🌴Happy Reading🌴
Lisa baru saja menyelesaikan kelasnya. Entah mengapa, setelah keributan kemarin, sehari terasa begitu lama. Seperti ditambah berjam-jam dari biasanya.
Lisa kini tidak bermain lagi dengan Jisoo, Jennie, dan Chaeyoung. Mereka memusuhi Lisa. Jelas. Untuk saat ini, Lisa hanya bisa pasrah. Berusaha tak peduli dan tidak memikirkan pandangan orang lain yang menjauhinya. Tak apa kemana-mana sendiri. Pasti ia akan terbiasa nanti.
Lisa menyeruput minumannya. Ya, ia sedang berada di cafetaria kampus sekarang. Gadis itu merenung. Semuanya terasa amat berbeda dan asing. Tak ada lagi Jennie yang galak, Jisoo yang dewasa, Chaeyoung yang cerewet, serta tawa canda mereka bersama. Tapi Lisa bersyukur, tiga sahabatnya itu nampak tetap hidup dengan baik.
Lisa menghembuskan napasnya. Ternyata tanpa kehadiran Jisoo, Jennie, dan Chaeyoung, suasana benar-benar membosankan. Ia suntuk. Lantas, gadis cantik itu mengedarkan mata. Sampai akhirnya, ia terpaku pada satu titik.
Di sana, lima meja berjarak dari Lisa, ia melihat Sehun sedang bersama seorang mahasiswi.
Kim Sejeong, dari fakultas kedokteran.
Lisa tersenyum kecut serta tertawa miris. Jadi, Sejeong itu yang Sehun maksud? Heh, kalau iya, maka Lisa tahu dia. Lisa mengenalnya.
Dia adalah anak temannya Jessica. Tak jarang Lisa dibanding-bandingkan dengan gadis tersebut. Bahkan sampai berujung pada kekerasan dari Jessica. Lisa menggeleng tak percaya. Ternyata dunia sesempit itu.
"Kata Ibu, dia sangat pintar." Lisa kembali memandang dua insan yang sedang makan bersama di seberang sana. "Rupanya, dia juga sangat cantik."
Mereka terlihat bahagia sekali. Tertawa bersama, serta saling bermesraan satu sama lain. Lisa iri. Sejak dulu, dan bahkan sampai ia mati pun, mungkin takkan ada yang melakukan hal tersebut padanya, lagi.
"Ibu bilang, Sejeong itu baik. Dia sopan, penurut, anggun. Sehun tidak salah memilihnya. Pantas saja ia meninggalkanku. Aku benar-benar buruk, bukan?"
Anggaplah Lisa gila karena ia berbicara sendiri. Tidak masalah, Lisa juga berpikir demikian. Cepat atau lambat, kewarasannya pasti akan menghilang sedikit demi sedikit.
Tiba-tiba, memorinya terlempar kembali pada percakapannya dengan Sehun kemarin. Lisa mengusap wajahnya kasar, kemudian bertumpu siku. Ia tak menyangka jalan hidupnya begitu rumit.
"Itu semua karena ibumu."
"Ibuku? Memangnya apa yang ibuku lakukan?" tanya Lisa tak mengerti.
"Dia iblis! Aku tidak akan pernah memaafkan kejahatannya!"
Mendengar itu, sontak mata Lisa membola. Ia tak terima ibunya dicaci-maki seperti tadi. Lantas, Lisa menatap tajam Sehun. "Dia bukan iblis! Kaulah iblis sebenarnya! Kenapa kau mengatakan hal tersebut?!"
Pemuda yang bernama lengkap Oh Sehun itu berdecih. "Cih, berhenti membela ibumu. Aku tidak habis pikir bagaimana orang sekejam ibumu bisa melahirkan anak yang lemah dan sok lugu sepertimu."
Lisa semakin dibuat bingung oleh Sehun. "Apa maksudmu, Sehun-ssi? Kau memiliki dendam pada ibuku?" tanyanya setelah berusaha menangkap makna tersirat dari ucapan Sehun.
"Ya! Akhirnya kau paham kata-kataku."
"Tapi... Kenapa?"
"Kau masih bertanya kenapa? Ibumu, Jessica Jung, dialah orang yang menjadi penyebab kematian ibuku!" Sehun memekik keras. Rasa menyesakkan timbul di dadanya kala ia kembali mengingat masa lalu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Storm || Hunlice ✓
Fanfiction"Aku hanya ingin kembali pada badai musim panas saat itu---saat kau menyatakan cinta padaku." ~ Jung Lisa "Tapi aku, hanya ingin kau pergi." ~ Oh Sehun