[16] Curhatan Leo

1K 43 0
                                    

Curhatan Leo

***

Vee's POV

"Curang, lo. Najis!"

Aku menjauhkan telingaku saat Agnes mulai berteriak heboh ditengah perbincangan kami di telepon. Ih, inikan jam istirahat sekolah, enggak malu apa Agnes teriak teriak heboh di kantin.

"Ya iya dong. Kan Ibu enggak punya siapa-siapa. Sebagai anak yang berbakti pada orangtuanya, gue harus jagain dia 24 jam di rumah sakit." Balasku dengan nada sedikit girang.

Yah, Agnes kan cuman iri doang aku bisa bolos untuk hari ini dan besok. Enggak bolos, sih. Orang Mama udah minta izin ke wali kelas, kok.

"Kapan gue bisa jenguk nyokap lo?"

"Kapan aja bisa. Mau nanti pulang sekolah juga boleh,"

"Emang lagi enggak rame?" Tanyanya lagi.

"Enggak lah. Cuma ada gue sama Leo. Mama lagi kerja. Garing, sepi, canggung asli. Makanya kesini dong," Pintaku sedikit memelas.

"Loh, biasanya kalo kalian bersatu, bumi bisa runtuh saking ributnya. Lah ini kok...?"

"Entahlah, Nes. Semuanya jadi serba salah. Gue bingung mau ngomong darimana, salah sedikit, nanti... perasaan gue kebongkar. Dianya juga cuek cuek aja. Dikira gue masih berduka kali,"

"Hush! Jangan ngomong begitu! Nyokap lo kan sehat sehat aja! Lagian, emang lo udah yakin sama perasaan lo?"

"Gatau, dah. Bingung asli gue, Nes. Kalo emang bener... masalahnya..."

"Masalahnya?" Ulang Agnes dengan nada kepo garis keras.

"Ah! Tau, ah! Makanya lo kesini, dong! Biar gue bisa curhat panjang lebar! Aarrggghhh. Depresi gue, Nes! MASAOWOHHH!"

"SELO NENG! GAUSAH NGOMEL KE GUE JUGA KALE!" Jawabnya tak kalah penuh emosi "eh, betewe, daritadi kita ngomongin Leo, bocahnya enggak ada disitu?"

"Enggak. Lagi ngambil pakaian sama keperluan gue yang lain di rumah."

Jawabanku yang terkesan santai malah dijawab dengan suara batuk berlebihan dan tanda tanda Agnes sedang keselek disebrang sana.

"Heh! Lo ngapa?" Tanyaku berusaha memperjelas maksud dari batuk tersebut.

"Serius Leo lagi ngambil perlengkapan lo selama di Rumah Sakit? Termasuk--"

"Idih! Ya enggaklah! Gue bilang kan, N-G-A-M-B-I-L! Kalo masalah pakaian beserta kawan kawannya, udah disiapin duluan sama Mama sebelum berangkat kerja! Jadi tinggal Leo angkut aja tas yang isinya perlengkapan teraebut! Jangan mikir macem-macem, deh! Udah tau Leo muka muka mesum begitu, ya enggak gue izinin, lah dia milihin--"

"IYA IYA OKE. Gausah pake ngomel juga kali! Kan gue cuma nanya. Males ah, lama-lama ngomong sama orang yang lagi sensitif. Cepet tua lo mampus!"

Tidak pakai salam, tidak pakai ucapan perpisahan, telepon ditutup dengan mengenaskan.

Haish. Dasar Agnes, kalau tau cuma bikin aku tambah pusing begini, mendingan enggak usah diajak kesini, deh.

***

Alhamdulillah! Agnes enggak jadi kesini! Yeay!

Tuh anak katanya ada pertemuan mendadak pulang sekolah. Tau lah sok sibuk begicyu.

Hari sudah menjelang malam dan aku baru saja mengupasi apel untuk Ibu. Sedangkan Ibu sendiri kerjanya cuma tidur doang, biarin deh, kan kata Dokter harus banyak istirahat.

You Are The Reason [END 34/34]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang