tapme

12 1 0
                                    

"Awal mula jiwa, yang tak berasa. Seperti sebuah diam yang tak tentram."

🎭🏵🎭

Kembali panas dengan dua topik yang sedang diperbincangkan murid-murid Blue Sky Hugh School.

Pertama, akun @ BadPeo_Blue_SkyHS kembali memposting mengenai Reghina. Dan kedua, berita mengenai SMA MATAHARI yang mengajak tawuran sekolah mereka. Membuat hampir semua murid kalang kabut dengan penuh khawatir. Dan topik hangat pertama tersebut membuat mereka semua kembali curiga kepada gadis bernama Vrena itu.

Bagaimana bisa pemegang akun itu kembali memposting dua foto dengan satu orang yang sama. Dan caption-nya pun berbeda dan lebih rinchi. Ucapan Reghina kemarin siang semakin membuat mereka menduga-duga dan menyambung-nyambungkan hal tersebut dengan Vrena.

Sedangkan saat ini sebuah keributan kembali terjadi saat satu mulut murid berbicara, "kalo kita nemuin pemegang akunnya sekarang, apa anak matahari bakal batalin tawurannya?"

Dan perkataan tersebut sangat memperparah kondisi Vrena saat ini. Gadis itu dipenuhi dengan tatapan mereka yang mengahakimi dan menyalahkan. Untuk istirahat pertama ini pun sepuluh R tak membuat janji untuk bertemu. Entahlah, mungkin sibuk dengan persiapan menjelang siang ini yang berjarak satu jam kurang. Tak ada waktu hanya untuk mendekatinya.

Dan hal tersebut juga yang memicu semakin banyak murid merundungnya entah sindiran, tatapan, atau seperti sekarang. Kekerasan di dalam bilik toilet. Seragam yang dikenakan Vrena sudah basah akibat kedua gadis di depannya yang menyiramnya dengan air keran di toilet.

Chika dan Luna.

Dua gadis yang saat ini terbahak akibat melihat wajah Vrena yang mereka anggap lelucon. Vrena sendiri menahan tangis saat mereka menendang kakinya beberapa kali. Sangat sakit. Ia tak lemah, hanya saja terlalu lelah meladeni. Terlalu lelah dengan perkataan mereka yang selalu saja menghakimi.

Semua pujian yang dulu sering ia dengar, kini berubah dengan sekejap semenjak sebuah akun misterius yang menggemparkan seluruh lingkungan sekolah mereka.

"Gak mau ngaku juga," ujar Luna yang kini mengambil air dan kembali menyiram gadis itu.

Tubuh gadis itu bergetar karena kedinginan. Benar-benar dingin. Jas sekolah, kemeja sekolah, dan rok abu-abu kotak yang ia kenakan sudah benar-benar basah. Untungnya ia ingat sekali bahwa ia masih memiliki baju olahraga di loker. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana ia ke kelas dengan kondisi begini? Sungguh tak mungkin.

Sampai sebuah pengumuman di speaker sekolah mereka menggema kencang.

"Untuk murid-murid sekalian saya perintahkan untuk tidak keluar dari sekolah!! Dan bagi kelas dua belas yang saat ini merasa ingin bersiap-siap sebelum bertemu dengan ujian-ujian diharapkan untuk kumpul terlebih dahulu di aula sekolah!!"

Pengumuman yang membuat Chika dan Luna yang merasa sudah kelas dua belas mendengus kesal. Benar-benar mengganggu sekali. Padahal mereka sedang seru sekarang. Rasanya ingin sekali mereka menyumpal speaker itu dengan apa pun. Dengan berat hati mereka melenggang pergi setelah keduanya melampiaskan amarah dengan menendang kembali tuling kering Vrena.

Vrena sendiri menggigit bibir bawahnya menahan tangis saat kakinya mulai terasa lemas dan susah digerakan.

"Aku bakal bales."

My Time For RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang