"Bae, apa kau tidak apa apa?" Sehun memeluk Lisa, setelah pertemuan dengan Miyeon. Mereka memutuskan untuk kembali ke Hotel, karna besok susah harus kembali ke Seoul."Ya, aku baik baik saja" Lisa menidurkan kepalanya di bahu Sehun. "Saat itu, aku khawatir Appa akan mencabut bea siswa Jenni, aku fikir.. Tidak apa apa, guru tak akan mengadu pada Appaku, sedangkan Jenni hanya memiliki Eomma" Lisa mulai bercerita "aku tak tau saat jika hanya nilai lebih tinggi dapat membuat orang menjadi jahat, Jenni adalah gadis yang sangat keras kepala, pintar dan juga sangat ambisius" Sehun mengangguk, tangannya merapikan helaian rambut Lisa.
"sampai saat aku tau, ia juga membantu Mi na menghianatiku" Sehun baru tau soal ini "Mi na memberutahuku, aku hanya bersyukur.. Setidaknya kau tak seperti Minhyun" Lisa ikut memeluk Sehun.
"ya, aku tak akan pernah seperti Minhyun.." Sehun mengecup kening Lisa lama "Tak akan pernah" bisiknya, Lisa dapat mendengar itu, tentu saja.
"kau tidak dendam pada Jenni?"
"aku dendam" Lisa terdiam "hanya saja, aku tak ingin melihatnya.. Aku meminta Appa memblokir semua jalur Jenni di Korea Selatan, kau tak curiga kenapa ia hanya terkenal di inter di banding di Seoul?" Sehun berfikir "Setelah lulus Sekolah menengah pertama, Appaku tau semua itu.. Ia sangat marah dan mengirim Jenni dan Eommanya keluar Negri, memberikan sejumlah uang. Setelahnya aku tak pernah melihatnya lagi"
"Appamu hanya mengusir dia dari Korea Selatan?" Lisa mengangguk.
"bagaimanapun juga, dia membantuku dan menemaniku saat Eommaku pergi"
Ah Sehun tau, sisi kemanusiaan gadisnya ini benar benar luar biasa, ia bahkan masih bisa memaafkan orang yang sangat jahat padanya. Walau Lisa mengatakan seperti itu, Sehun tau. Lisa sudah melupakan dengan syarat tidak lagi melihat wajah Jenni. Mungkin setelah ini dia akan bicara pada Kai untuk membuang majalah majalah yang ada wajah Jenni (Kai penggemar Jenni Kim) di dalam apartmentnya, yang pastinya gadis itu belum mengetahui.
"kalian berteman sejak taman kanak kanak juga?" Lisa menggeleng.
"kalau dengan Jenni dari sekolah dasar kelas 1, dia banyak mengajariku tentang mandiri dan belaja. Aku dan Miyeon belajar dari dia, lalu Miyeon memutuskan melanjutkan sekolahnya di London. Dia bilang Seoul bukan lagi rumahnya semenjak memlihat persekingkuhan Appa Miyeon dengan sekretarisnya. Sang Eomma menangis tapi tetap memaafkan Appanya, Miyeon anak satu satunya sama sepertiku dulu. Ia kecewa dengan keluarganya dan memutuskan tinggal di London"
Sehun mengangguk masih mendengatkan. Ia ingin menjadi Namjachingu yang baik, mulai dari mengerti, mendengarkan, memahami, sabar dan setia - itu tentu saja!
"Kau sudah mengantuk, Bae?" ia melihat Lisa yang menejamkan matanya, Lisa menggeleng "Kau ingin sesuatu?"
"aku belum membereskan koperku" gumamnya, matanya masih terpejam, tangannya masih merengkuh memeluk Sehun.
Sehun hanya tersenyum dan nengecup kening sang gadis.
••🧚🏻♀️••
SEOUL
Sehun membawa 2 koper di kedua tangannya, Lisa berjalan di sebelahnya dengan Kai.
"kau tau Hun-ah, aku mendapatkan nomor Jenni Kim!" seru Kai senang, wajahnya tersenyum penuh pancaran cahaya. Sehun langsung melotot kearah Kai, Lisa meraih headset dan menyalakan Lagu dengan volume maximal.
"kenapa?" Kai berjalan di sebelah Sehun berbisik.
"ambil Majalah Jenni Kim di Apartmentku, atau aku bakar kalau kau tak mengambilnya" masih berbisik.
"Mwo?! Aku susah mendapatkannya!"
Sehun menatap Kai tajam.
"Oke oke.. Beri aku alasan""nanti aku jelaskan"
Kai mengangguk."Hah?! Kau serius? Dia melakukan itu?Dia kelihatan baik? Apa Lisa tidak salah teman? Bukan Jenni mungkin tapi Jenni yang lain." Kai masih tidak percaya
Sehun menggeleng, "Jenni Kim, apa kau tak heran, kenapa Jenni Kim tak pernah menampakan dirinya di Seoul?" Kai mencoba berfikir "tuan Kim - Appany Lisa memblokir Jenni Kim dari Seoul? lebih tepatnya memBlacklist!" Terangnya.
"sulit di percaya, gadis lembut itu memiliki hati yang jahat?" Kai melemas.
Sehun sudah mengantar Lisa kerumahnya, Kai ikut dan melihat sendiri rumah Lisa.
"maka bawa pergi semua majalahmu dari Apartmentku, Kekasihku tak akan datang jika melihat wajahnya"
"apa Lisa baik baik saja?"
"tentu dia tidak baik" Jawabnya "ia ingin melupakan, ini sud ah lama.. Lisa hanya tidak ingin mengungkitnya kembali" Kai mengangguk mengerti.
"Baekhyun dan Suho sedang kemari" Kai melihat ponsel "mereka harus membawakan aku makanan" senyuman jahat tercipta di akhir kalimat Pemuda pemuas wanita itu.
"minta bawakan Ramyun dan telor, Kai"
"oahh itu juga enak, baiklah.. Aku akan meminta Miliader sekolah" Kai mengetik cepat, wajahnya tersenyum puas sebelum meraih remot televisi yang tak jauh dari jangkauannya.
"apa kau memiliki Soju, Hun-ah?!" Teriak Kai.
"di dalam Kulkas!" mendengar jawaban Sehun, Kai bangun dan melangkah menuju dapur.
"wah, stok makanan dia bangak.. Pasti Eommanya sempat kesini" gumamnya.
"Kau sedang apa?" Sehun tiba tiba berada di balik Kai, membuat Kai berjingkat karena kaget.
"Sialan! Kau nengangetkanku!" gerutunya.
"aku mengambil air" jawabnya enteng "itu semua bahan bahan milik Lisa, jangan kau sentuh apa lagi memakainya"
Ah terhyata milik Lisa "aku fikir dari Eommamu"
"Eommaku tak kesini, dia sedang di Jeju" Kai mengangguk.
"apa Lisa memasak di sini?" Sehun mengangguk "kalian sudah sejauh itu?!" pekiknya lagi tidak percaya "Oahh Daebakkk Oh Sehun!"
"sejauh mana? Aku bukan kau Kim Jongin!" titahnya "bukakan pintu jika kau ingin menginap"
Kai mendengus ia berjalan terpaksa menuju pintu masuk.
"Kau-" Kai membolakan matanya seketika melihat tamu yang tiba tiba datang di sore hari ini.