- hurts -

246 35 4
                                    

- hurts -

Author Pov

JinHo tersenyum, ia melompat kesana dan kemari.

Hari ini JinHo sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, dan ia tak mengabari siapapun termasuk HongSeok.

Sebelum pulang, JinHo menyempatkan diri untuk mampir ke toko kue dan membeli strawberry shortcake, ia ingin berkunjung ke rumah HongSeok dan makan kue bersamanya.

Membayangkan saat JinHo cuddling, menonton kartun, dan memakan kue bersama HongSeok saja sudah membuat JinHo bahagia bukan main.

❝ c o l o r ' s ❞

JinHo mengendap di depan pintu rumah HongSeok yang sangat besar, ia menggeser pintu dengan cat putih tersebut agar terbuka sedikit.

Cinta dan kasih sayang meluap dalam diri JinHo, ia rindu pada HongSeok yang beberapa hari lalu tidak menjenguknya.

Dan, betapa terkejutnya JinHo ketika melihat HongSeok tengah berpelukan dengan mantan istrinya, bahkan posisi mereka yang cukup dekat membuat mereka berdua hampir bercumbu.

"HongSeok-ah" JinHo berjalan ke arah dapur, ia meletakkan kue yang ia bawa secara perlahan.

HongSeok menoleh dan mendapati JinHo yang tengah bersiap untuk menangis.

"JinHo-ya" HongSeok mendorong mantan istrinya lalu berlari mendekat ke arah JinHo.

JinHo membuka tangannya, ia mengisyaratkan HongSeok untuk tetap diam di tempatnya.

"A-aku pergi, maaf mengganggu" JinHo hendak pergi, namun ia kembali lagi saat ia merasa ada sesuatu yang ketinggalan, "aku rasa cincin ini bukan milikku" JinHo meletakkan cincin pemberian HongSeok di atas kotak kue yang ia bawa barusan.

"JinHo-ya tunggu" HongSeok mengejar JinHo yang sudah berlari keluar rumahnya.

HongSeok merutuki kebodohan dirinya, kenapa ia malah pulang kerumah? Kalau saja ia tau kejadiannya akan seperti ini, HongSeok lebih memilih untuk berlama-lama di apartemen JinHo.

"Kenapa HongSeok-ah?" JinHo berhenti, ia menoleh ke HongSeok, hatinya sudah cukup merasakan sakit, ia tak mau kalau harus terus-terusan begini.

JinHo harus menghentikan semua ini.

"Dia--

"Tahan disana" JinHo membuka tangannya, sudah cukup ia mendengar kalimat manis yang akan keluar dari mulut HongSeok, "aku lelah HongSeok-ah, lebih baik kau pulang, aku rasa istrimu sudah menunggu di rumah" JinHo memaksakan sebuah senyum.

"Tidak, aku tidak akan pulang tanpamu" HongSeok bersikeras untuk tetap bertemu JinHo.

Sejujurnya HongSeok rindu JinHo, ia rindu wangi lemon yang menguar dari tubuh JinHo, ia rindu senyum manis JinHo, ia rindu bagaimana JinHo memeluknya dengan erat.

Namun pekerjaan memaksanya untuk tetap berada di tempat.

"Aku tak peduli, pulanglah, kau tak punya urusan lagi denganku" ketus JinHo, sebenarnya JinHo sendiri tak tega mengusir HongSeok seperti ini.

Tapi ia harus.

JinHo memutar tubuhnya kemudian berjalan meninggalkan HongSeok yang tepaku ditempatnya.

"Aku cuma mau Jo JinHo, bukan yang lain"

HongSeok memeluk JinHo dari belakang, ia sudah tak tau lagi harus bagaimana, yang ia tau, HongSeok ingat bagaimana ia harus melindungi JinHo.

❝ c o l o r ' s ❞

"Kamu kenapa?" HongSeok kecil menadahkan tangannya, lagi-lagi ia berharap kalau tangannya akan disambut dengan baik oleh anak kecil yang sedang menangis di hadapannya ini.

"Anak-anak di panti asuhan mem-bully aku, mereka melemparkanku dengan kertas dan mengatai aku" JinHo mengusap air matanya, kepalanya mendadak terasa berat.

JinHo berdiri ia menggunakan tubuh HongSeok sebagai tumpuannya.

"Kamu sakit?" HongSeok menarik tangan JinHo agar ia mengikuti langkah kaki kecilnya menuju bangku taman.

"JinHo tidak tau" JinHo menggosok matanya lalu bersandar pada paha HongSeok, "kepala JinHo pusing" sedetik kemudian JinHo pingsan.

HongSeok hampir berteriak meminta tolong, namun ia segera mengurungkan niatnya.

"JinHo sakit karena HongSeok tidak menemani JinHo" HongSeok mengusap kepala JinHo perlahan, "Kalau begitu, sekarang HongSeok akan menemani sampai JinHo bangun" HongSeok menyandarkan kepalanya di bangku taman.

Ia tertidur, dan satu hal yang ia tau saat ia membuka mata adalah, ia mencium wangi kue.

❝ c o l o r ' s ❞

"Aku.. Dimana?" HongSeok bangkit, dan melihat sekitar, ia kenal betul dengan tempat ini.

Ini adalah apartemen JinHo.

"Akhirnya kau bangun, makanlah" JinHo menyodorkan piring berisi potongan kue coklat.

"Kau yang membuatnya?" HongSeok terlihat menimbang-nimbang, haruskah ia makan kue buatan JinHo? Kue yang ada di tangannya itu terlihat mencurigakan.

"Iya, makan saja, setidaknya perutmu terisi meski hanya dengan sepotong kue" JinHo berjalan ke arah oven dan mengeluarkan loyang kue yang terisi penuh.

HongSeok mencicipi kue buatan JinHo, rasanya tidak buruk, cukup enak.

"Darimana kau tau kalau aku belum makan?" HongSeok mengernyitkan alisnya lalu mengambil sepotong kue lagi untuk dimakan.

"Aku melihat banyak kertas grafik di balkon, aku rasa itu milikmu" JinHo memasukkan loyang kue yang masih berisi adonan, "aku hanya menebaknya, dan ternyata tebakanku benar" JinHo menghampiri HongSeok.

JinHo menempelkan punggung tangannya di kening HongSeok, sepertinya suhu tubuh HongSeok sudah mendekati normal.

"Beristirahatlah sebentar, pasti kau akan segera pulih" JinHo meletakkan secangkir teh jahe di samping HongSeok.

"Maafkan aku" HongSeok bangun, ia menggenggam cangkir teh dan menyesapnya sedikit.

JinHo menoleh, ia sudah tau apa yang akan HongSeok katakan, ia akan mendengarkannya untuk kali ini.

"aku tidak bermaksud untuk menyakiti perasaanmu lagi" HongSeok berjalan mendekat ke arah JinHo, ia mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya, "kau mau memaafkanku lagi kan JinHo-ya?" HongSeok memasang cincin yang baru saja ditinggalkan JinHo di rumahnya.

"Aku akan selalu memaafkanmu HongSeok-ah" Jinho tersenyum, ia sadar kalau ia sudah terlalu terlena dengan yang namanya cinta, ia tak mau melepaskan dan juga dilepaskan.

Tapi kalau itu bersama HongSeok, JinHo takkan mempermasalahkannya.

"Kau masih tunanganku JinHo-ya" HongSeok memeluk JinHo dari belakang, JinHo hanya mengangguk.

Ia masih sibuk memasak kue.

"Biarkan aku mencobanya" HongSeok membuka mulutnya ketika melihat JinHo memotong kue di loyang.

JinHo menyuapi HongSeok dengan sepotong kue.

"Rasanya enak" HongSeok berjalan ke arah balkon, lalu mengambil kertas grafik kerja miliknya.

"Aku tau itu" JinHo mengeluarkan loyang kue yang baru saja matang.

"JinHo-ya" HongSeok menyandarkan kepalanya di tembok balkon.

Kepalanya masih terasa sangat pusing.

"Ada apa HongSeok-ah?" JinHo menghampiri HongSeok lalu duduk di hadapannya.

"Don't leave me alone" HongSeok memeluk JinHo erat kemudian ia menutup matanya.

"Aku takkan membiarkanmu sendiri" JinHo balas memeluk HongSeok.

    ིᮭᬼ ⃡⃝🐼───────────────

© Quincyy, 2020

Hi guys! Cyy balik lagi :)
Maaf kalo chap yang ini gak jelas dan pendek, soalnya kepala Cyy pusing pas lagi ngetik :)

Ok, See ya next chap~

Love Uni's banyak-banyak ❤

COLOR BLIND : JINHONGSEOK [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang