18 🏈 Hasil Pemeriksaan

6.2K 756 63
                                    

NB : yang suka pelajaran biologi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NB : yang suka pelajaran biologi....hari ini kelas kita tentang itu ya 😊😊 jadi jangan ada yang merasa bahasannya sedikit jorok dan mengarah, bukan.

🍒🍒

DECIT pintu itu kembali terdengar. Getaran bed disebelah Nuha menandakan bahwa Hauzan telah kembali berbaring di sebelahnya kembali. Pagi buta, diantara sujud suami yang tidak bisa ditunaikan olehnya karena siklus yang mengharuskannya untuk beristirahat.

Bau harum yang kini menjadi candu untuk hidungnya kala mata kembali terbuka. Entahlah, menyesap bau tubuh suami yang berbaring di sampingnya seolah memberikan infus semangat untuk memulai harinya yang semakin sempurna dengan memiliki Hauzan.

Seorang dokter yang kini nyaris menghabiskan banyak waktunya untuk mengelola peternakan bersama ayahnya. Hanya beberapa kali ada tetangga Ainuha yang meminta pertolongan kepada Hauzan saat mereka sedang sakit.

Ternyata menikmati rutinitas dimana bukan menjadi possion kita memang butuh adaptasi. Tapi bukan berarti tidak bisa melakukan dengan baik.

Hauzan memang tidak sepenuhnya berhenti dari aktivitasnya sebagai dokter. Meski dia tidak lagi bekerja di sebuah instansi kesehatan milik pemerintah ataupun swasta. Terkadang dia masih juga melakukan urgent praktek di rumah jika benar-benar dibutuhkan. Masalahnya sampai saat inipun Hauzan belum mendapatkan SIP untuk bisa membuka praktek sendiri di rumah ayah mertuanya.

"Belum keluar izinnya Mas?" tanya Rahadi. Semenjak Rahadi menyebutnya dengan embel-embel Mas kepada Hauzan, tentu untuk Ainuha. Hauzan semakin merasa diorangkan dengan keluarga istrinya.

"Belum Yah. Biasanya tidak selama ini apalagi kan Zan sudah terdaftar sebagai internis dan juga anggota IDI." Jawab Hauzan dengan sopan. Sebenarnya memang sangat sayang jika ilmu kedokterannya tidak dipakai namun untuk membuka tempat praktek sendiri butuh SIP supaya tidak melanggar kode etik kedokteran.

"Ya sudah sabar dulu, siapa tahu memang Allah meminta kamu menolong tetangga-tetangga dulu tanpa harus meminta imbalan." Kata Rahadi kemudian.

"Iya Yah, tapi kan akhirnya mereka harus menebus obat lewat apotik. Biasanya kalau dokter yang praktek di desa seperti ini selalu menyediakan obat dasar."

"Ya nggak apa-apa. Namanya juga menolong ya semampu kita. Kamu tadi sudah sarapan?"

"Sudah Yah, rencananya hari ini Ai dan Zan akan test ke dokter kandungan yang Zan ceritakan kemarin." Kata Hauzan sebelum Nuha menghampiri mereka dan bersiap untuk pergi ke tempat praktek dr. Risyad Hubeishy

"Kami berangkat dulu ya Yah, doakan semuanya berjalan lancar dan baik." Pamit Ainuha sebelum dia dan Hauzan keluar untuk memeriksakan diri ke klinik kandungan.

"Yang terbaik untuk kalian, jangan jadikan ini sebagai beban. Apapun hasilnya serahkan kepada Allah. Ayah tetap bahagia dengan apapun hasilnya nanti." Tidak banyak yang diucapkan Rahadi namun cukup untuk menyentuh hati keduanya. Andai saja itu keluar bukan hanya dari bibir Rahadi tetapi juga bibir Agus Rahman.

SEPASANG SEPATU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang