Aku Kembali

5 0 0
                                    

Menjadi tidak pernah yang akhirnya tetap punah, pada kisah yang sebenarnya memang tidak pernah ada, pada rasa yang seharusnya juga tidak pernah ada, mungkin selama ini aku yang salah Ra, aku terlalu berlebihan berharap, aku terlalu percaya bahwa perlahan kamu juga akan memiliki rasa yang sama, bahkan aku terlalu memaksakan hal yang seharusnya ku biarkan, aku terlalu mengejar hal yang seharusnya ku tinggalkan, dan aku tidak mau menyalahkan mu akan hal itu Ra, itu hak mu, aku tidak bisa memaksakan juga tidak bisa merasakan, mungkin yang selama ini kamu rasakan adalah hal yang paling tidak menyenangkan dalam hidupmu, datangnya seorang laki-laki ke rumahmu yang baru kamu kenal beberapa hari. Bagi sebagian perempuan, hal tersebut mungkin menjadi kejutan tersendiri, tapi tidak dengan mu.

Tapi aku selalu saja tidak bisa, tidak bisa untuk tidak mencintaimu, entah kenapa aku rasa kamulah satu-satunya manusia yang pantas untuk aku perjuangkan, meski orang yang aku perjuangkan sama sekali tak mau di perjuangkan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk kembali Ra, aku memutuskan terus mengejarmu, aku memutuskan untuk terus mencintaimu, aku memutuskan untuk menunggu mu entah sampai kapanpun itu. Aku kembali.

Sudah cukup lama mungkin, setelah kamu mengatakan kata-kata yang cukup menyakitkan itu, aku membiarkan buku catatan ini berdebu di meja belajar, dan hari ini aku memutuskan untuk mulai menulis catatan perjuangan ku kembali.

***

Rintik hujan cukup deras di hari senin itu, sialnya waktu itu ban motor mu bocor kan Ra? Aku tahu itu dari teman sekelas mu, dan aku sangat khawatir sekali denganmu, hujan semakin deras, dan sebentar lagi bel berbunyi tanda jam pelajaran pertama di mulai.

Dan aku memutuskan untuk menjemput mu, diam-diam aku keluar gerbang sekolah tanpa sepengetahuan pak Rasdo; satpam sekolah kita Ra, setelah mengambil motor di parkiran, aku langsung menyusuri jalan arah menuju rumahmu, dan benar saja, setelah beberapa kilo meter menyusuri jalan, kau sedang mendorong motor di tengah derasnya hujan.

Aku bingung bagaimana cara membantumu, jika aku langsung menawarkan bantuan padamu, pasti langsung di tolak. Kebetulan ada dua orang pemuda yang lewat, aku langsung meminta tolong pada mereka.

"Mas...mas" teriaku pada mereka berdua yang setengah lari menghindari hujan

"Iyaa ada apa Mas" jawab salah satu dari pemuda itu.

"Mas saya boleh minta tolong nggak?"

"Minta tolong apa mas" pemuda satunya lagi gantian menjawab

"Saya minta tolong sama mas berdua buat bantuin cewek itu" jelasku sambil menunjuk ke arah mu yang sedang mendorong motor "bisa kan mas?"

"Ohh bisa-bisa mas, tapi bantuin gimana"

"Oke gini, mas berdua pake motor saya, terus si emas yang pake kemeja anterin dia ke sekolah, terus mas yang pake topi bawa motornya dia ke bengkel" jelasku pada mereka berdua

"Kalo si mbak nya nggak percaya gimana mas?"

"Bilang aja mas berdua suruhan nya Sinta gituu, sahabat nya dia"

"Ohh oke siap mas" jawab pemuda yang pake kemeja itu

"Oke, nanti saya tungguin sama si mas yang pake topi  di bengkel depan yaa" teriak ku pada mereka berdua.

***

"Makasih yaa mas, ini buat ngopi" ucapku sambil memberikan uang kepada mereka berdua

"Sama-sama mas, kalo gitu kita pamit" jawab salah satu pemuda itu

"Ohh iya silahkan" jawabku

"Bang, dua motor ini tolong masukin yaa" kataku pada abang-abang parkir di depan sekolah

"Lah, nih satu lagi motor siapa lu tong" tanya si abang parkir kebingungan

"Ini motor temen saya bang, namanya Tyara Yuliantika, dia sering parkir disini juga, terus kuncinya saya kasihin ke abang, nanti kalo orangnya nanyain nanti abang kasihin aja ke dia" jelasku

"Ohh oke-oke siap" jawab si abang parkir menyanggupinya

Setelah dari parkiran, aku bergegas untuk langsung masuk ke sekolah Ra, tapi saat tiba di depan gerbang, ada Pak Tarmat yang sedang mengobrol dengan Pak Rasdo, awalnya aku tidak di izinkan masuk oleh mereka berdua Ra, tapi setelah menjelaskan alasan kenapa aku bisa telat, akhirnya mereka mengizinkan aku masuk, tapi dengan syarat, aku harus membersihkan masjid sepulang sekolah nanti

"Tidak apa-apa aku harus membersihkan masjid, yang terpenting kamu tetap baik-baik saja Ra"

Ku tulis cerita ini setelah apa yang terjadi hari itu, aku selalu ada untuk mu tanpa kamu tahu, dan aku akan selalu tetap seperti itu.

Mencintai dalam diam ternyata semenyenangkan ini yaa

CATATAN PERJUANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang