EMPAT

277 33 3
                                    

"Ra kenapa sih lo Diem aja? Sakit apa kesambet. Gue jadi takut" Cercos Dimas.

"Ampun dah, bisa ga sih lo Diem bentaran aja. Gue lagi banyak pikiran" Gerut Ara kesal mendengar celotehan Dimas.

"Yaudah gue pergi aja" ucap Dimas, beranjak dari duduknya.

"Dimas jangan pergi dulu gue.. gue tuh.." Ucap Ara terbata-bata.

"Gue, gue kenapa?" Dimas kepo.

Ara melirik kanan kiri, memastikan suasana tepat.

"Gue pengen cerita sama Lo, tapi jangan kasih tau siapa siapa yaa" ucap Ara dengan nada kecil.

"Cerita aapaan?" Tanya Dimas yang sudah kembali duduk disamping Ara.

"Kurang lebih satu bulan lagi gue bakal nikah..."

Belum sempat Ara menjelaskan.

"APA NIK..NIKAH " teriak Dimas.

"Ih Lo tuh yaa, bisa ga sih gausah teriak-teriak segala." Ucap Ara kesal, sambil meletakkan tangan kanannya di mulut Dimas.

Ara melihat kanan kiri, memastikan tidak ada yang mendengarnya.

"iya maap maaf"
"Si Acha Tau ga?" Tanya Dimas

Ara menggeleng.

"Eh tapi Kenapa Lo bisa nikah secepet ini, emng ada jodohnya? Lo kan jarang banget deket sama cowok, kecuali gue" Ucap Dimas bangga.

"Gue dijodohin Dim"

"Trus kok Lo Nerima sih"

"Habisnya orng tua gue berharap banget gue Nerima perjodohan ini, tapi gue yakin pilihan orang tua in sya allah pilihan yang terbaik" ucap Ara bijak

"Tapi lo kan belum tau siapa orangnya, gimana sikapnya, gimana kalo jelek, bibit, bebet, bobot nya kek gimana, kalo pengangguran gimana, kalo dia narapidana gimana, kalo dia ternyata orang jahat gimana, kalo di---" Dimas terus berbicara.

"Yaallah, Lo cerewet Amat si Dim" ucap Ara memotong ucapan Dimas sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Dimas pun berhenti berbicara.

"Gue dijodohin sama tentara"

"Tentara? Berarti ntar Lo sering ditinggal- tinggal"

"Iya, gue belum siap soal itu. Terus gue juga takut jadi istri yang ga diharapkan sama dia" ucapnya lirih.

"Yaudah deh daripada mikirin itu, mending kita makan. Gue traktir" ucap Dimas sambil berjalan meninggalkan Ara.

Mendengar kata traktir moodnya seketika naik, dan berlari mengejar Dimas.

"Yeyy, ditraktir" ucapnya girang sambil menunjukan deretan gigi rapinya.

* * *

"Nah sekarang Lo pesen aja yang Lo mau, ntar gue yang bayar" ucap Dimas sambil beranjak dari kursi kantin.

"Gue mau ke toilet dulu"

Ara mengangguk.

"Mas, sini" ucap Ara pada pelayan kantin.

Pelayan pun menghampiri Ara.

"Iya teh pesan apa" Ucap pelayan.

"baso telor ada ga mas?"

"Ada teh, saya catat ya"

Pelayan berancang-ancang menulis pesannan.

" Ehh jangan baso telor, Ada mi ayam ga?"

"Ada kok teh, mau pesen mi ayam aja?" Pelayan memastikan.

Semua Tentang Kamu Kapten! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang