Berhentilah. Berhentilah untuk mengikuti jalan hidup orang lain.
Kamu tahu mengapa? Sebab kamu sudah punya jalan hidupmu sendiri. Sejak awal, rupa kita pun berbeda. Anak kembar sekalipun, tetap memiliki perbedaan, bukan? Jika diukur dari wajah saja sudah berbeda, mengapa kita ingin mempunyai jalan hidup yang sama? Sekolah lancar, kuliah tidak ada hambatan, lulus kuliah langsung kerja, setelah itu menikah, punya anak, sukses, dan berbagai standar yang menjadi stigma di masyarakat. Kreatiflah dan buat jalanmu dengan sebagaimana dirimu.
Berhentilah merasa hidup orang lain lebih sempurna daripada hidupmu.
Kau tahu mengapa? Sebab kamu tak pernah tahu bahwa ada banyak hal yang disembunyikan di dunia ini. Kamu tahu bahwa dunia ini dipenuhi keindahan semu. Memang, siapa manusia yang mau menampilkan keburukannya? Yang kamu lihat mungkin hanyalah kesempurnaan. Hanya yang kamu lihat.
Berhentilah untuk merasa paling lemah di dunia ini.
Kau tahu mengapa? Sebab setiap orangtua penuh perjuangan membesarkan anaknya. Setiap Ibu berjuang untuk melahirkan buah hatinya. Apakah kamu tahu bagaimana sakitnya melahirkan? Ibumu bahkan begitu kuat sehingga sanggup membuatmu melihat dunia. Lalu, ketika beranjak dewasa, mengapa kamu merasa lemah? Padahal ada banyak kekuatan di sekitarmu. Hanya saja, mungkin kamu belum menyadarinya.
Kamu tahu? Terlalu sering melihat ke atas itu tidak selalu baik. Baik apabila dengan melihatnya kita semakin termotivasi, semakin yakin dengan kemampuan kita, semakin bersemangat ketika meraih mimpi.
Namun, yang terjadi kebanyakan ketika melihat ke atas adalah.. Kita semakin merendah. Bukan merendah untuk meroket. Tapi merendah diri. Tidak percaya diri. Merasa belum melakukan pencapaian apa-apa. Merasa masih disitu-situ saja. Dan yang paling parah, merasa tidak ada gunanya hidup di dunia ini.
Cobalah belajar untuk sesekali melihat ke bawah. Tentang bagaimana perjuangan seseorang meraih sesuatu yang sudah bisa kita raih. Tentang sesuatu yang belum bisa orang lain miliki namun kita sudah memilikinya. Tentang apa yang tidak diberikan oleh Tuhan sementara kita diberikan kesempurnaan.
Cobalah untuk memahami itu disaat kamu merasa hidup orang lain lebih sempurna.
Karena dengan melihat ke bawah, kita akan mengerti betapa banyak nikmat yang sudah kita peroleh selama ini. Tanpa sadar, tanpa pernah terhitung. Bersyukur untuk hal sekecil apapun.
Misalnya, hari ini kamu bisa kentut dengan bebas. Kadang hal receh seperti itu sering ditertawakan. Tapi, tentu kalian pasti sudah tahu bahwa tidak bisa kentut itu rasanya menyakitkan. Apalagi jika masalah serius dan sampai dibawa ke rumah sakit.
Hidup akan terasa lebih nyaman ketika kita tak perlu saling membandingkan.
Dia dapat sekolah di negeri. Sementara aku terpaksa sekolah di swasta. Kenapa?
Dia sudah kuliah sekarang. Sementara aku masih berkutat dengan soal ujian menyebalkan itu. Kenapa?
Dia sudah dapat kerja dengan gaji yang besar. Sementara aku terus-terusan ditolak perusahaan. Kenapa?
Satu yang harus kamu yakini adalah, kamu itu kamu. Aku itu aku. Dia itu dia, dan mereka itu mereka.
Aku tidak akan pernah bisa menjadi kamu sehebat apapun diriku. Kamu tidak akan bisa menjadi aku sekeren apapun dirimu. Begitupun dia, mereka, orang-orang yang kamu bandingkan, tidak akan pernah bisa menjadi orang lain.
Jadi, daripada membuang waktu untuk membandingkan hidupmu dengan orang lain, fokus saja pada tujuan hidupmu dan semangatlah! Aku tahu, dan aku yakin kamu juga tahu. Bahwa roda akan selalu berputar. Selalu ada hal indah untuk siapapun yang berjuang. Kalau kamu tidak menemukannya sekarang, kamu akan mendapatkannya nanti. Bersabarlah ;)
Dariku
UntukmuTerimakasih sudah membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
ein Schreiben
RandomAda banyak sekali kata yang ingin diungkapkan Namun, aku bukanlah seseorang Yang pandai menyuarakan kata lewat suara Maka aku sampaikan mereka Melalui tulisan tulisan sederhana Berisi hal-hal random yang terlintas di kepalaku. Ntah itu puisi, motiva...