Part 1 : Happy Graduation

3.3K 231 10
                                    

"Selamat Nagisa, ibu bangga padamu..." Ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu Nagisa.

Wanita itu memeluk putra semata wayangnya sambil tersenyum lebar. Nagisa hanya mengangguk dan balas memeluknya erat.


"Terima kasih ka-san.., aku tidak akan bisa masuk ke SMA favoritku tanpa dukungan darimu. " Ucapnya bahagia.

Selang beberapa saat tiba-tiba wanita itu melepas pelukannya dan berjalan menuju ruang tengah. Nagisa khawatir ibunya marah atau tidak senang dengan berita yang tadi ia sampaikan. Ia takut ibunya tadi hanya berpura-pura senang.

"Ka-san mau kemana..? " Tanya Nagisa ragu-ragu.

Sang ibu hanya menoleh dan menyeringai kepada anaknya sebelum berkata dengan santai.

"Ini kabar baik Nagisa. Bukankah Tou-san mu juga harus tahu tentang hal ini...? Ayo kita rayakan bersama. "

Mata Nagisa berbinar saat mendengarnya. Ya.. Ibu Nagisa telah banyak berubah. Wanita itu telah menerima Nagisa apa adanya. Sebagai seorang anak, bukan sebagai boneka atau NPC game yang bisa ia atur semaunya.

"Iya.. Itu ide yang bagus ka-san.. "
Tanggap Nagisa ceria.

###

Seorang pemuda sedang menikmati langit malam di balkon rumahnya. Surai merahnya menari-nari oleh hembusan angin malam yang nakal.
Pandangannya tidak dapat beralih dari bintang yang berkedip-kedip seperti cahaya kunang kunang yang jauh nan redup.

"Kau serius akan pergi ke Kanada bersama Tou-san dan ka-san, nii-chan.? " Tanya Asada pada abangnya yang sedari tadi termenung tanpa sepatah kata pun di sebelahnya.

Pemuda itu hanya mengangguk pelan dan menjawab tanpa minat.

"Benar.., bukankah kita sudah bicarakan ini sejak tiga minggu yang lalu, Asada..?"

Asada menunduk. Ia menatap kaki mungilnya yang mulai memucat karena kedinginan. Untuk pertama kalinya Asada benci menatap langit malam dari loteng rumahnya.

Ia menghela napas sebelum kembali berbicara.

"Apa nii-chan tidak merindukan teman-teman nii-chan?  Kamu yakin tidak ingin mengabari siapa pun dari mereka tentang hal ini..? "

Pemuda itu menoleh pada gadis berumur delapan tahun yang kini tengah menatapnya penuh harap.

"Siapa...? " Tanyanya datar.

Gadis kecil di sebelahnya memutar bola matanya malas.

"Ck.. Tentu saja teman sekelas kakak di SMP Kunugigaoka, E-gumi...! "

"Seperti Nagisa one-san, Sugino onii-san, Kanzaki one-san atau. Yuma onii-san...?"

Pemuda itu tidak dapat menahan senyum lebar di wajahnya. Kalau orang itu tau Asada salah memberi embel-embel "ne-san" Padanya, orang itu bisa  protes habis-habisan atau meringis kesal dan menangis dalam hati.

"Nagisa onii-san, Asada..." Koreksi pemuda itu kalem.

Asada tertohok. ia lupa kalau Nagisa adalah seorang lelaki.

You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang