Duduk disebuah lambaian pohon yang pernah kita singgahi bersama
Melihat indahnya sang rembulan tanpa hiasan bintang disana
Awan menari nari yang tak pasti menunggu kedatangannya
Akankah kau kan kembali seperti sediakala?
Perasaan tak pasti menoreh gerimisnya air berjatuh dari mata yang tak sempat terbendung
Membasahi pipi tak pernah lagi kau usap seperti dahulu
Mencoba menyakinkan segalanya bahwa ini tak mungkin kembali
Semakin lama disana kilat menerka
Sayup sayup mata ingin tertidur
Air hujan dari langit membasahi segalanya
Lihatlah bintang itu berjatuhan bersama hujan
Mengadilinya yang tak pernah kembali
Apa kita dipertemukan hanya sebatas kenal dan ucap salam?
Sungguh miris
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan dibaca.
Şiir"Suara berbising-bising keramaian terasing rangkaian otak pusing seakan menolak biang using"-04pusing terbayarkan Terbitlah untaian aksara ini dari hidupku didunia. Menulis bukanlah bakatku, ini hanya sebuah kata yang tak pernah ku ungkapkan lewat s...