendorong bahu Yeji agar ia menyingkir dan segera kembali ke Kubikelnya.

Sementara Changgu sudah duduk manis lagi di depan Komputernya.

.

Kini JinHo baru pulang dari tempat kerjanya, ia mengecek arloji di tangannya dan ini sudah tengah malam.

Jalan raya sangat sepi, hanya beberapa mobil dan pejalan kaki saja yang melintas disana, JinHo mengeratkan pegangannya pada ujung bajunya, lalu mempercepat tempo ia berjalan.

"Hey manis"

Langkah JinHo terhenti, segerombolan pria mabuk menghadang jalannya, ia berusaha untuk berjalan menjauh namun tangannya dicengkram kuat.

"Mau kemana kau ini manis? Kau belum menghabiskan malammu yang sunyi ini dengan kami" ujar salah satu dari segerombolan pria itu.

"A-aku.. Aku harus pulang, tolong lepask--

Brugh!!

Pria yang mencengkram tangan JinHo jatuh begitu saja.

"Hey! Siapa dia?!" segerombolan pria yang barusan langsung pergi menuju kegelapan setelah melihat temannya tumbang disana.

JinHo yang sudah terlanjur takut langsung berlari pergi menjauh dari tempat itu dan mendekati supermarket yang buka 24 jam.

Ia menarik nafas panjang, masuk kedalam supermarket dan duduk di kursi kasir.

"Pelanggan yang sama rupanya" JinHo menoleh ke arah suara, ya itulah dia, orang yang JinHo cari.

"Hai, Hyojong" Sapa JinHo lalu menyandarkan kepalanya pada rak kosmetik yang berada di belakangnya.

"Kau kenapa? Di kejar gerombolan pria mabuk lagi??" tanya Hyojong langsung pada intinya.

"Iya, tapi kali ini ada pria yang menolongku"

"Siapa dia?"

"Aku tidak tau, aku tidak bisa melihat wajahnya" JinHo tertunduk lemah, ia menahan tetes air mata agar tidak mengalir di pipinya.

"Apa tempat itu Terlalu gelap?" Tanya Hyojong sambil mengelap meja kasir.

Hyojong menopang dagunya, menunggu jawaban keluar dari mulut JinHo, namun bukannya jawaban yang ia dengar, melainkan suara isak tangis JinHo yang malah menyapa indra pendengarannya.

"A-aku, hiks.. Tempat itu.. Sangat gelap"

Hyojong mengerti bagaimana keadaan JinHo, ia segera memeluk Hyung yang lebih pendek darinya itu dan juga mengusap bahunya pelan.

"Aku paham Hyung, aku paham" ujar Hyojong dengan lembut.

Kring-!

Hyojong segera melepaskan pelukannya pada JinHo lalu kembali berdiri di kasir, ia tersenyum lebar memastikan agar pelanggannya merasa terhibur.

Seorang pria dengan wajah lebam masuk kedalam kemudian mengambil sekaleng soda dan membawa ke kasir.

"Hey! Kau anak kecil yang barusan di kejar segerombolan pria mabuk kan?!" katanya setelah iris matanya menangkap pria yang familiar baginya.

"E-eh?! Iya.." JinHo sedikit menunduk, ia baru saja menatap mata pria yang memanggilnya anak kecil, dan Jujur saja, JinHo.. Sedikit terpesona.

"Aku orang yang menolongmu barusan, kenalkan, namaku Yang HongSeok" ia menjulurkan tangannya dari tepi kasir, oh iya! Dan jangan lupakan senyuman manisnya yang ia lemparkan tuk JinHo.

"A-aku.. Namaku Jo JinHo" JinHo dengan cepat menyambar Tangan HongSeok lalu menarik tangannya kembali.

Ia tak paham, kenapa Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya, kemudian JinHo mengangkat dagunya dan menatap HongSeok tepat di matanya.

"Kau manis" Ujar HongSeok.

JinHo tersenyum, hatinya berbunga-bunga, dan.. Ia melihat sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"AKU MELIHAT WARNA!!"

-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#-#

Hi universe!

Cyy balik lagi.. Kali ini bawa cerita tentang JinHongseok, my favorite couple

Jangan lupa vomment, sama apresiasi.

Love you all~

COLOR BLIND : JINHONGSEOK [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang