[4] Malam Minggu

1.3K 68 0
                                    

Malam Minggu 

***

Leo's POV

"Minum bro"

Aku menerima gelas yang disodorkan oleh Kevin.

"Thanks"

"Untung gamasuk ICU lagi"

Aku terkekeh mendengar fakta yang ia beberkan. 

Saat ini aku baru saja tanding satu lawan satu, cuma tes biasa dan bukan untuk kenaikan sabuk sebenarnya. Tapi terakhir aku tanding merebut kejuaraan tingkat Kotamadya aku sedang dalam masa pelarian dari masalah yang kuhadapi, melampiaskannya pada lawanku saat itu dan besoknya dia masuk ICU.

Saat ingin membalas perkataan Kevin tiba-tiba saja hp ku berbunyi dan muncullah nama si kucrut di layar mulus hp ku.

Velice : Entar Alan sibuk jadi ga malming~~~
Rafaelo : Sip. Lo dimana sekarang?
Velice : Supermarket dong cuy! 
Rafaelo : Oke. Bentar lagi gue pulang.

Aku segera bangkit dan mengganti bajuku lalu pamit pulang.
Aku dan Vee memang punya ritual khusus kalau lagi malam Minggu dan kita sama sama lagi gaada acara. Acara bareng pacar tetep nomer satu. Tapi karena kini aku sedang nge jomblo dan si Alan yang sok sibuk itu menelantarkan Vee, maka malam ini ritual pun dilangsungkan.

***
"Kanan Vee!!"

"Kiri Yo! Kiri! Kiri! Jangan kanan!"

"Kanan gue ya kiri lo, ish!"

BRAAKK!!

Akhirnya Ya Tuhan...

Aku dan Vee sama-sama terduduk bersimbah keringat di sofa yang tadi kita gotong-gotong.
Setelah puas bersantai aku dan Vee sama sama bangkit mengerjakan tugas kami masing masing. Aku mengambil selimut dan bedcover tebal lalu menggelarnya di ruang tamu dengan dikelilingi oleh sofa besar dan sofa kecil yang tadi kami angkat-angkat sementara Vee sedang menyeduh mie gelas dan membuat es sirup.

Tidak lupa aku mengeluarkan beberapa DVD dari kamarku sedangkan Vee sudah siap dengan permainan keramat kami. Congklak.

***

Vee's POV
Kami sudah melakukan ritual ini sejak kelas 5 SD. Sejak Papa tidak berada disini. Yang kumaksud adalah Papa nya Leo. Ia memilih kebahagiaannya sendiri dengan keluarga barunya. 

Leo selalu merasa kesepian. Mamanya memilih  mengurusi restorannya yang memiliki banyak cabang itu untuk menghapus memori tentang suaminya yang ketahuan selingkuh. Malam Minggu adalah puncak keramain di restorannya. Mama pasti akan pulang pukul 3 pagi karena khusus Satnight dibuka 24 jam.

Lamunanku dibuyarkan oleh suara telepon masuk dari Hp Leo.

"Angkat napa, Yo"

"Males."

Aku menaruh gelas sirup di meja lalu melihat siapa yang menelponnya.

 Papa calling.

Aku menghembuskan napas pasrah. Terakhir kali Leo menelpon lalu ketemuan dengan Papanya, sorenya ia bikin anak orang masuk ICU.

"Gue angkat, ya?"

"Gausah. Gapenting." Jawabnya dengan nada dingin dan ekspresi yang membuatku tidak bisa membantahnya sama sekali. Takut sumpah kalau Leo udah begini.

Akhirnya dering itu berhenti. Aku duduk disebelah Leo, tanpa bisa dicegah, Leo langsung tidur dengan pahaku sebagai bantalnya.

  Aku tersenyum lalu mengusap pelan rambut tebalnya.

You Are The Reason [END 34/34]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang