[13] Baikan

998 46 0
                                    

          Baikan   

***

Pagi hari yang suram bermandikan air bekas cucian.

“KALIAN TUH YA, KALAU DISURUH BANTU-BANTU MALAH NGERUSUH DOANG BISANYA!”

Leo dan Vee hanya bisa saling menyikut satu sama lain dengan seragam yang sudah basah kuyup tanpa berani melihat tatapan mata Mamanya.

“INI PASTI KERJAAN KAMU DULUAN KAN, LEO?! AYO, JAWAB MAMA!”

“Ih, Mama! Masa Leo terus yang disalahin, emang anak Mama tuh Leo atau Vee, sih? Kok, aku enggak pernah dibelain? Malah kena semprot omelan mulu.”

“Lah tapi kan emang bener, lo duluan yang mulai!” Ucap Vee dongkol.

“Elo kali! Apa-apa gue yang disalahin. Mentang-mentang tampang gue bejat kali, ya.”

“Bukan tampang doang. Kelakuan lo tuh juga—“

“HEH! KALAU LAGI DINASEHATIN ORANG TUA JANGAN MALAH NGOBROL SENDIRI!”

“Iya Maaaaa.....” Jawab mereka berdua serempak.

                Kericuhan pagi ini sebenarnya hanya disebabkan  oleh sebuah masalah kacil. Hanya gara-gara Ibu Vee yang tiba-tiba merasa kurang enak badan dan berkata, baru bisa bekerja setelah agak siang nanti. Akibatnya, Leo yang disuruh untuk mengangkat cucian dari mesin cuci dan segera dijemur, Vee yang sedang menginap dan berencana berangkat bareng Leo jadi ikutan kena suruhan sang Hitler versi cewek alias Mama Leo tersayang.

Awalnya semua berjalan lancar, Leo bekerja dengan mengangkat cucian-cucian itu dari mesin cuci ke halaman depan, sementara Vee yang bertugas menjemur semua pakaiannya. Namun tiba-tiba saat merasakan sesuatu yang mengganjal dihatinya, Leo menyuarakan protes terhadap Vee bahwa Vee sama sekali tidak bekerja, kerjaannya hanya menunggu dengan santai disaat Leo sedang sibuk mengangkat-angkat cucian yang lumayan berat dari mesin cuci ke halaman.

                Vee yang dituduh tidak kerja apa-apa tidak terima. Ia berkata bahwa menjemur itu juga capek, belum lagi pakaiannya tebal-tebal dan harus diperas, tempat menjemurnya juga tinggi, menyebabkan Vee harus berjinjit dulu kalau mau menggantungkannya.

Bagi kalian yang sudah mengerti dengan baik sifat keduanya, bahwa mereka tidak pernah berhenti berdebat sebelum dunia kiamat.

Keduanya sama-sama masih ngotot dengan  pendirian masing-masing. Leo yang sedang berjalan sambil mengangkat ember cucian sampai tersandung batu karena fokusnya hanya pada adu bacot dengan Vee. Ember cucian itu pun jatuh. Sialnya, airnya lumayan banyak dan mengenai seluruh bagian rok seragam Vee.

                Perang semakin memanas. Dengan tanpa ampun, Vee meraih selang air yang tergeletak tidak berdosa di dekatnya lalu balik menyiram Leo dengan ganas.  Leo berhasil merebut selang itu dari Vee dan balik menyerang cewek yang emosinya sudah sampai ubun-ubun itu.

Keributan tersebut diketahui oleh Mama Leo. Dan nasib keduanya berakhir sebagai pendengar ceramah pagi oleh Mama tersayang.

“Yaudah. Yaudah. Mendingan sekarang kalian cepet ganti baju terus langsung berangkat sekolah. Pusing Mama jadinya kalau kalian berdua tetep disini.”

Bukannya sedih karena diusir Mama, mereka berdua malah menjerit senang dalam hati.  Setelah berganti pakaian mereka berdua melesat pergi menggunakan mobil Leo.

“Tanggung jawab pokoknya lo nanti. Udah enggak sarapan, baju habis basah kuyup, masuk angin nih gue.” Vee mulai mendumel dalam mobil.

“Peduli banget kali kalau lo masuk angin? Kagak!”

You Are The Reason [END 34/34]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang