dan Hujan menjadi saksi
Hujan itu turun kembali.
Jatuh seperti biasa di tepi jalan itu.Mungkin juga akan menjadi sejarah,
bahwa ada sepasang insan yang berharap keduanya bisa menjadi rumah.Yang sudah mahir untuk saling mengisi,
tanpa mereka sadari, mereka menjadi kurcaci pada kepercayaan diri masing-masing,
tanpa mereka sadari, mereka telah patah untuk sekali lagi.Wajah sesal,
terpancing keributan.
Di dalam pikiran sendiri.Sekali lagi bumi bersedia menjadi titik tumpu Sang Hujan.
Air hujan itu,
apakah kau juga merasakan sesuatu?
Sungguh,
ini berbeda.
Aku melihatnya, menyapa air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berpisah sebelum waktunya
Teen Fiction( ISTIRAHAT ) (Sementara ini mampir ke lapak satunya aja dulu. Ini masih acak-acakan) Kamu tahu hari ini, hari apa? Aku rasa aku seharusnya tidak perlu terlalu memikirkan ini hari apa. Yang penting kau ada, tersenyum, dan bahagia. - Bima (Berpisah S...