***
Dara kali ini sedang mencoba menenangkan dirinya dengan bermeditasi di dalam kamar orang tuanya.
Cewek itu duduk bersila diatas karpet wol yang lembut, tempat yang biasa ia gunakan saat bermain dengan ibunya, dulu.
Dara mengambil napas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya pelan-pelan. Matanya terpejam dan tangannya ikut naik turun menyesuaikan irama napasnya.
"Lupakan sejenak masalah itu, Dara. Itu hanya gosip. GOSIP!"
Dara menekankan kalimat itu berkali-kali dalam dirinya.
Setelah ia merasa lebih baik, Dara segera bangkit dari duduknya dan kembali mencari lemari yang berbentuk persis seperti miliknya.
Ketika ia menyoroti bagian sudut yang agak menjorok karena berbatasan dengan kamar mandi, saat itulah lemari itu terlihat.
Dara menjentikkan jarinya senang.
"Akhirnya ketemu juga."
Dara segera membuka pintu lemari tersebut dengan kunci yang dipegangnya.
Ia membuka pintu lemari itu sepelan mungkin, bahkan secara tidak sadar Dara menekan bibirnya lebih dalam hingga hampir melukainya.
Saat lemari tersebut terbuka, Dara mencari-cari apakah ada sesuatu yang menurutnya penting.
Di dalam sana hanya ada berkas-berkas yang tertata rapi.
Namun matanya tertarik pada satu berkas yang menyebut namanya di sampul map-nya.
"Untuk Dara."
Dara segera menarik berkas tersebut keluar dan membacanya di bawah sorotan senter ponselnya.
Disana ada beberapa berkas penting sepertinya, terlihat dari kop surat yang resmi.
Juga ada beberapa berkas yang menyebut dirinya yang membuatnya mengerutkan kening karena ternyata orang tuanya adalah seorang pengusaha kaya raya plus orang yang punya banyak masalah.
"Nanti gue baca di tempat yang lebih aman dan terang aja kali ya," batin Dara sembari mengangguk-angguk kan kepalanya.
Tanda ia setuju pada dirinya sendiri.
Dara membaca satu persatu judul berkas, namun begitu melihat bagian terakhir, halaman itu sudah disobek hingga berkeping-keping.
Dara meletakkan map tersebut di lantai dan kembali memeriksa di lemari apakah ada bagian yang tertinggal atau tidak.
Setelah memastikan, Dara segera menutup lemari tersebut kembali.
Cewek itu menyembunyikan map tersebut di balik jubah yang menjadi outer piyamanya, dan berjalan pelan, berusaha keluar dari tempat itu.
Ia mengendap-endap di sepanjang lorong rumahnya.
Dara menghela napas lega begitu ia sampai di kamarnya.
"Huh, aman."
Dara segera mengunci pintu kamarnya, dan segera mengeluarkan map dari balik jubahnya.
Ia membuka satu persatu berkas. Dara segera mendecakkan lidahnya kecewa, karena berkas itu hanya berisi tentang kenyataan bahwa dirinya merupakan ahli waris sah dari seluruh perusahaan Zachary & Co.
Namun begitu ia sampai di bagian foto dirinya dan seluruh petinggi karyawan, barulah ia sadar kalau ada beberapa orang yang dilingkari merah yang pastinya ulah ayahnya.
Ia tahu betul soal kebiasaan ayahnya yang satu ini.
Dara membalikkan foto tersebut, siapa tahu ada petunjuk kenapa orang-orang ini dilingkari merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEAR FAIRY [On Going]
ChickLitAku hanya ingin menghilangkan rasa takut dari trauma masa laluku yang kelam. Tapi kenapa ketakutan itu justru malah terus memenuhi mimpi-mimpi dalam tidurku? Aku hanya ingin membuat hubungan Ardian dan Gisella membaik karena mereka sahabatku. Tapi k...