Kembali Nekat

8 0 0
                                    

Ada seseorang pernah bilang padaku bahwa perjuangan nggak akan pernah berhenti meski kau telah memilikinya, kemudian aku bertanya padanya, lalu sampai kapan kita akan berjuang? Sampai kau telah benar-benar berada di surga, karena perjuangan bukan hanya tentang mendapatkan yang kita inginkan. Dan setelah itu selesai, berjuang bukan hanya tentang mengejar lalu mati, tapi berjuang adalah bagaimana cara kamu mengejar dan mempertahankan apa yang kamu miliki, aku ingin seperti itu Ra, aku ingin kita berjuang bersama-sama, tapi untuk saat ini nggak apa-apa aku dulu yang berjuang sendirian.

Dan perjuanganku tak hanya sebatas ingin melengkapi kalimat yang ada di buku catatanku, tak hanya ingin sebatas main-main, walau sih kedengarannya mustahil, dan kalian yang sedang membaca catatan ku ini pasti mengira bahwa ceritaku ini rekayasa, jika ini rekayasa dari tuhan, itu iyaa. Tapi jika aku sengaja membuat cerita ini. Maaf, aku tidak mampu membuat cerita yang sungguh indah ini, bahkan jika aku yang membuatnya, aku pasti kebingungan harus mulai dari mana. Bagaimana alurnya?, seperti apa karakter tokoh di dalamnya?, bagaimana konfliknya?

Tapi aku sangat bersyukur karena tuhan telah membuat cerita ini, dan jika seandainya aku tidak bertemu denganmu, jika seadainya aku tak mengenalmu, jika seandainya aku tidak pernah mencintaimu Ra, aku nggak akan pernah menyesal sama sekali, karena bisa menatap langit dan menginjak bumi yang sama saja aku sudah sangat bahagia sekali Ra.

Setelah kubiarkan waktu memerankan peran nya, kenekatan ku kembali menggila, entah setan apa yang membisik di telingaku, tiba-tiba saja aku memiliki niat untu ke rumahmu Ra.

Jadi begini ceritanya

"setelah mengembalikkan tas carrier milik Dani, dan tanpa kuminta dani menunjukan rumahmu kepadaku, mungkin dia tahu darimu yang cerita kalo aku sempet ngikutin kamu tempo hari, akhirnya akupun tahu dimana rumahmu. Hari sabtu aku ke rumahnya Andrian yang saat itu menjemputku saat aku terlantar karena kehabisan bensin saat mengikutimu, aku berniat untuk mengerjakan tugas kimia di rumahnya, saat tengah asyik mengerjakan tugas, dia bertanya padaku Ra"

"Ehh Fik gimana?, lo udah tau rumahnya si Tyara?"

"Udah sihh, tapi tau dari Dani Ndri," jawabku tanpa menatap matanya karena masih sibuk dengan tugasku

"Yaudahh lo ke rumah nya ajaa"

"Mau ngapain Ndri, nggak ahh"

"Yaa lo minta maaf kek, karena udah ngikutin dia kemarin"

"Gue udah minta maaf kok sama dia Ndri, tapi cuma di messenger sih" jelasku

"Yaa minta maaf langsung lah, lo kan cowok, harus gantle dong" jawabnya jengkel sambil melemparku dengan kertas

"Yaudah nanti gue minta maaf deh"

"jangan nanti-nanti, sekarang aja ayoo gue anter" jawabnya sambil menarik tanganku

"Akhirnya kami berdua menuju rumahmu yang jaraknya sangat jauh dari rumahAndrian, apalagi jika di tempuh dari rumahku, di sepanjang jalan aku masih tidak percaya bisa sampai melakukan hal nekat ini, pukul tiga sore akhirnya aku sampai di rumahmu, dan aku nggak langsung ke rumahmu Ra, aku berehat sejenak di masjid yang ada di depan rumahmu Ra, setelahnya akupun ke rumahmu Ra.

Akirnya aku berani untuk ke rumahmu, meski aku sudah tahu apa yang akan aku dengar dari bibirmu, aku tetap tidak akan menyerah ra, aku hanya ingin mencintaimu tanpa berharap di balas, tanpa berharap apapun, aku hanya ingin kamu mengizinkan aku untuk mencintaimu.

Aku mondar-mandir di depan rumahmu kayak setrikaan ra, gara-gara cuma mau mastiin itu kalo aku nggak salah rumah, cuma gara-gara aku takut kalo rumah itu bukan rumah kamu, dengan bisikan setan di telingaku ,akupun kembali melakukan hal nekat bin gila lainnya : ke rumah mu tanpa izin dulu.

"Assalamualaikum"

"Assalamualaikum"

Rumahnya bener ini nggak yaa, apa jangan-jangan aku salah rumah. Ahh masa bodo, coba sekali lagi deh. Gumamku dalam hati

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Dan yang menjawab salam dan keluar rumah bukan kamu Ra, tapi seorang perempuan yang tidak begitu tua dan wajahnya sangat mirip sekali denganmu Ra

"Ada apa yaa mas"

"Saya teman nya Tyara Bu, Tyara nya ada?"

"Ada, sebentar yaa ibu panggilkan Tyara nya"

"Ohh iyaa makasih bu"

Dan ibumu langsung pergi ke dalam, meninggalkan ku yang sedari tadi berdiri mematung tepat di gerbang rumahnya, perempuan itu ternyata adalah ibumu, dan ia meninggalkan ku ke dalam rumah tanpa mempersilahkan aku masuk terlebih dahulu, mungkin terkejut karena kedatanganku, mungkin nggak percaya kalo putri cantiknya bisa berteman denganku. Karena emang saat itu aku berpakaian seperti bukan anak sekolahan pada umumnya, dengan banyak gelang di tangan, rambut gondrong hingga menutupi telinga, celana Jeans yang lututnya sobek, dan hanya memakai kaos hitam polos dengan kemeja luaran berwarna gelap.

Setelah cukup lama berdiri di pintu gerbang akhirnya kamu keluar Ra, yaa ampun kamu cantik banget Ra, emang selalu cantik sih, yaa meskipun pakaian kamu waktu itu sederhana banget, kamu cuma pake celana olahraga sekolah, hoodie polos warna maroon dengan kerudung polos yang senada.

"Ada apa?" tanyamu dengan nada ketus, mungkin kamu masih nggak nyangka kenapa aku bisa datang ke rumahmu

"Cuma pengen ketemu Ra"

"ini sih, udahkan?"

"mau sekalian minta maaf sih Ra"

"minta maaf soal?"

"Soal kemaren yang aku ngikutin kamu"

"Ohh iyaa aku maafin kok, tapi aku nggak mau di ikutin lagi yaa, kesini sama siapa?"

"Sama temen Ra"

"Ohh mau masuk nggak?"

"Nggak deh Ra, aku cuma mau ketemu sama kamu doang kok Ra, cuma mau minta maaf soal kemaren itu doang"

Sebenernya aku pengen banget masuk Ra, pengen lebih lama lagi ngobrol sama kamu, pengen banget Ra, tapi aku nggak bisa masuk dengan pakaian yang kayak gini ibumu pasti nggak suka, gumamku dalam hati

"Yaudah aku masuk dulu yaa" dengan raut wajah yang tak berubah sejak keluar tadi

Akupun pulang dengan perasaan sedikit perasaan lega, meski agak sedikit menyesal karena nggak bisa lama ngobrol denganmu. Sesampainya di rumah tiba-tiba ada pesan messenger yang masuk ke ponselku, dan namanya adalah Sigit

Bro jadi gini , gue cuma mau bilang udah deh jangan gangguin si Ara lagi

Kalo terjadi apa-apa sama si Ara, gue bakalan ikut campur

CATATAN PERJUANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang