Tolong ...
Tolong ...
Kumohon ...
Siapa disitu !
Gelap.. Disini gelap !
Tolong cepat ...
Hah ... Hah ...
Cepat ...
Akkhhhhh ...
"Haah.. haah.. haah.." Jinhwan terbangun dengan dibanjiri keringat yang mengalir deras dari pelipisnya.
"Apa itu tadi?"
Ceklek
"Adeul.. kau sudah bangun?" Ny. Kim datang lalu menghampiri sang anak dengan membawakan air dan beberapa butir obat di atas nampan
"Eom-ma, kau belum berangkat?"
"Eomma akan berangkat sebentar lagi. Sebelum pergi, aku teringat dirimu. Jadi aku mampir dahulu untuk menengokmu apakah sudah bangun atau belum!" Ucap Ny. Kim riang.
Dielusnya kepala Jinhwan dan kaget ternyata sang anak dibanjiri keringat yang sangat banyak sampai membasahi seluruh piyamanya.
"Apakah kau sakit? Kau berkeringat banyak nak?"
"Aku tidak apa - apa Eomma. Hanya tadi aku mendapat mimpi buruk"
Jinhwan melirik nampan yang berisi air dan beberapa butir obat pada genggaman sang ibu.
"Ahh.. kau ingin bertanya bukan kenapa Eomma membawa ini? Ini vitamin stabilitas imun dan penggemuk badan untukmu. Aku khawatir badanmu sering lelah dan bobot badanmu semakin turun. Jadi aku beli agar kau tidak sakit. Jja, minumlah"
Dengan tangan yang gemetaran Jinhwan mengambil obat dan air dari ibunya. Lalu meminumnya. Sang ibu curiga melihat tangan anaknya yang gemetaran
"Ada apa dengan tanganmu Jinanie! Kenapa gemetaran dan ini.. Omo! lihat tanganmu, ada memar disini. Kau tidak usah masuk sekolah ya hari ini kita kerumah sakit saja ya! Atau Eomma panggilkan dokter Lee untuk mengecekmu di rumah?" Tanya Ny. Kim dengan raut wajah khawatir
"Tidak usah Eomma. Ini mungkin efek aku bermimpi tadi dan memar ini aku dapatkan akibat jatuh di kamar mandi sekolah kemarin. Kalau tidak percaya Eomma bisa tanyakan langsung pada Dongi atau Yoyo"
"Benar tidak ingin diperiksa?"
"Heum"
"Ya sudah Eomma tidak memaksa. Memang keras kepala sekali anak ku yang satu ini. Kalau begitu Eomma tinggal ya. Sepertinya aku harus cepat pergi karena sudah ada janji dengan klien. Cup.. Bye Jinanie"
"Nee Eomma hati - hati"
Ny. Kim pergi lalu menutup pintu sang anak. Namun dibukanya lagi karena lupa memberi pesan penting untuknya.
"Ada apa lagi Eomma? Ada yang tertinggal"
"Ah.. tidak. Eomma hanya ingin bilang kau jemput kakakmu di airport ya. Dia akan tiba di Incheon jam 5 sore. Nanti aku akan pesan pada Paman Ahn untuk menjemputmu jam 3. Dan meminta ijin ke wali kelasmu. Ok! Jangan lupa Jinanie"
"Kenapa harus aku Eomma?"
"Karena ia rindu sekali denganmu jadi ingin minta dijemput olehmu. Ia juga berpesan tidak ingin dijemput appa dan eomma. Dasar ia hanya sayang padamu saja. Ya sudah, Eomma pergi ya"