salebagit

7 1 0
                                    

"Lampu malam, menjadi tenggelam akibat bulan yang terang bersama bintang yang gemintang."

🎭🏵🎭

Saat ini yang bisa Raga lakukan hanyalah helaan napas kasar kala lelaki bernama Regan menghubunginya. Dan tentu saja bukan hanya itu yang membuat Raga menghela napas kasar dan merutuki semua kebodohannya. Sudah pasti Regan mengatakan sesuatu yang membuat Raga tersadar dengan kesalahannya.

Raga berjalan kembali ke tempat di mana Vrena menunggu. Tak lupa Raga juga menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku seragam dan merapihkan dasinya yang sedikit rusak. Tapi tepat di tempat Vrena berada, seseorang dengan tubuh tinggi dan berpunggung bidang dengan kesel mendorong Vrena dan jangan abaikan kata-kata kasar dan tak pantas yang lengkap dituju untuk gadis itu yang kini meringis sembari membersihkan telapak tangan yang mungkin sedikit terluka.

Raga tentu saja terdiam sebentar dan mencoba mencari tahu siapa pemilik punggung bidang itu. Terlihat familiar, akhirnya daripada harus bertengkar dengan diri sendiri akibat sebuah rasa penasaran. Lelaki itu melangkah cepat dan menghampiri Vrena terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi gadis itu.

"Lo nggak papa?" tanya Raga sembari membantu gadis itu membersihkan telapak tangannya yang kotor dan tak lupa membantu membangunkan Vrena untuk berdiri.

Raga lalu mendongak melihat siapa orang yang dengan kasarnya mendorong seorang perempuan. Alisnya mengernyit kala lelaki bernama Faris-lah yang kini berdiri tegap dengan wajah penasaran siapa lelaki yang tiba-tiba menolong Vrena  dan terlihat tak kalah terkejut ketika wajah tenang Raga-lah yang ia dapatkan.

Raga ikut bangkit saat Vrena berhasil berdiri demgan benar.

"Ngapain lo di sini?" tanya lelaki itu dengan wajah tenangnya.

Faris sendiri entahlah merasa... sedikit takut. Seseorang yang terlihat tenang lebih menyeramkan jika sedang marah, karena kita tidak bisa mengetahui bagaimana emosinya dari wajah tenang itu sendiri, entah ada rencana apa dari kemarahan yang ia rasakan.

"Mmm... saya.... anu, itu, em...," Faris menggaruk tengkuknya bingung.

Vrena sendiri mengernyit bingung melihat ekspresi Faris saat ini. Benar-benar berbeda dari ekspresinya yang tadi. Vrena jadi khawatir kepada dirinya sendiri karena bisa-bisanya berurusan dengan lelaki seperti Faris yang sepertinya memiliki muka dua atau kepribadian ganda? Mungkin, melihat bagaimana ekspresi lelaki itu sangat berbeda ketika berhadapan dengannya dan Raga. Untuk saat ini Vrena belum cukup sadar, bahwa sepuluh R yang menargetinyalah yang lebih berbahaya.

Raga sendiri berdecak kesal, "lo... cowok 'kan?"

Faris sendiri yang mendengar pertanyaan super aneh milik Raga tentu saja mengernyit bingung, jangan tanyakan Vrena yang tak kalah terkejutnya.

"Yaaaa... iyalah!" jawab Faris tegas.

Raga memutar bola matanya malas. Lalu berdecih sebal, "kalo cowok, kenapa lo berani bener ngedorong nih cewek?"

Vrena memperhatikan gerak gerik Faris yang malah membuatnya merasa... sedikit aneh? Sungguh dari awal Faris mendatanginya tiba-tiba, mencemoohnya, dan mendorongnya kasar. Vrena yakin ada sesuatu yang Faris sembunyikan.

"Sa-saya... mmㅡtardulu, Kak Raga kenapa jadi penasaran? Urusan-urusan saya," jelas Faris mencoba untuk mengabaikan banyak pertanyaan yang sebelumnya Raga lontarkan.

Raga terkekeh pelan, "lo masih lupa gue itu siapa di organisasi osis? Lo lupa tugas gue apa di osis?"

Raga mengambil ponselnya kembali yang sempat ia simpan di saku seragam. Mencari kontak seseorang yang setidaknya bisa membuat masalah kecil ini selesai.

My Time For RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang