Bab. V - Mading Sekolah

57 10 0
                                    

"Surya, adikmu sudah rapih, nih." panggil wanita paruh baya itu yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

"Bun, bilangin ke Bang Surya dong, kalo main sama teman-temannya jangan sampe lupa jemput aku. Untung aja kemarin aku diajak bareng sama temen,"

"Kalo emang nggak mau jemput aku, bilang gitu dari awal!" sewot Nayla, sambil menyantap sepiring nasi goreng beserta susu putih yang tinggal setengah gelas lagi. Tentunya ia makan dulu, kalau saja nasi goreng dan susunya dibarengi, akan susah jadinya.

Surya datang, memegang handphonenya yang sedang ia pijit-pijit sendiri, bersama earphone yang menggantung di telinganya,

"Ketiduran, Bun, maaf. Hujan juga, kan jadi makin pules." kata Surya dengan santainya.

"Ya, terus kenapa kalau hujan? Abang kan bawa mobil!" ujar Nayla.

"Oh iya. Ya udah, maafin Abang-mu yang ganteng ini, ya, dede abang cantik."

"Hmmm... dasar, cowok!"

"Sudah-sudah," ujar Bunda mereka memotong perdebatan pagi-pagi buta antara kakak beradik.

Bu Frida, atau ibu dari Nayla beserta anak-anaknya yang lain, istri dari Ayahnya Nayla dan saudara kandungnya. Yang kerap disapa Bu Frida atau "Bundanya Naila,"

"Surya, kamu nggak kuliah lagi hari ini?"

"Enggak, Bun. Besok baru masuk lagi. Nggak ada kelas."

"Digondol kucing kali kelasnya." sambar Nayla.

"Ya sudah, nanti jemput adikmu. Jangan sampai telat lagi."

"Iyaa, Bun."

"Kamu sarapan dulu, tuh. Tadi Bunda bikin nasi goreng dibantuin sama Nayla," ujar Bu Frida.

"Nanti aja deh, Bun. Abis antar Nayla aku pulang lagi,"

"Abis itu main ke rumah temen!!!" desis Nayla sambil merengus.

"Heran banget sih, punya Abang nggak betahan banget di rumah aja."

"Abang kan laki-laki, Cantik. Masa di rumah terus." kata Surya.

"Dimakan nanti nasi gorengnya, awas aja ga dimakan!! Nggak ngehargain aku sama Bunda!!" ujar Nayla tak mau tahu.

"Iyaa bawel."

"Ya udah, Bun. Aku berangkat, yaa." pamit Nayla, mereka mencium tangan Bundanya.

"Iya,"

"Surya, bawa mobilnya hati-hati."

"Iyaa, Bun."

Baru saja Nayla berdiri dari kursi meja makan, "Nayla, itu susunya diabisin dulu, tanggung."

"Oh, iya, lupa." langsung Nayla menghabiskan susu yang tinggal setengah gelas itu, dan menyusul Surya yang mungkin sudah sampai di ruang tamu.

"Udah, Bun,"

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam."
"Hati-hati,"

"Iya, Bunda sayang."

Tidak usah nanya tasnya Nayla ada di mana. Sudah ada di dalam mobil.

*****

"Belajar yang bener," kata Surya ke Nayla yang ingin turun dari mobilnya.

"Iya-iyaaa." selonong Nayla.

"Eh, eh, eh... Cium tangan dulu, makasih kek gitu."

"Iya-iya,"
"Makasih abangku yang ganteng," kata Nayla sambil mencium tangannya.

Berpisah sebelum waktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang