🌴Happy Reading🌴
Jika bukan karena ada kuis, Lisa sangat enggan untuk datang ke kampus. Siang hari ini begitu menyengat. Keadaan Lisa juga sedang tidak baik-baik saja. Matanya bengkak karena menangis tanpa henti kemarin. Dan hal tersebut mengakibatkan kepala gadis itu pening setengah mati. Benar-benar terasa berat sekali untuk sekadar membawa tubuhnya, seperti akan pecah.
Lisa memijat pelan pelipisnya. Sesekali ia juga mengaduh kesakitan, karena rasa nyeri saat kepalanya berdenyut. Gadis itu memutuskan untuk duduk sebentar di kursi koridor. Ia tak mau memaksakan. Hal tersebut hanya akan membuatnya limbung dan jatuh pingsan.
Satu tangan lainnya Lisa gunakan untuk mencengkram kuat ujung kemejanya. Lisa harap, rasa sakitnya akan berkurang. Namun nihil, itu malah semakin bertambah.
Lisa merintih kecil. Luka yang ditorehkan ke hatinya benar-benar tak terkira. Bahkan sampai menyakiti seluruh bagian tubuhnya. Kalau tahu akan jadi separah ini, kemarin Lisa pasti akan memilih untuk tidak menangis. Walaupun sesak, ia akan tetap menahannya.
Dan entah mengapa, setiap ada orang yang melewatinya, mereka menatap Lia dengan sinis. Jujur, dari lima ribu alasan Lisa ingin mengakhiri hubungannya dengan Sehun, salah satunya adalah ini. Bukankah sejak awal sudah kutekankan kalau Lisa benci sekali menjadi pusat perhatian? Ia tak pernah merasa sepopuler ini sebelumnya.
Lisa bingung, apa ia punya salah terhadap mereka, sampai-sampai dipandang dengan cara seperti itu? Lisa tak ingin peduli sebenarnya. Tapi tak bisa. Karena kali ini bukan hanya beberapa orang saja, melainkan semuanya.
Tiba-tiba, terlintas di benak Lisa, tentang apa yang Sehun katakan kemarin.
"Baiklah, kita berakhir. Tapi ingat, aku tetap akan membuatmu hancur! Tunggu saja permainanku. Aku takkan membiarkanmu bebas dengan mudah."
DEG
Apa ada kaitannya? Apa ini semua karena ulah Sehun? Apa yang Sehun perbuat? batin Lisa bertanya-tanya.
Gadis itu lantas menggigiti jari telunjuknya. Tidak tahu bagaimana, seketika ia langsung merasa gugup.
"Jung Lisa, aku sudah memperingatimu. Jadi, nikmati saja permainannya."
Lisa mendongak sedikit. Manik matanya sontak membola, kala melihat presensi Sehun yang ada di hadapannya.
"Apa maksudmu, Sehun-ssi?" tanya Lisa seraya bangkit berdiri.
"Masuk saja ke kelasmu. Dan kau akan paham nanti. Aku pergi dulu. Selamat menikmati!"
Mengabaikan semua rasa sakitnya, Lisa pun langsung berlari menuju ke kelas. Feeling-nya tidak enak. Jantung gadis itu berdebar kencang secara tiba-tiba.
Sesampainya di tujuan, ia membuka pintu perlahan. Baru memasuki ruangan, atensi seluruh orang di sana langsung teralih ke arahnya. Mereka menatap Lisa tak jauh berbeda dari orang-orang di koridor tadi.
Karena bingung, Lisa menghampiri tempat Jennie, Jisoo, dan Chaeyoung duduk. "Jen---"
PLAK
Pipi sang gadis Jung memanas. Wajahnya terdorong ke arah samping akibat kencangnya tamparan itu. Lisa kembali menatap Jennie dengan penuh tanya. Ia mengernyit tidak mengerti situasi apa yang sebenarnya terjadi.
"Jen, why?" Lisa melirih sambil menyentuh pipinya.
Jennie melipat tangannya di depan dada. Ia tersenyum miring. "Kau bertanya kenapa? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu?" ujarnya yang semakin membuat Lisa heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Storm || Hunlice ✓
Fanfiction"Aku hanya ingin kembali pada badai musim panas saat itu---saat kau menyatakan cinta padaku." ~ Jung Lisa "Tapi aku, hanya ingin kau pergi." ~ Oh Sehun