3. Oma

364 72 27
                                    

***

"Gue tadinya emang mau futsalan bareng tim sekolah. Cuman tiba-tiba acaranya dibatalin. Karena gue bingung musti ngapain di rumah, gue punya ide buat hang out kesini."

"Gue mutusin buat ajakin Dara ke mall. Soalnya dia memang lagi punya waktu luang saat ini. Eh kebetulan, malah ketemu si Gatha pas baru nyampe mall. Terus sisanya lo tau sendiri."

Adrian menggigit bibir bawahnya, ia jelas merasa sangat bersalah telah membohongi Gisella yang selama ini selalu berbicara jujur padanya.

Cowok itu hanya bisa tertunduk menatap lantai, ia tak berani menatap muka Gisella yang murka karena kelakuannya hari ini.

Mereka berdua kini tengah duduk di pojokan kafe yang menghadap langsung ke lanskap kota melalui kaca jendela raksasa. Posisi mereka jelas membelakangi bangku-bangku lainnya di kafe tersebut.

Gisella mengambil napas dalam-dalam, berusaha meredam emosinya yang siap meledak kapan saja.

"Jadi sebelum Gatha datang, lo cuma berduaan sama Dara? Kalian pasti dekat banget kan seperti biasa?"

Ardian tak mampu menunjukkan respon apapun, dia hanya bisa terdiam sembari menekuri lantai dibawahnya.

Gisella mengatupkan rahangnya kuat-kuat, napasnya mulai tak beraturan.

"Kalian berdua kenapa selalu ngelupain gue? Gue sebenarnya masih dianggap teman nggak sih sama kalian?"

Ardian masih memilih untuk bungkam.

Dan dengan lirih Gisella melanjutkan protesnya.

"Gue masih dianggap sang Putri Pacar Pangeran nggak sih sama lo?" Ucap Gisella parau, ia hampir menangis saat mengatakan hal itu.

Baginya penjelasan Ardian tentang futsal masih masuk akal. Tapi kenapa harus hang out berdua dengan Dara? Yang artinya pacarnya lebih memilih pergi dengan Dara ketimbang dirinya!

Ardian mengangkat kepalanya, merasa sangat bersalah pada Gisella.

"Gue minta maaf banget, Sel. Gue terpaksa ngajak dia karena gue punya projek berdua sama Dara dan-..."

Gisella langsung memotong ucapan Ardian, batas kesabarannya sudah habis kali ini.

"Projek apa?! Tadi siang kan gue juga udah ajak lo hang out, kan? Tapi berhubung lo ada acara, gue terpaksa pergi sendiri kesini bawa barang-barang berat demi belanja buat projek seni kita! Dan lo lebih memilih Dara ketimbang ajakan gue?!"

"Kenapa harus Dara, Ar?! Kenapa nggak temen cowok lo yang lain aja?!"

Gisella tak mampu lagi menahan air matanya. Dadanya luar biasa sesak saat ini.

Ardian sontak memeluk Gisella, meraih kepala Gisella yang bergetar hebat karena menangis ke atas pundaknya.

Raut wajahnya terlihat sangat menyesal. "Maafin gue, Sel. Maafin gue."

Tanpa mereka sadari, ternyata sedari tadi ada seseorang yang terus mencuri dengar percakapan tersebut, wajahnya yang tertutup oleh hoodie oversize, berhasil menyembunyikan identitas aslinya.

Cewek yang biasa dipanggil Dara itu duduk tepat di belakang mereka sejak mereka mulai saling bicara di bangku pojokan tersebut.

Ia sengaja membelakangi pasangan itu agar tak terlihat mencurigakan.

Wajahnya tertunduk amat dalam, jelas terlihat sangat menyesal.

"Kenapa harus Dara?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Jadi selama ini Gisella cemburu sama gue? Astaga, kenapa gue baru sadar?"

Dara memijat pelipisnya, ia tak menyangka kalau ternyata keberadaannya akan memberikan dampak seburuk ini.

FEAR FAIRY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang