05

138 35 16
                                    

Pagiku cerahku
Matahari bersinar
Kugendong tas merahku di pundak

Selamat pagi semua
Kunantikan dirimu
Didepan kelasku
Menantikan kami

Guruku tersayang
Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku

Ica mencoba menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Guruku Tersayang ciptaan Bunda Melly Goeslaw didalam kamar mandi. Menurut Ica kamar mandi adalah tempat ter enak untuk bernyanyi!

Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal

"Icaaaaaaaa, bisa gak sih Lo gausah nyanyi kalo lagi dikamar mandi!!!!!!!!!!" Teriak seorang perempuan berada didalam kamar mandi satunya, sebelah kamar mandi Ica.

"Lo siapa? Ko larang gue?!" Ica menghentikan aktivitas bernyanyinya. Dan bertanya sewot

"Ini gue Melodi, Lo gak sadar suara Lo butut kaya kenalpot motor bebek?!!!!"

"Ooooh Melodi. Melodi jangan bilang gitu Ica gasuka! Melodi jangan ngejelekin suara emas Ica!"

"Bukan gitu, Pamali Ca, pamaliiiiii! Emang Lo mau digangguin sama tuyul penjaga kamar mandi disini?!"

"Maksud Melodi tuyul yang selalu jaga depan pintu? yang botak? yang item? yang rata? gak ada mata? hidung? telinga ? sama bibirnya itu?" Ica bertanya dan mulai berjalan diam-diam keluar kamar mandi untuk menunggu Melodi didepan pintu.

"Iya Caa itu!!""

"Melodi cepetan keluar sekaraaaang!" Ica menggedor-gedor pintu kamar mandi yang Melodi pakai dengan keras. Ia tak sabar ingin sekali rasanya mengacak-acak wajah mungil Melodi.

"Apaan Ca?" Melodi membuka pintu dengan santai sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Maksud Melodi tuyul ini?" Ica menunjuk kearah gambar yang tertempel didepan pintu kamar mandi.

"Gue tau Lo kibulin gue seminggu lalu!! Dengan bodohnya gue percaya!!" Ica mencubit pipi Melodi kuat-kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue tau Lo kibulin gue seminggu lalu!! Dengan bodohnya gue percaya!!" Ica mencubit pipi Melodi kuat-kuat. Karena ia kesal dengan perkataan Melodi yang selalu menakut-nakutinya.

"Icccaa ampuuuunnnnnnnn"Melodi berontak berteriak kesakitan.

"Gak ada ampun buat Melodiii!!!!!!!!!" Ica semakin memperkuat cubitannya

"Ah Icaa Caa Caaaa sakittttt!!!!!!"

"Biar Melodi tau rasa!!" Ica pergi meninggalkan Melodi yang sedang meringis kesakitan.


"Reza, Lo kumpulin semua pengurus OSIS sekarang. Bentar lagi kita briefing!" Kenan datang menghampiri Reza yang sedang sibuk menghabiskan sarapan pagi didepan pintu masuk ruangan.

"Lo gak liat? Semuanya udah disini bro, lagi pada sarapan mereka" Reza menunjuk ke arah teras depan.

"Selesai sarapan kita langsung briefing!" Ujar Kenan dan kembali masuk kedalam ruangan.

"Iya iya gua tau"



"Oke, hari ini adalah terlaksananya program kerja pertama kita yaitu Hari Guru. Semoga semuanya bisa berjalan lancar dengan apa yang sudah kita rencanakan. Untuk semua pengurus OSIS dan MPK diharapkan bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing! Bisa dimengerti?" Kenan bercakap tegas untuk memberi pengarahan

"Siap bisa!" Jawab serentak dengan penuh semangat pengurus OSIS MPK.


Dipuncak acara semua perwakilan kelas diundang naik keatas podium untuk memberikan hadiah serta ucapan selamat kepada wali kelasnya masing-masing.

Guru, engkaulah sosok kedua dari orang tua kami. Selalu jadi teman terhebat dan terbaik bagi kami. Bahkan kau bisa berubah-ubah sesuai dengan suasana hati kami. Kau selalu mengerti kondisi kami

Engkau selalu berhasil jadi orang tua ketika kami sedang nakal, kau selalu berhasil jadi sahabat ketika kami sedang dilanda dilema dan kebingungan. Kau selalu jadi pelita sebagai penerang di kegelapan. Selamat Hari Guru Pahlawanku- di kutip oleh seorang murid.

"Selamat hari guru, pak guru!!" Ica datang menghampiri Pak Gio Guru muda Bahasa Indonesia yang terkenal ganteng bak Shah Rukh Khan karena paras wajahnya yang mirip, bahkan banyak sekali gadis-gadis yang menaksirnya. Jelas! Pak Gio berstatus lajang. Pak Gio adalah guru baik hati yang selalu memberikan tumpangan pulang kepada Ica. Karena rumahnya yang searah.

"Iya Thank You Ca" balasnya.

"Terima kasih atas jasa bapak yang bersedia mengantarkan Ica pulang"

"Itu kan kamu, yang merengek minta anterin pulang Ca" Pak Gio tertawa setelah melihat respon Ica yang cemberut.

"Ihhhh Bapaaaaaaak!!!!!!!!" Ica memalingkan wajahnya kesal. "Yaudah Ica pergi!" Lanjutnya.

"Iya Caaa, jangan ngambek lagi nanti keriputan" Pak Gio berteriak mengingatkan. Ica berbalik badan dan membalasnya dengan senyuman.



Selanjutnya acara Hari Guru di isi oleh penampilan dari kelas X-XII yang terpilih seleksi. Mereka menampilkan berbagai macam kreasi.
Sebagian siswa sangat menikmati acara tersebut, tetapi sebagian besarnya malah kabur, dan berdiam dikelas. Ah! Sangat memusingkan sekali mengurus siswa yang jumlahnya lebih dari seribu orang.

°°°

"Saya kecewa kepada kalian semua!" Ujar seorang lelaki memasang wajah garang, dan menatap tajam seisi ruangan membuat semua terdiam. "Kalian itu sudah diberi tugas masing-masing, itu tanggung jawab kalian! Tetapi kalian tidak bisa melakukannya! Masih banyak dari kalian yang leha-leha berdiam diri dikantin,dan berpacaran. kalian kira saya tidak tahu?! Tolonglah, kita itu pengurus OSIS MPK harus bisa memberikan contoh baik kepada murid lain! Dan untuk keamanan, saya sudah tugaskan kalian menjaga gerbang. Banyak murid yang kabur pada saat pertengahan acara, karena gerbang yang terbuka lebar! Kalian semua kerja gak becus! " Kenan berusaha mengatur napas, dan mengontrol emosinya.


"Sudahlah Ken, kita jadikan semua ini evaluasi diri untuk kedepannya. Wajar saja, karena ini adalah acara pertama kita" Reza berusaha menenangkan suasana.

Silent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang