🎬 L I M A

7 2 0
                                    

Selamat Membaca 😊

•••

Namanya aja jatuh cinta. Kalo udah cinta pasti ngerasain yang namanya jatuh. ”



Kamar mandi SMA Ansa. Disinilah Sastra sekarang. Ia terlihat sedang mengeringkan rambutnya yang sedikit basah. Padahal ia sengaja untuk tidak keramas tadi.

Saluran air dirumahnya sedang diperbaiki. Alhasil dengan terpaksa ia membersihkan diri di kamar mandi sekolahnya dengan membawa alat mandi yang dibawanya dari rumah. Untungnya, kamar mandi di SMA Ansa ini sudah terjamin kebersihannya.

“Hah. Untung belum ada yang berangkat jam segini. ” ujar Sastra sambil menyisir rambutnya.

Setelah selesai berbenah diri, Sastra pun keluar dari kamar mandi. Tadi ia belum sempat sarapan di rumahnya, tapi ibunya telah memberikannya bekal makanan.

“Duh, gue makan dimana nih. Kalo di kelas terus ada yang berangkat dan liat gue sarapan di sekolah pasti pada tanya-tanya. Males ah. ”

Sastra memutar otak agar ia bisa menemukan tempat yang pas untuknya sarapan.

Ia menyapu pandangannya ke sekitar. Pandangannya terhenti ke gudang yang waktu itu ia masuki dan bertemu dengan seseorang.

“Kenapa nggak kesitu aja ya? Pasti nggak akan ada yang masuk kesana 'kan? ” tanyanya pada diri sendiri.

Sastra pun masuk ke dalam gudang tersebut. Ia langsung saja mendudukan dirinya di sofa yang kelihatannya sudah tak terpakai lagi.

Dengan cepat ia memakan bekalnya. Ia merasa seperti merinding juga di dalam sana sendirian.

“Ah. Kenyang juga. ”

Ketika ia sedang membereskan kotak makannya. Tiba-tiba ada yang mengusap bibirnya menggunakan sapu tangan.

Sastra memegang tangan orang itu. “Angelo? ”

Angelo tersenyum memandang Sastra. “Hai. ” sapanya.

Lagi. Sastra harus bertemu dengan lelaki yang bernama Angelo itu. Didalam gudang ini.

“Kamu kok bisa disini? ”tanya Sastra.

Angelo menyaku tangannya. “Nemenin kamu sarapan. ”

Sastra mengernyit. Padahal tadi saat ia masuk ia tak melihat tanda-tanda bahwa ada orang didalam gudang selain dirinya. Namun entah darimana dan sejak kapan Angelo ada disini bersamanya.

Sastra memasukkan kotak makannya ke dalam tas. Lantas ia berdiri dan menepuk-nepuk roknya yang kotor oleh debu.

“Aku ke kelas duluan. ” pamitnya.

Namun Angelo menahan tangan Sastra. Sastra hanya menghela nafas. Dadanya sesak ketika harus melihat Angelo kembali. Setiap ia melihat Angelo, ia hanya akan teringat perbuatan Angelo yang telah menyakiti hatinya dulu.

“Tolong kasih aku kesempatan buat memperbaiki, Ra. ”

Sastra melepaskan cekalan Angelo dari tangannya. Lalu pergi tanpa mengatakan apapun.

Preordination | Sebuah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang