11

47 14 1
                                    

"Icaa" panggil sosok perempuan ketika ia mengetuk pintu kamar Ica. Tapi hening, tidak ada jawaban, lalu di bukanya, ternyata Ica sedang tertidur pulas .

"Ica" panggil nya kembali, dan mengelus pelan puncak kepala gadis yang tengah tertidur itu.

"Hmmff" Ica perlahan membuka mata nya mulai mencari, terlihatlah sosok perempuan yang sangat ia sayangi berada dihadapannya sekarang, Diana sang Ibu.

"Icaa, kenapa masih pakai seragam sekolah nak?"

"Ibu, udah pulang?" Ica mengangkat tubuh nya untuk duduk bersandar.

"Iya Ica, kamu kenapa? Mata kamu sembap gitu. Kamu habis nangis?"

Ica menggeleng kepalanya pelan "Engga Bu, mungkin kebanyakan tidur jadi keliatan bengkak gitu" balas Ica tersenyum. Sejujurnya ia memang menangis tanpa henti saat mendengar perkataan Rendi tadi, terlebih Ica masih memikirkan peristiwa di masa lalu nya, hingga tertidur diisak tangisnya.

"Yaudah, sekarang ganti baju gih" perintah Diana saat melihat keadaan Ica yang masih memakai seragam sekolah.

Ica hanya mengangguk, lalu tersenyum dengan hangat

"Kenapa Ibu gak pernah bahas soal masa lalu?" gumam Ica dalam hati.

°°°

"Selamat pagi Ica!!" Melodi menyapa keberadaan Ica yang tengah duduk dengan meletakkan kepala di atas meja beralaskan tas miliknya.

"Hmmm" Balas Ica malas. Ia memalingkan tubuhnya membelakangi Melodi

"Tumben lo murung? Ada masalah?" Tanya Melodi, lalu ia duduk di samping Ica

"Gak"

"Yakin gak bakalan cerita?"

Ica hanya menggeleng kepala. Ia tidak ingin menceritakan masalah keluarganya kepada Melodi, cukup Ica simpan sendiri rapat-rapat.

"Masih pagi nih ca, udah badmood aja lu!" Ejek Melodi. Gadis disampingnya sekarang terlihat tidak bersemangat "Terserah deh lo mau diemin gue juga, gak masalah"

"Eh tapi Ca, gue mau minta pendapat nih. Raiyan ngajakin gue pergi ke gedung perpustakaan pusat nan--"

"DEMI APA?" Sergah Ica saat mendengar perkataan Melodi, ia mengangkat kepalanya dan menegakkan tubuhnya "MEL GUE IKUT DONG!"

Perpustakaan adalah tempat favorit Ica untuk dikunjungi. Maka dari itu, Ica sangat antusias saat mendengar Melodi akan pergi ke Perpustakaan bersama Raiyan. Lagian, menurut Ica tidak baik Melodi pergi berdua. Pasti orang ketiganya setan.

"Ini gue minta saran loh Ca, bukan ngajakin lo!" Gerutu Melodi kesal, ia belum sempat menyelesaikan perkataannya tapi Ica sudah memotong

"Yaudah 'IYA IN AJA!' terima ajakan Raiyan. Tapi gue ikut ya Mel please" Ica merapatkan kedua telapak tangannya, dan mengeluarkan jurus puppy eyes menandakan sedang memohon.

"Iya iya, nanti gue bilang sama Raiyan. Gk usah masang muka so imut gitu, jijik liatnya!"

"Oke thanks Melowdi" Ica mencubit pipi Melodi gemas

"Udah lepasin! Lo gak ada bedanya disaat bahagia dan marah  doyan cubit pipi gue, heran deh" Melodi mendengus kesal.

"Soalnya Melodi lucu, gemesshh banget!!"

"Yee, giliran tadi lo murung aja!"

"Tadi gue badmood Mel"

"Udah kayak manusia aja lo moodyan"

"Lo ngira gua apaan hah?! Gue punya hati kali Mel. Dan suasana hati gue tadi lagi jelek aja"

"Dan secepat itu juga suasana hati lo berubah-ubah Ca?"

"Gue gak kaya lo badmood bisa seharian. Beberapa menit juga mulut gue gak tahan pengen nyerocos"

"Heheh, mulut lo emang gak bisa diem" sinis Melodi

"Dah ah, anterin beli cireng Ibi kantin yuk, nanti kehabisan nih. Gue laper!"

"Oke, let's go!"

Melodi dan Ica sedang berjalan menuju kantin dengan candaan disetiap langkahnya sampai mereka tertawa lepas. Tampak seorang lelaki datang menghampiri kedua gadis tersebut.

"Hai Ica" Sapa seorang lelaki dengan pakaian seragam berantakan. Oh, siapa lagi kalau bukan Gerry.

"Hai Kak Gerry" Ica menghentikan langkahnya dan tersenyum ramah

"Hai Kak" Melodi menimpali

"Ica mau kemana?"

"Ke kantin kak, laper" balas Melodi

"Gue nanya Ica, bukan sama lo!"

"Gitu ya?" Melodi melipat kedua tangannya didepan dada, dan membuang muka.

"Ica mau kemana?"

"Ke kantin kak"

"Tuh kan Kak jawabannya sama!!" Melodi merutuk kesal

"Gue butuh jawaban Ica, bukan lo" Gerry melirik sinis kepada Melodi

"Issshhhh!!!!" Rasanya Melodi ingin sekali mencakar-cakar wajah tampan Gerry dengan kuku panjang nya.

"Yaudah Kak, Ica mau ke kantin dulu. Udah ah, ayo Mel" Ica menarik paksa lengan Melodi untuk segera pergi.

"Oke, hati-hati Ica" Gerry melambaikan tangannya dan tersenyum tipis

"Nyebelin banget sih kak Gerry!"

"Udahlah Mel, gausah di ladenin!"

"Tapi Ca--"

"MEL, ADA RAIYAN" Ica menghentikan langkahnya dan menyidik ke arah sekumpulan cowok di kantin yang menikmati sarapan pagi nya.

"Mana?"

"Itu, masa gak keliatan sih!" Tunjuk Ica

"Mana Icaa?" Kedua mata Melodi masih mencari sosok laki-laki tersebut

"Yaampun Mel, itu loh ada sekumpulan cowok, dan disana ada Raiyan juga" Ica menunjuk lagi

"Oh itu" Melodi hanya melirik sebentar keberadaan Raiyan. Ia kembali memalingkan pandangannya.

"Gak ada niatan buat nyamperin dia?"

"Idihhhh, ngapain. Gak ah, gue malu!"

"Yaudah" Ica kembali melangkahkan kaki nya

"Mmm.... Ca, gue nitip aja ya jajanan nya. Gue mau ke kamar mandi, kebelet nih" Melodi menarik lengan Ica dengan tiba-tiba.

Langkah Ica terhenti, ia menoleh.

"Kebelet atau mau nyamperin Raiyan?"

"Kebelet Icaa! Ini serius!"

"Oh kirain"

"Kita bertemu di kelas nanti!" Melodi melangkah pergi meninggalkan Ica dengan terburu-buru.

"Kayaknya Melodi gugup deh, mangkanya sakit perut" Ica tampak berpikir "Haduh ada-ada aja" Ica menggeleng kepalanya pelan

______________________________________

HALLO SELAMAT SIANG! HARI INI AUTHOR KASIH BONUS SATU CHAPTER YA ^^

IKUTI TERUS KISAH ICA DI SINI!!

Jangan lupa klik ⭐ (BINTANG) nya HIHIIHIHI.

Jangan lupa follow juga Instagram author ya, link nya di bio.

Terima kasih ❤️

Silent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang