ALYA & RENO [END]

2|Siapa dia?

Kringgg... Bel istirahat berbunyi

"Alya, mau ke kantin bersamaku?" Ajak seorang gadis sembari menepuk pelan bahuku.
"Ah, tentu saja... Eumm namamu siapa?" Tanyaku
"Namaku Rena" jawabnya sambil tersenyum. "Ah, sebaiknya kita segera ke kantin, agar tidak kehabisan tempat duduk." Ajaknya dengan semangat.
Kami pun pergi menuju kantin sambil mengobrol bersama.

-Di kantin-

"Rena, kamu mau pesan apa? Biar aku ambilkan" tanya Alya.
"Samakan saja denganmu, aku ke toilet sebentar ya!" Kata Rena
"baiklah"
Aku pun segera memesan 2 mangkuk bakso.

Setelah itu, aku pun membayarnya dan mengangkat 2 mangkuk bakso tersebut menuju mejaku dan Rena.
Tetapi...

Brukkk...
Aku tidak sengaja menabrak siswi lain saking ramainya kantin tersebut. Aku terjatuh dan baksoku tumpah. Untungnya itu mangkuk plastik.
"Hey kalau jalan lihat lihat dong!" Bentak 2 sahabat yang kutabrak.
"Ah.. maaf, aku tidak sengaja " aku meminta maaf pada mereka.
Ya, 2 sahabat itu adalah Nana dan Sarah. Rena sempat menceritakan padaku tentang mereka berdua, mereka terkenal dengan sikapnya yang angkuh dan sombong.

Kedua sahabat itu belum puas walaupun aku sudah minta maaf. Nana lalu mengambil mangkuk baksoku yang masih tersisa lalu menumpahkannya ke seragamku.
"Akhh panass" aku terkejut.
"Haha rasain tuh, siapa suruh mengganggu kami" kata Sarah.

Akibat kegaduhan tersebut kami menjadi tontonan semua murid di kantin. Aku merasa sangat sedih, tidak kusangka hari pertamaku di sekolah baru begitu kacau. Hingga...

"Hey, sudah sudah! Kalian keterlaluan!" Seorang siswa berjalan menuju kami sambil menegur Sarah dan Nana.
"Kalian tidak boleh begitu padanya walaupun dia anak baru! Ia bisa sekolah disini karena beasiswa, memangnya kalian bisa?" Tegur laki laki itu sambil sedikit mengejek mereka.
Nana dan Sarah hanya diam lalu pergi.

Setelah kuingat kembali, dia adalah siswa yang membawa jurnal tadi, oh astaga. Ternyata ia baik.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya laki laki itu sembari mengulurkan tangannya padaku.

Semua siswi melihat kamu dengan tatapan iri.

"Enak banget jadi dia"

"Iya, besok aku pura pura jatuh juga ah"

Kira-kira seperti itu yang mereka katakan.

"Aku tidak apa apa kok, terima kasih" jawabku tersenyum sambil membalas uluran tangannya yang terdapat gelang tali berwarna oranye di pergelangan tangannya.

Tunggu, gelangnya terlihat sangat familiar!