[11] Move On!

1.1K 57 1
                                    

Move On!

***

Vee’s POV

Jangan pernah kau merasa sendiri.

Jangan pernah kau berkecil hati.

Hilangkan semua, kisah gelisah.

Tunjukkan pada dunia kau bisa.

Mataku mulai terbuka perlahan saat mendengar suara musik yang cukup keras. Butuh beberapa detik untuk aku menyadari bahwa aku masih di sofa ruang tamu.

Oh. Yeah. Untungnya enggak jatuh ke bawah.

Aku melihat ke bawah dan tidak menemuka siapa-siapa disana. Hanya selimut dan bantal yang belum dibereskan dan masih berantakan. Leo mana?

Someday you’ll find out,

That you’re brighter than the star.

Aku menengok ke depan. Ke arah speaker yang berada di masing-masing sisi pada TV. Ini lagu apasih? Aku kan kurang pengetahuan tentang musik Indonesia.

Just be strong,

Just be brave,

And be sure,

Yes you can,

Kau lah bintang hidupmu.

Eh, kayaknya kok aku tahu deh. Ini pernah jaman banget nih. Siapa yang muterin lagu ini sih? Kok enggak sesuai kepribadianku banget.

Tiba-tiba Leo muncul dari pintu depan, lalu ia langsung tersenyum penuh arti padaku.

Saat itulah kesadaranku baru terkumpul, dan menyadari bahwa INI LAGU NYA CHERRY BELLE YA AMPUN! EMANG GUE BOCAH APAAN DIKASIH LAGU BEGINIAN!

Lupakanlah semua yang lalu, kita sambut yang baru.

Jangalah kau ragu tuk maju, kejar semua impianmu.

Hadapi semua rintangan, kuatkanlah tekadmu.

Gapailah semua anganmu, yakinkanlah dirimu.

IT’S A BRAND NEW DAY!

Eh, liriknya kok nyampe ke hati ya?

It’s a brand new day, Velice!” Seru Leo dengan ceria, bersamaan dengan lagu yang sudah berhenti karena dimatikan olehnya.

“NAJONG! LEO DIEM-DIEM TWIBOYS!”

Ia cemberut lalu kembali tiduran di bawahku. Errrr—di bawah lantai maksudnya.

“Gue cuma tiba-tiba denger lagu itu dan ngerasa cocok aja buat lo saat ini. Lupa nemunya dimana,”

“Alesan,”

“Yaudahlahya terserah lo. Yang penting gue mau melaksanakan rencana hari ini,”

“Cepet ngomong, rencana apaan?” Tanyaku malas.

Ia langsung terduduk dan menatapku sumringah. Sedetik kemudian dia menarikku untuk ikut duduk di sebelahnya.

“Jadi gini ya, Vee. Lo tau kan, gue enggak terbiasa dengan lo yang patah hati gini, dalam sejarah kehidupan gue, yang namanya Vee itu harus selalu tampak berseri-seri saat bermain dengan Leo. Sementara, kasus yang terjadi saat ini, dan sampai kapanpun, tidak akan pernah bisa terselesaikan, kalau saat kita bermain, dirimu masih dihantui bayang-bayang Alan dan segala kata-kata kurang ajarnya, menyebabkan keceriaan yang sudah dibangun saat kita bermain runtuh seketika tergantikan dengan suasanya galau,berhubung--”

You Are The Reason [END 34/34]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang