20 🏈 Selamanya Cinta

6.4K 769 46
                                    

🍒🍒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍒🍒

MENURUT, selama itu tidak membahayakan dan melenceng jauh dari ajaran agama tidak menjadi masalah. Bahkan mungkin suatu keharusan jika orang tua kita yang memintanya.

Tidak pernah kita sangka, bahkan mungkin jauh dari angan kita. Mendapati orang tua yang seolah enggan untuk mengalah meski sudah jelas tahu telah ada bukti yang mendukung atas apa yang telah disampaikan putra-putri mereka.

Pagi ini, Hauzan dan Ainuha bersiap kembali. Kali ini lengkap bersama Papa Agus dan juga Mama Rien yang mengantarkan mereka serta.

Rumah sakit Ibu dan anak yang memiliki laborat fertilitas. Entah milik siapa namun yang Hauzan tahu bahwa ini dilakukan sebagai pembanding dan juga alternate saran apa yang diberikan dari dokter untuk dirinya.

Mulai dari screening ulang, USG, bahkan hingga test sperma milik Hauzan semua dilakukan komplit tanpa satupun yang tersisa. Hasilnya?

Wajah Agus Rahman mulai memerah saat semua dokter yang menjalankan tugas mereka mengatakan hal yang sama seperti yang diberitahukan oleh Hauzan. Ainuha tidak ada masalah sementara memang Hauzan yang membutuhkan terapi penanganan khusus secara medis.

"Apa mungkin itu tidak tertukar dengan milik orang lain Dok? tidak mungkin anak saya mandul." Ucap Agus Rahman dengan keras.

"Maaf Bapak, tolong bisa dipelankan suaranya?" kata dokter kepada Agus Rahman. Papa Hauzan ini memang seolah tidak pernah sekolah hingga dia terlupa bagaimana harus menjaga sopan santunnya.

"Maafkan papa kami Dok, silakan dilanjutkan untuk semuanya. Kami siap mendengarkan kemungkinan terburuknya." Jawab Hauzan meminta dokter itu segera membacakan bagaimana hasil lab dan apa yang harus Hauzan lakukan setelahnya.

"Tidak ada yang mengatakan mandul, saya sebagai dokter juga tidak berkata seperti itu. Tuan Hauzan ini mengalami sakit tapi bukan mandul. Masih bisa diobati namun memang harus butuh kesabaran, telaten dan juga disiplin."

"Lalu Dok, dengan istrinya. Dulu pernah seorang dokter mengatakan bahwa dia akan kesulitan memperoleh keturunan setelah kecelakaan yang menimpanya." Kata Agus Rahman seolah meminta pertanggungjawaban dokter untuk memberikan jawaban yang bisa memuaskan hatinya.

"Astaghfirullah Papa. Bisa tidak kalau bicara tidak harus ngegas seperti itu." Kembali suara Hauzan mengingatkan papanya. Sementara mama Rien memilih diam dengan memeluk punggung Ainuha dengan tangan kanannya.

"Maksudnya bagaimana Nyonya Hauzan?" tanya dokter itu memastikan pernyataan Agus Rahman kepada Ainuha.

Ainuha terlihat menarik nafasnya dalam-dalam. Mengingat kembali memori kelam yang sesungguhnya ingin sekali dia lupakan karena peristiwa itu juga yang akhirnya dia kehilangan seorang Ibu yang sangat Nuha cintai. Peristiwa yang begitu memilukan hanya sekedar untuk diingat meski sudah belasan tahun berlalu.

"Sewaktu saya SMP dulu, saya mengalami kecelakaan dokter. Pada waktu itu memang dilakukan operasi yang sepertinya berkaitan dengan organ dalam dan rahim saya. Hingga dokter tersebut mengatakan bahwa saya akan mengalami kesulitan memperoleh keturunan dengan kondisi seperti itu." Jawab Ainuha lirih. Meskipun lancar mengucapkannya namun dengan suara bergetar. Dan mama Rien tahu bahwa itu sulit untuk diucapkan Ainuha tapi harus untuk meluruskan semuanya.

SEPASANG SEPATU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang