Sejak pertemuannya dengan seseorang di peresmian gedung tadi pagi, Ny. Kim menjadi tidak bisa fokus bekerja saat ini. Pikirannya masih berkelumut kejadian yang membuatnya begitu gugup.
Flashback
"Saya ucapkan selamat Ny. Kim atas resminya gedung ini. Semoga makin sukses"
"K-kau... Kim Se-ok Je-ong"
"Apa kabarmu Hye Eun-ie?"
"A-ku ba-ik" ucap Ny. Kim gugup. Lalu pandangannya mengedar ke segala arah mencari seseorang
"Ah.. Kau mencarinya. Ia tidak ikut denganku. Kenapa kau rindu dengannya?"
"Ti-dak. Te-rima kasih su-dah datang"
"Jangan tegang begitu. Aku merasa jadi tidak nyaman kalau kau terlihat seperti itu. Oh ya! Bagaimana kabar anakmu? Eum.. kuharap ia bai.."
Flashback End
"Ny. Kim.. Ny. Kim" tegur sekretaris Kang yang melihat atasannya sedang termenung.
"Oh. Ada apa Kang Mina?"
"Anda tidak apa - apa Nyonya? Maaf kalau saya mengganggu. Di bawah ada Tuan Min ingin bertemu"
"Ehm.. baik aku akan segera turun. Dan satu lagi, tolong bawakan berkas ini sekalian ya. Aku menyusul"
"Baik Nyonya"
Setelah Mina si sekretaris keluar, Ny. Kim merapikan penampilannya dan mencoba untuk melupakan apa yang jadi lamunannya tadi.
.
.Kumohon cepat
Tolong
A - ku hanya bisa mendengarmu
Disini gelap
Cepat cepatlah
Hiks
Tidakkk
Jinhwan terbangun dengan nafas terengah - engah dengan keringat meluncur deras melewati pelipisnya. Mimpi yang selalu datang ini menjadi teman tidur malamnya. Tiba - tiba ia merasakan kepalanya terasa berdenyut dan juga ada sensasi dingin yang menempel pada keningnya. Saat dipegang ternyata plester demam. Ia sudah bisa menebak pasti ini ulah kakaknya. Sekarang ia mulai merasakan sakit di sekujur tubuhnya akibat ulah ayahnya kemarin. Ia harus meminta obat pereda sakit pada Bibi Nam nanti. Dengan berjalan masih dibantu kruknya ia beranjak dan melangkahkan kakinya keluar kamar menuju dapur. Baru saja mau membuka knop pintu, ponselnya berdering dan melihat nomor yang tidak dikenal.
"Yeoboseyo"
"Jinanie kau sudah bangun"
"Kau rupanya ada apa?"
"Kau galak sekali. Hari ini kau dirumah kan? Aku ingin mengajakmu jalan - jalan tapi sekitar rumahmu saja atau kita ke taman saja bagaimana?"
"Heum.. Baiklah setelah sarapan aku akan keluar menemuimu"
Pip.
Telephone terputus secara sepihak oleh Jinhwan. Hanbin pasti akan marah padanya nanti jika bertemu. Kekasihnya itu memang tidak pernah berubah selalu pura - pura bodoh dan tak peka.