09

69 14 2
                                    

Hari Senin untuk sebagian orang adalah hari yang menyebalkan. Terutama bagi pelajar, khususnya pelajar di SMA Pelita Harapan.

Seluruh siswa di bariskan sesuai urutan kelas untuk mengikuti upacara bendera yang di arahkan oleh pengurus OSIS.

"Laki-laki Rambut panjang melebihi alis? Balik kanan!"

"Atribut gak lengkap? Balik kanan!"

"Kaos kaki hitam? Balik kanan!"

"Sepatu berwarna? Balik kanan!"

Ya! Disaat itu juga anak OSIS beraksi dengan tingkah yang menyebalkan. Mereka patroli sebelum upacara di mulai. Dan bagi siapapun murid yang melanggar Tata Tertib Sekolah akan di pisahkan dari barisan.

"Mampus gue telat lagi"  Gerutu seorang lelaki dengan pakaian seragam yang berantakan. Ia berjalan dengan langkah cepat sambil memasang dasi di leher nya

"Sudah kelas 12 masih saja datang terlambat. Gerry, bapak sudah bosan liat muka kamu terus!" Seru pak Ahmad guru piket

"Yaelah pak, saya juga gak mau telat. Tapi setiap saya mau ke sekolah banyak sekali cobaan yang menimpa saya pak" ujar Gerry meyakinkan

"Namanya juga hidup, ya pasti penuh dengan cobaan. Sekarang kamu baris disana, siap-siap di hukum setelah upacara!" Pak Ahmad kali ini tidak mau mendengar alasan Gerry. Seperti yang sudah-sudah alasan Gerry datang terlambat ke sekolah karena bangun kesiangan.

"Barisan itu lagi, bosen saya pak. Mending disini nemenin bapak ngopi"

"Jangan protes! Cepat baris!" Pak Ahmad sangat murka dengan kelakuan Gerry, ia melepas sepatunya dan bersiap melemparkan ke arah Gerry

"I iiya pak, jangan galak-galak" Gerry menyimpan tas nya di ruang piket, ia kabur dari hadapan pak Ahmad untuk menuju barisan. Kalo tidak, sepatu yang Pak Ahmad pakai akan mendarat di wajah nya.

"Icaaa" Gerry memanggil Ica yang tengah sibuk membawa siswa lain yang melanggar ke barisan yang sama seperti Gerry.

"Eh kak Gerry, ada apa?" Ica menoleh saat Gerry memanggilnya, sebenarnya ia sudah tahu Gerry berada di barisan. Tapi ia memilih diam.

"Bantuin gue keluar dari barisan ini"

"Enak aja! Hukuman tetap hukuman!" Ica pergi meninggalkan Gerry, ia tidak peduli.

"Bu OSIS jutek amat!" decak Gerry melihat kepergian Ica

°°°

"Icaa sini!" Melihat Ica yang baru saja masuk ke ruang OSIS-MPK, seorang perempuan langsung memanggilnya

"Ada apa Re?" Ica menoleh dan datang menghampiri Rere

"Gimana sama Kak Gerry?"

"Ko nanyain Kak Gerry sih?" Ica tampak kesal dan melipat kedua tangannya didepan dada, ia sedang tak ingin membahas tentang Gerry. "Ohh jangan-jangan selama ini yang kasih nomor WA gue ke Kak Gerry elo?" Ica baru saja teringat, Gerry dan Rere satu ekskul futsal, pasti Gerry meminta nya kepada Rere

"Iya Ca, maaf. Soalnya Kak Gerry maksa"

"Aduh Rere, gara-gara ulah lo Kak Gerry terus gangguin gue!"

"Itu karena Kak Gerry suka sama lo"

"Masa sih?"

"Gue gak bohong, kak Gerry beneran suka sama lo!"

"Yayaya" Ica tidak peduli dengan perkataan Rere, ia berniat menuju kursi nya untuk duduk bersantai "Kemarin yang kasih tau keberadaan gue di sekolah ke Kak Gerry Lo juga?" Ica kembali menoleh ke arah Rere. Rere hanya mengangguk atas pertanyaan Ica

"Rere!!!!!!!" Ica mengacak-acak rambut nya frustrasi "Lo! Awas ya!" Ica memberi tatapan tajam kepada Rere

"Ada apa ini? Jangan ribut!" Kenan yang dari tadi diam di kursi nya, kini angkat bicara, karena keributan Ica yang menggangu konsentrasi nya.

"Tuh istri lo, udah ngancurin hidup gue!" Ica menunjuk ke arah Rere. Rere adalah sekretaris yang selalu mendampingi Kenan, dan Ica selalu memanggil mereka suami istri.

"Jangan membuat keributan disini!" Seru Kenan menegaskan kembali.

"Siap pak" Ica bergegas menuju kursinya untuk duduk. Ia menatap Rere seolah memberi isyarat bahwa urusannya belum selesai.

"Rapat akan kita mulai 5 menit lagi, Ica cari teman-teman yang lain" ujar Kenan

"Baru juga duduk, sabar Ca. Jangan menentang perintah ketua" Ica bergumam dalam hati, ia mengelus dadanya untuk menahan rasa kesal.
"Gak suami, gak istri sama-sama nyebelin!" Gumamnya lagi. Ica berjalan keluar untuk mencari teman-teman nya yang lain

"Woy kalian nge rumpi Mulu, cepet naik ke atas!" Ica menemui teman-temannya berada di taman sekolah, mereka sedang berkumpul. Apalagi? kalo bukan ngerumpi gak jelas

"Bentar Ca, nyari yang seger-seger dulu" jawab Galuh dan diikuti anggukan oleh semuanya

"Bener tuh kata Galuh" lanjut Nata

"Ini perintah ketua! Cepetan ke ruangan!"

"Iya deh Iya" Semuanya bubar mengikuti langkah Ica menuju ruangan

"Eh Kenan" Reza yang baru saja masuk ke ruangan mendapati sosok Kenan yang sudah melipat kedua tangannya didepan dada

"Darimana saja kalian? seharusnya kita sudah berada diruangan sebelum pengurus kelas 10 tiba"

"Dari taman" jawab Raka santai

"Sekarang kita rapat Program Kerja selanjutnya yaitu Porak" Reza selaku ketua OSIS melapor kepada Kenan

"Raka sekarang panggil pengurus kelas 10 untuk masuk kedalam, karena rapat akan segera di mulai" perintah Kenan kepada Raka.

______________________________________

Silent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang