Hidup itu tentang memilih atau menolak?
Kalau boleh, aku ingin memilih. Memilih untuk tidak dilahirkan, supaya aku tidak perlu mempertanggung jawabkan semua perbuatanku. Tetapi, nyatanya pilihan tidak selalu harus dituruti, bukan? Dan takdirnya, aku dilahirkan.
Kalau boleh, aku ingin menolak. Menolak untuk dilahirkan di keluarga dengan kondisi ekonomi yang biasa saja. Tapi, nyatanya penolakan juga tidak selalu harus dituruti, bukan? Dan aku hanya bisa bersyukur atas itu.
Kalau boleh, aku ingin memilih. Memilih untuk bisa belajar di kampus impian yang kudambakan. Tapi, nyatanya mimpi yang kita pilih juga belum tentu berhasil, bukan? Siapa tahu sebenarnya ada mimpi lain yang sedang menanti kita, dan kita belum menyadarinya.
Kalau boleh, aku ingin menolak. Menolak memiliki minus mata yang cukup besar. Tapi, nyatanya semua kekurangan itu ada untuk menyadarkan kita bahwa tidak ada manusia yang sempurna, bukan? Dan aku hanya bisa menjaga supaya mata ini minusnya tidak semakin tinggi.
Kalau boleh, kalau boleh. Manusia penuh dengan berandai-andai. Bermimpi boleh, tapi kurangilah berandai-andai.
"Andaikan aku bisa memilih jadi orang kaya."
"Andaikan aku bisa memilih mempunyai wajah yang cantik."
Dan, andaikan yang lain..
Cobalah ganti dengan..
"Aku harus bekerja keras! Supaya aku bisa menghasilkan banyak duit dan akan kusumbangkan sebagian untuk yang lebih membutuhkan."
"Aku harus mempercantik hatiku daripada rupaku. Karena jika hati sudah cantik, maka cantiklah semuanya."
Bukankah begitu lebih indah, kawan? Aku pun juga masih punya banyak kekurangan. Banyak. Aku bukan orang baik. Aku hanya berusaha menjadi orang baik. Jadi, yuk kita menjadi pribadi yang lebih baik. Sama-sama saja, biar tidak lelah. ^^
#writefromhome
#day11
KAMU SEDANG MEMBACA
ein Schreiben
RandomAda banyak sekali kata yang ingin diungkapkan Namun, aku bukanlah seseorang Yang pandai menyuarakan kata lewat suara Maka aku sampaikan mereka Melalui tulisan tulisan sederhana Berisi hal-hal random yang terlintas di kepalaku. Ntah itu puisi, motiva...