neunundzwanzig

809 125 7
                                    

Y/n sudah mulai beradaptasi dengan sosok pria yang hampir setiap pagi sarapan dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Y/n sudah mulai beradaptasi dengan sosok pria yang hampir setiap pagi sarapan dengannya. Pria yang kini selalu mengantarjemputnya. Pria baik hati dengan senyuman dan juga perangai manis.

“Kamu tau y/n? Dulu waktu SMA saya sering disebut alpaca, tau ga kenapa?”

“Engga tuh om.”.

“Itu karena dulu rambut sama poni saya keriting kaya alpaca hehe, saya juga bisa ketawa kaya alpaca mau dengar?”

“Boleh.”

“bebebebebebebebbe.”

Y/n hanya tersenyum dengan lawakan super garing itu. Tunangannya tidak begitu buruk juga ternyata. Tapi tetap, y/n yang sekarang tidak seenerjik y/n yang dulu.

Y/n tak lagi menanggapi semua keusilan Felix, tidak lagi membalas gosipan Daehwi, tidak lagi adu mulut dengan Somi, tidak lagi berbagi curhatan dengan Hyunjin, tidak lagi menggoda Soobin si ketua kelas, dan juga tidak lagi mengomeli Haechan ataupun Seonho.

Y/n introvert y/n tertutup. Dia menjadi kupu – kupu, tak akan pernah terlihat lagi batang hidungnya jika sudah tak ada lagi kelas. Bahkan saat bagian kaderisasi mahasiswa baru pun dia tidak ikut andil. Apalagi UKM, dia sudah tidak aktif. Lomba pertama yang seakan menjadi lomba terakhirnya itu, cukup menjadi kenangan manis yang akan diingat nantinya.

Ah mengingat lomba atletik waktu itu, malah membuat y/n perih. Pasalnya lomba atletik waktu itu adalah momen dimana ia tengah berada di tanjakan klimaksnya menuju rasa sukanya pada sang dosen. Dimana sang dosen perhatian dengan gaya yang unik, dan juga sang dosen menyengajakan datang melihat lombanya.






Indah.







Y/n akui itu kenangan indah.





Tapi sekarang, kini ia malah terjebak dengan pria yang lebih tua darinya. Pria yang baru dikenalnya beberapa bulan yang lalu. Pria kantoran yang baik hati namun tak bisa membuat luluh hati.










Y/N POV






Satu semester lagi, ya satu semester lagi gue bakal kelar kuliah disini. Bohong rasanya kalau Pak Minhyun ga ikut andil buat bantu gue biar cepet sidang,lulus dan wisuda. Karena nyatanya Pak Minhyun sesekali masih ngasih bantuan tak terlihat. Gue tau ini licik atau apa lah semacamnya, tapi itu niat baiknya kan?



Semester kemarin kebetulan ketemu lagi sama kelas Pak Minhyun, dan semuanya terlihat biasa. Gue bersyukur, tapi ada sedikit rasa sesak aja kalo liat beliau lama – lama. Seperti biasa, rumor Pak Minhyun dosen galak rame di kalangan maba. Asal kalian tau aja, di sisi lain galaknya ada sesuatu unik yang bikin kecanduan.


Ah mulai ngaco kan gue?



“Widii gila lah mantep ya yang lulus kuliah tiga setengah taon.” Sampai sekarang, Felix ga bosen – bosen godain atau usilin gue.

“Ga sia – sia ya y/n, lu nentuin milih jadi kupu – kupu di semester lima.” Tambah Renjun agak sarkas. Tapi ya gitu deh kalo Renjun, udah biasa.

“Terus nanti gimana kalo udah lulus? Kawin lu sama om – om kantoran itu?” Tanya Somi sedikit berbisik.

Gue menggedikan bahu. “Gue gamau nikah dulu, gue kayanya lanjut dulu S2 kalo ga di RWTH ya MIT.”

“Waaa gila keren – keren.” Somi tepuk tangan denger jawaban gue.

Sampai hari sidang skripsi gue pun datang. Entah ini emang direncanain atau engga, tapi ternyata salah satu penguji sidang gue adalah Pak Minhyun.

Ya Tuhan ga ngerti lagi sama dosen gue yang satu itu. Mana denger dari Hyunjin kalau Pak Minhyun nyidang itu galaknya gaada dua lagi.

○ DosenQ (hmh x you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang