Part 7: Raining Before the Storm

980 110 1
                                    

Hujan terus mengguyur kota sejak sore tadi, harapan Nagisa agar hujan mereda sebentar sepertinya di dengar oleh langit. Dia baru bisa pulang dari sekolah saat persiapan bunkasai yang akan diadakan dua hari ke depan rampung.

Nagisa mengambil sepatu yang ada di lokernya. Dia mendesah lesu saat menutup lokernya. Kayano yakin menangkap desahan pemuda itu.

"Kenapa Nagisa, kamu tidak apa-apa? "

Nagisa menggeleng pelan. Dia menoleh pada Kayano yang kini ada di sebelahnya.

"Tidak, sama sekali tidak... Kayano. "

"Eh.. Kenapa? "

"Bisakah aku mundur dari bagianku, Kayano... "

"Mungkin dengan itu aku bisa baik-baik saja. " Lanjut Nagisa lesu.

Kayano mengerjap sebentar sebelum tertawa, gadis berambut twin tail itu sempat terbatuk kecil untuk menghentikan tawanya.

"Kalau itu tidak bisa Nagisa, toh kamu tidak bernyanyi sendiri. Ada aku Nagisa! "

Kayano menunjuk dirinya sendiri dengan bangga. Nagisa menepuk dahinya pelan.

'Justru itu aku semakin gugup, kau itu artis lho Kayano, artis!! '

Mereka berjalan berdampingan saat keluar dari halaman sekolah. Nagisa tidak lagi membahas topik tadi, itu hanya akan membuatnya semakin stress. Kayano menceritakan banyak hal yang terjadi di lokasi syutingnya.

Mereka sesekali tertawa saat Kayano sampai pada bagian yang lucu. Mereka terlarut dalam bercerita sehingga tidak menyadari rintik hujan mulai berjatuhan. Sangat kecil dan tipis, tapi Nagisa tidak memperdulikan hal itu, toh haltenya tidak jauh.

Tidak terasa mereka sudah sampai di trotoar, lampu untuk pejalan kaki masih berwarna merah. Kayano membuka handphonenya sebentar sebelum meletakan nya kembali di saku jas.

Mata Nagisa melirik kemana-mana, pandangannya terhenti pada toko puding di depan sana. Ia pun segera menyenggol lengan Kayano.

"Ne.. Kayano, mite mite (lihat lihat)!! Ada toko puding lho.. Bagaimana kalau kita.. "

Sebelum perkataan Nagisa selesai Kayano sudah berlari tergesa-gesa, menerobos siapapun di depannya. Nagisa sempat terkejut karena dia menerobos begitu saja, dia hampir berteriak mengingatkan kalau lampu masih merah, tapi diurungkannya saat tau ternyata lampunya sudah hijau. Kayano langsung berlari dua detik setelah lampu jalan itu menyala!!

Nagisa segera menolong seorang gadis berambut hitam yang terjatuh gara-gara Kayano. Dia membantu gadis itu berdiri.

"Daijoubu desuka, kimi..? (Kamu tidak apa-apa?)Kamu terjatuh gara-gara temanku, maaf ya."

Gadis itu menggeleng pelan.

"Iie...nandemonai."

Mata merah gadis itu memperhatikan Nagisa tanpa berkedip, dan hal itu membuat Nagisa merasa tidak nyaman. Dia mengalihkan pandangannya dari gadis itu sambil mengusap tengkuknya.

"A.. Apa ada sesuatu di wajahku, nona? "

Gadis itu seolah tersadar dan segera menggeleng, dia tersenyum lembut.

"Tidak, tidak ada apa-apa. Kau punya mata yang bagus. Ah.. Lupakan, lebih baik kamu pergi menyusul temanmu, lampunya sebentar lagi pasti merah. "

Hanya akhir kalimat gadis itu yang di dengar Nagisa karena di ujung sana Kayano sudah berteriak dan melambai ke arahnya, menyuruhnya untuk segera menyeberang.

You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang