7. Will It Be Able To Go Back?

772 78 3
                                    



















🌴Happy Reading🌴



















"Baiklah. Apa yang ingin kau bicarakan?"

Sudut bibir Lisa tertarik lebar. Walaupun masih terasa sedikit perih karena bekas tamparan Jennie, Jisoo, dan Chaeyoung. Namun tak bisa ditahan lagi, gadis itu senang bukan main. "Bisakah kau ikut ke rumahku dulu, Sehun-ssi? Kita bicara di sana saja. Bajuku sudah basah kuyup."

"Tidak mau! Itu hanya membuang waktu. Di sini, atau tidak sama sekali?" ucap Sehun mutlak. Ia melirik jamnya, dan sekarang sudah sangat sore. Sebentar lagi pasti akan gelap.

Mata Lisa terbelalak. Cepat-cepat ia langsung berpikir. Sebenarnya Lisa tak masalah untuk bicara dimana saja. Tapi ada satu hal yang sedang ia takuti saat ini. Lantas Lisa menggigiti jari telunjuknya, merasa bingung.

"Jika kau terus berpikir, maka kau akan semakin basah kuyup."

Lisa tersentak. Gadis itu menggaruk kepalanya gelisah. "Sehun-ssi, kumohon. Apa kau benar-benar tak bisa ke rumahku dulu? Aku---"

"Kau ini banyak omong sekali, ya. Aku memberikanmu kesempatan. Tapi kau malah meminta lebih," sela Sehun yang kemudian menghela napas gusar.

Sumpah, Lisa ingin menangis saja rasanya. Kenapa, sih, Sehun tidak mengerti? pikirnya.

"Cepat katakan! Kau benar-benar membuang waktuku. Kau lamban dalam segala hal!"

Sontak Lisa mendongak dan menatap penuh ke arah Sehun. Seharusnya Lisa memang tidak perlu terkejut. Tapi, ya, bagaimana lagi? Ia tidak mempersiapkan hati untuk hal-hal sejenis ini. Lisa melupakan poin tersebut.

"Terserah apa katamu, Sehun-ssi. Aku tidak peduli. Tapi, apa tidak bisakah kau mengerti? Kau harus menjaga ucapanmu lain kali. Setiap orang memiliki hati yang berbeda. Tidak semua bisa menerima dan menganggapnya sebagai angin lalu."

Senyum pemuda itu lantas tersungging angkuh. "Aku menyuruhmu untuk bicara apa yang ingin kau katakan tadi, bukan untuk berceramah," katanya. "Aku harus pulang. Ini hampir malam. Kenapa sejak tadi kau belum memulai, bahkan sekadar satu kata pun?"

Lisa menetralkan emosinya. "O-okay, mari bicara!"

Sekuat apa pun Lisa mencoba untuk tenang, ia takkan pernah bisa. Karena diperintah atau tidak, hal yang ia takutkan tetap saja berada dalam pikirannya.

Gadis itu menghela napas panjang. "Apa yang harus aku lakukan, Sehun-ssi? Apa yang harus aku lakukan agar keadaannya bisa kembali seperti semula?" Pada akhirnya ia memaksakan diri untuk berucap di sini. Lisa mengenyahkan lebih dulu rasa takutnya, walau tidak seratus persen berhasil.

Sehun terkekeh sinis. "Tidak ada yang perlu kau lakukan. Kau hanya perlu diam dan nikmati alurnya."

Lisa mendesah kecewa. Bukan pada Sehun, tetapi dirinya sendiri. "Apa benar-benar tidak ada? Aku... Aku bersumpah akan menuruti apa pun maumu. Aku tidak ingin hubungan persahabatanku rusak. Aku tidak tega melihat mereka harus menderita seperti ini karena aibnya tersebar."

Sehun nampak acuh. Jujur saja, sebenarnya ia sangat masa bodoh dengan semua itu.

"Sehun, aku sedang serius! Bisa, tidak, kau juga serius, huh?!" tanya Lisa tak habis pikir. "Apa kau ini manusia? Kau benar-benar tak punya hati nurani."

Sehun hanya berdecak mendengarnya. "Ck, lantas kau ingin aku bereaksi seperti apa? Aku, kan, sudah bilang, kau cukup diam dan nikmati saja alurnya."

Summer Storm || Hunlice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang