LIMA

278 33 12
                                        

Ara sekarang sudah tidak ada jam pelajaran lagi dikampus, sahabat-sahabatnya pun tengah sibuk mengurusi urusan masing masing, hingga akhirnya Ara memutuskan untuk pulang.

Ara menunggu di halte dekat kampusnya.

"Mana sih angkot" Ara melihat jam di tangan kirinya.

"Yaallah panas banget lagii"

Ara mengibas-ngibaskan tangannya ke area wajah.

"Ayo naik" ucap seseorang dengan nada dinginnya itu.

seorang lelaki dengan Ninja Hitam menghampirinya. Ara memperhatikan seseorang itu. wajahnya tidak begitu jelas, karena tertutup helm.

Mata Ara memicik

"Lo Riyan kan?" Ucap Ara

"Iya gue Riyan yang kemarin diliatin terus sama Lo" ucap Riyan dingin.

"Apaan sih lo GeEr banget jadi orng"

Ara benar-benar malu sekaligus kaget dengan ucapan Riyan.

"cepet naik" ucap Riyan singkat.

Riyan menyodorkan helm pada Ara. Ara menerimanya.

"Dalam rangka apa Lo jemput gue? Tau kampus gue dari mana?" Tanya Ara memastikan.

"Ayo cepet naik"

"Huh ngeselin"

Ara pun menaiki ninja berwarna hitam milik Riyan.

Percaya atau tidak Riyan menjalankannya cukup kencang membuat Ara sangat takut.

"Lo bisa ga sih bawainnya pelan-pelan jilbab gue berantakan" teriak Ara

"Bentar lagi Hujan, gue gamau Lo Kehujanan" ucapnya dibalik helm.

Benar saja Hujan pun datang membasahi jalanan dengan cepat.

"Kita neduh dulu" ucap Riyan tanpa melirik ke arah Ara.

Riyan dan Ara pun turun dari motor.
Jarak Ara dan Riyan terhalang oleh beberapa orang, dan membuat Ara tidak bisa melihat Riyan, begitu pun sebaliknya.

Ara melipat kedua tangannya di dada, khas orang kedinginan.

"Neng cantik amat kamu" ucap seseorang dengan nada menggoda.

Ara terkejut dengan keberadaan orang yang terlihat seperti orang jahat, namun Ara berusaha untuk terlihat tenang.

"Minta Nomor wa-nya dong" ucapnya dengan mengedipkan mata satu.

Ara mulai tidak tenang, Ara berjinjit melihat ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Riyan.

"Diem Mulu, Lo bisu apa?"

"Dih cantik-cantik sombong" ucapnya sambil mencolek dagu Ara.

"Lo sopan dong sama cewe" kata ara kesal.

"Galak amat" mereka tertawa, sambil menggenggam tangan Ara dengan kuat.

Riyan sadar bahwa Ara sudah tidak ada di sampingnya.

Pergi kemana tu anak. Batin Riyan

Tak lama kemudian Riyan mendengar sedikit ricuh, Riyan pun menghampiri. Begitu terkejut melihat Ara yang bercucuran air mata, dan terlihat Ara kesakitan karena genggaman tangan itu.

"Lepasin, Lo beraninya sama cewe" Ucap Riyan dengan tegas.

"Riyan" ucap Ara lirih.

"Lo siapa? Mau jadi pahlawan buat gadis cantik ini?" Ktanya sambil mencolek dagu Ara.

Semua Tentang Kamu Kapten! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang