10. Heard You Sleep Better Tonight

998 89 5
                                    





















🌴Happy Reading🌴

















Mungkin benar, hampir semua orang yang Lisa kenal memperlakukannya dengan buruk. Tapi sekejam apa pun mereka, Lisa takkan membencinya. Lisa tidak akan pernah bisa membenci orang-orang itu. Hanya satu yang ia benci...

... Yaitu, dirinya sendiri.

Sekasar-kasarnya Jessica pada Lisa, Lisa akan tetap menyayangi dan menganggap wanita tersebut sebagai ibunya. Sejahat-jahatnya Jisoo, Jennie, Chaeyoung sekarang, Lisa akan terus memandang mereka sebagai sahabat terbaik yang pernah ada. Dan, sebiadab-biadabnya Sehun, Lisa akan selalu mencintai pemuda itu.

Katakanlah Lisa terlalu baik. Tetapi nyatanya, ia tidak. Ia hanya baik pada orang lain, namun begitu keji pada dirinya sendiri.

Lisa bukan gadis kebanyakan yang menangis jika terluka kecil. Justru untuk Lisa, luka tersebut malah akan bertambah. Entah ia, atau sang ibu yang memberikannya.

Lisa ingin sekali menjadi seperti orang lain. Bukankah seharusnya mereka sama? Tapi mengapa hidup membuatnya terlihat berbeda? Orang-orang di luar sana sangatlah dicintai. Sedangkan dirinya?

"Cih!"

Gadis itu menghentikan aktivitasnya. Tadi ia sedang menulis, sekadar curahan hati dan kejadian-kejadian yang ia alami. Menurut beberapa orang, hal tersebut cukup ampuh merilekskan pikiran. Bagaikan bercerita, namun hanya kepada buku.

Tidak masalah. Hanya itu yang ia miliki saat ini. Lisa benar-benar berharap, ia akan mendapatkan kebahagiaannya kelak. Bukankah dunia selalu berputar?

Anggap saja begitu. Walau Lisa sudah lelah untuk percaya. Lagi dan lagi, ia dihancurkan dengan satu kata itu.

Lisa membuang napas. Ia menutup buku bersampul putih tersebut, dan meletakkan kembali pulpennya ke tempat semula.

Lisa lantas bangkit. Ia melangkah ke balkon kamarnya. Gadis cantik itu bertumpu pada pegangan di sana. Ia menghirup udara malam yang benar-benar menenangkan.

Kemudian, ia mendongak. Menyaksikan ribuan bintang yang bersinar terang. Lisa tersenyum. Ia teramat-sangat menyukai benda langit tersebut.

Untuk beberapa saat, Lisa hanya terdiam. Menikmati keindahan malam yang takkan pernah bisa tergantikan oleh siang. Bulan dan bintang, jauh lebih indah dari matahari, begitulah menurut Lisa.

"Aku tidak mempunyai siapa pun. Tidak ada yang dapat kujadikan tempat berkeluh kesah. So... Bisakah aku melakukannya, denganmu?" Gadis itu memulai percakapan, seolah bintang-bintang sedang mendengarkannya saat ini. "Kalian cantik sekali. Aku iri."

Lisa terkekeh kecil. "Kalian terus bersinar. Apa kalian tidak lelah?" tanyanya sambil terus menatap ke atas. "Tak apa. Teruslah seperti itu. Aku sangat berterima kasih, karena kalian menemaniku malam ini. Kalian, membuatku merasa tak kesepian lagi."

Senyum manis masih setia terpatri di wajah Lisa. Hatinya menghangat di udara yang cukup dingin. "Apa kalian tahu? Aku ingin sekali menjadi seperti kalian. Kalian nampak seperti... Tidak memiliki beban." Gadis itu terus melanjutkan celotehannya. "Bagaimana bisa seperti itu? Tolong ajari aku."

Tiba-tiba, Lisa menjadi lesu. Ia menunduk, dengan senyum yang sudah memudar. Lisa menghela napas berat. "Kata nenekku dulu, orang yang pergi, akan menjadi bintang di atas sana. Apakah itu benar? Apa di langit sangat menyenangkan?"

Summer Storm || Hunlice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang