i m • s e r i o u s

1.3K 170 45
                                    

Barisan not dimainkan, menghasilkan lantunan melodi indah lewat perpaduan instrumen kelimanya. Drum yang menggebu. Petik halus bass yang mengeluarkan vibrasi lembut. Senar gitar elektrik menggetar berapi-api. Pun dengan keyboard menyatu seirama. Memberi sentuhan terakhir pada seisi ruang latihan, yaitu vokal masing-masing, mendendangkan lirik salah satu lagu dari Every Day6 bertajuk I'm Serious.

Wonpil bersyukur dirinya diizinkan memberi putusan latihan dengan lagu ini dulu. Suasana ceria dan menyegarkan dari I'm Serious membangkitkan mood Sungjin yang sejak tadi buruk gara-gara terlambatnya satu orang. Ia bisa melihat pemimpinnya menyanyi dengan sumringah. Ketiga anggota lain pun memikirkan hal serupa, seakan keempatnya memiliki satu sel otak yang sama.


ni mameul araboryeogo

mareul kkeonaebwado


Vokal Jae begitu lembut, seperti biasa, melantunkan bagiannya. Kepala sedikit dimiringkan, memberi posisi nyaman dalam menyanyi. Pemuda itu refleks mengatupkan kelopak mata agar lebih menghayati dan berkonsentrasi.


nongdamcheoreom neomgineunde


Jae membuka matanya, dan—

Oh.


neon wae geugeol molla


Tidak ada sahutan you know!. Seharusnya itu bagian Younghyun. Namun, lagi-lagi.

Gestur yang sama. Air wajah yang sama. Bahkan dahi pun mengerut dengan cara yang sama.

Lagi-lagi. Younghyun terlalu fokus pada dunianya sendiri. Dunia yang hanya berisi suara Jae.


nan neoman bogo itneun geol


Seperti yang Jae duga. Bagian berikutnya hanya diikuti suara instrumen. Tidak ada presensi suara Younghyun.

.

"Pagi, Sleeping Beauty." Younghyun menceletuk sarkas. "Gimana tadi? Nyenyak tidurmu?" 

Jae memutar bola mata. Dalam hati memprotes tak terima dengan panggilan itu. Jelas-jelas di antara mereka berlima, sang bassist-lah yang paling sering dan lama frekuensi tidurnya. "Sangat. Aku berterima kasih banget lho."

"Untuk makanannya?"

Jae menghela napas. Ia baru saja ingin membicarakan hal itu. "Harusnya kau enggak usah repot-repot buatin sarapanku."

"Ya memangnya kenapa? Aku juga sekalian bikinin buat yang lain kok."

Pemuda berkacamata itu terdiam. Eh? Kenapa dia merasa sedikit ... kecewa? Memangnya aku berharap apa?

Manajer mereka menapak masuk, menginstruksikan untuk segera melakukan rekaman. Kelimanya meninggalkan ruang latihan, beriringan bersama sang manajer memasuki ruang rekaman. 

"Brian." Jae menahan ujung kaus Younghyun. Berusaha meminta atensi secara privat. Younghyun sedikit menahan langkahnya dan mundur sehingga kini sejajar dengan Jae. Ia merespons dengan tatapan penuh tanda tanya. Menelan ludah, Jae membuka suara, "Tadi, aku enggak menyanyikan Hunt, lho."

Younghyun memiringkan kepala. "Iya memang."

"Tadi kita cuma latihan seperti biasa."

"Ya terus kenapa?" Younghyun terkekeh, masih bertanya-tanya ke mana arah pembicaraan ini menuju. 

Jae mulai merasa pipinya memanas. Ia tak lagi berani bersitatap dengan Younghyun. "Enggak, ku-kukira kau ... membuat wajah seperti itu hanya di atas panggung. Saat aku menyanyi."

"Wajah seperti itu ...," ada jeda sejenak sebelum Younghyun sadar apa yang Jae maksud. Detik berikutnya, ia menghela napas berat, "serius, Hyung? Kau masih saja kepikiran?" 

"Habis kau melakukannya lagi. Sampai lupa lirik--"

"Tadi itu aku cuma lapar! Memikirkan apa yang nanti harus aku makan! Apa aku harus makan di luar atau di rumah saja!" Satu napas. Younghyun memotong cepat. 

Jae membeliak. Ia tidak menyangka balasan yang didapat justru bernada lebih tinggi. Kelereng dibalik kacamatanya mampu menangkap kekesalan di wajah Younghyun. 

"Ya-ya sudah ... kamu enggak perlu marah-marah begitu--"

"Habisnya sudah kuperjelas berapa kali sampai kau mengerti, Hyung?! Kupikir aku sudah mengklarifikasi dengan sejelas-jelasnya tadi malam! Dan sekarang kau masih ragu! Kenapa sih, kau sebegitu tidak percayanya padaku?!" 

Tidak ada sesuara yang tertinggal. Intonasi Younghyun membuat perhatian manajer dan ketiga teman satu band mereka berpusat kepada mereka berdua di belakang. Jae memandangi semuanya bergantian hingga akhirnya Younghyun memilih untuk berdegap mendahului ke ruang rekaman. Membiarkan Jae harus menghadapi sendiri interogasi dari sang manajer. 

>>>

.

apa perlu aku ngepost snapgram lagi dengerin 50 proof biar direpost jae juga?

btw 50 proof enak banget didengerin malem2. jadi emo sendiri huhu

Cloud Nine [Jaehyungparkian] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang