d i s t r a c t i o n

774 109 30
                                    

Showcase promosi malam itu berakhir dengan lancar. Tepuk tangan begitu ricuh terdengar, gemanya terpantul pada dinding-dinding aula. Titik-titik cahaya menguar dari balik kaca lightband, tampak memukau bagai kejora. Kelima pemuda berdiri terengah setelah sampai pada lirik penghabisan. Masing-masing menikmati pemandangan di hadapan mereka seraya mengatur napas sebelum berkumpul di tengah dan membungkuk mengucapkan terima kasih. 

Riuh rendah para penonton berakhir begitu cepat seiring dengan tapak kaki yang mulai menjauh sedikit demi sedikit. Para staf lekas meringkus peralatan di atas panggung untuk kemudian digunakan oleh idol lain. Sungjin dan Jae mulai tampak membungkus gitar mereka. Wonpil sibuk dengan keyboard dan synthesizer. Dowoon bolak-balik meletakkan set drum ke belakang panggung. Younghyun duduk di pinggir panggung, menggulung kabel selepas mengemasi bass-nya. Matanya tampak begitu fokus memandangi lilitan kabel di lengannya. 

Namun, sesungguhnya isi kepala Younghyun menjelajah ke segala arah. Tak tentu jalannya. Mengecup tiap-tiap pintu yang di baliknya adalah hal yang membebani pikirannya akhir-akhir ini. Semua menuju pada satu orang. 

Aku harus berhenti. Younghyun membatin. Aku tak boleh berimajinasi dengan suaranya.  

Younghyun mencuri pandang pada Jae. Hyung tertuanya sedang wira-wiri bantu mengangkut amplifier ke belakang panggung. 

Tapi, bagaimana cara menghentikannya

.

Sungjin merasakan jantungnya nyaris berhenti berdegup ketika sosok Younghyun menggantung di depan pintu kamarnya.

"Oh shi--astaga apa yang kau lakukan, Kang Bra!?"

Younghyun menoleh. "Oh kau sudah pulang, Hyung. Aku lagi latihan pull-up nih."

"Untuk apa? Kau tak capek seharian ini jadwal kita padat banget?"

Kaki-kaki yang sempat melayang menapak kembali bersama genggaman yang lepas dari alat olahraga. Younghyun mengedikkan bahu. "Ya mumpung lagi niat. Kau sendiri dari mana, Hyung?"

"Habis bicara sebentar sama Manajer-hyung. Ada sesuatu yang harus kuberitahu pada kalian," jawab Sungjin seraya melepas jaketnya.

"Beritahu sekarang saja."

"Tidak. Sekarang waktunya tidur."

Younghyun merengut. "Aku belum ngantuk. Mau temani aku sebentar, Hyung?"

"Tidak. Mau bersih-bersih diri dulu, lalu tidur." Sungjin mengambil handuk. "Kau juga tidur sana."

"Tak mau kalau Sungjin-hyung belum membacakan dongeng sebelum tidur, menyelimutiku, dan mengecupku."

Sungjin mengernyit, menatap aneh Younghyun yang menyeringai dan alisnya naik-turun. "Sana minta ke Jaehyungie. Dia sekamar denganmu kan."

"Hah?!" Younghyun tak sengaja menyeru, hampir membangunkan Wonpil yang ketiduran di tengah game berlangsung. "Kenapa tiba-tiba jadi Jaehyung-hyung?"

"Karena kalau Dowoon, nanti justru dia yang ingin diselimuti," balas Sungjin. "Lagipula, kalian sudah saling mencintai satu sama lain. Bukannya hal seperti itu sudah wajar?"

Younghyun membelalak. Dalam sanggahannya, ia merasa wajahnya menghangat. "K-ka-kapan kami saling mencintai--"

"Berkali-kali kan, kalian bilang i love you." Sungjin menatap inosen. "Ingat hukuman yang Jaehyungie lakukan di Kiss The Radio? Di antara kita berempat, hanya kau yang membalasnya dengan kalimat yang sama--"

"Tapi kan itu cuma main-main!"

"--dan di rumah juga. Kau ditemani makan snack tengah malam bareng Jaehyungie, bilang i love you. Dibelikan keripik kesukaanmu, bilang i love you. Kau selalu menyelipkan kata-kata itu ke semua hal-hal kecil yang dia lakukan padamu."

Dia dengar? "Tapi itu cuma sebagai teman--"

"Tapi kau tidak melakukannya ke aku, Dowoon, dan Wonpil. Yah, bukannya kami mengharapkan kau bilang begitu, tapi berteman dekat sekalipun, rasanya akan canggung kalau salah satu dari kita mengucapkannya terlalu sering."

Younghyun tercenung. Otaknya memutar rekapan memori masa lalu, menghitung berapa tepatnya ia mengucap kata-kata yang Sungjin anggap keramat itu.

"Hyung jangan buat aku kepikiran ah."

"Aku bercanda doang, hehe. Makanya cepat tidur," sahut Sungjin sebelum melengos ke kamar mandi.

>>>

.

.

D-3 Even of Day! Prepare yourself!

Oke kayanya akan aku targetin cuma sampe era Shoot Me. 

Sungjin emang bilang kalo di rumah Parkian bilang 'i love you' terus (di ff ini), tapi sepanjang cerita cuma satu kali Brian bilang begitu. Mungkin nanti akan ada bab yang nyeritain point of view dari 3 member lain yang jadi saksi mereka berdua kontes iloveyou-an

Cloud Nine [Jaehyungparkian] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang