[15] Kenyataan Baru

1.3K 59 6
                                    

Kenyataan Baru

***

Vee's POV

"NGOBROL SAMA MANTAN KOK SAMPE MAGHRIB? HAAA???"

Tuh kan bener. TUH KAN BENER!

Heran ya, gaya kok kayak emak emak rempong begini. Emak kandung gue aja enggak ribet.

Beneran salah jatuh cinta Lana kalau begini caranya!

"Orang habis jadi pahlawan gini pulang-pulang tuh disambut dengan baik. Jangan ngomel dulu, Mas." Kataku sebal sambil menoyor kepalanya lalu berlalu pergi. Namun ia segera mencekal lenganku. Menahanku agar tidak pergi.

"Pahlawan apaan maksudnya? Trus. Lo ngobrol apa aja sama Alan? Keputusannya kalian balikan lagi nih?"

Aku makin menekuk ke bawah bibirku. "Biarin gue mandi dulu, kek."

Dengan begitu ia melepaskan cekalan tangannya dan mempersilahkanku pergi.

***

"Mama kemana, Bu?" Tanyaku setelah selesai mandi sambil membantu Ibu menyiapkan makan malam.

"Belun pulang kerja. Katanya nanti baru pulang agak malam."

Aku hanya mengangguk angguk.

"Asyik! Makanannya udah siap!" Seru Leo dari arah belakang yang langsung menghambur ke meja makan.

"Jadi, kapan cerita mau dimulai?" Tanya Leo dengan muka kepo tingkat dewa.

"Nanti. Mending kita nikmati dulu makan malam kali ini. Gue laper pake banget soalnya."

Ternyata mencari waktu yang tepat untuk bercerita pada Leo agak susah. Akunya sibuk banget soalnya.

Habis makan bantuin Ibu nyuci piring dan beres-beres meja makan. Belum lagi harus mengepel lantai yang kotor ketumpahan saos saat kami beres-beres tadi.

Selesai mengerjakan semua pekerjaan, aku baru bisa mendatangi kamar Leo.

Di dalamnya, sudah ada Leo yang sedang menunggu dengan bosan kedatanganku.

"Beneran cerita kali ini, ya."

"Iyaaaa..." Sahutku malas sambil mengambil posisi duduk bersila di lantai.

Dan mengalirlah cerita tentang pertemuanku dengan Alan. Aku juga menjelaskan tentang kami--aku dan Alan yang pergi ke rumah Lana setelah pertengkaran hebat Lana dengan Ayahnya sebagai alasan mengapa aku pulang telat.

Aku hanya menceritakan garis besarnya saja. Tidak tentang aku yang berbaikan dengan Lana atau Lana yang jatuh bangun mencintai orang di depanku saat ini.

***

"APAAAAAAAAA?!!!!" Jerit Agnes menggelegar saat aku dan Lana memproklamasikan hubungan kami.

Namun setelahnya Agnes langsung kembali duduk tenang dengan muka merah menyadari dirinya telah merusak suasana pagi ceria.

"Idih Vee! Jangan mau! Ini orang cuma manfaatin lo doang pasti."

Aku melotot ke arah Agnes yang makin kesini mulutnya makin pengen ditabok.

"Ya enggaklah. Lo tinggal diem, terus nikmati aja persahabatan ini!"

"Enggak bisa gitu dong! Pokoknya, gue mau selidikin tentang nih bocah satu.”

Tiba-tiba Lana berdiri. Aku hendak menahannya dan mengatakan bahwa selera humor Agnes kelewat rendah, jadi yang tadi hanya bercandaan garing dia saja—walaupun jelas Lana takkan percaya—tapi Lana malah menunjukkan senyum manisnya.

You Are The Reason [END 34/34]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang