Part 4

238 33 0
                                    

Tik ... Tik ... Tik ...

Hujan gemerincik terdengar sendu jatuh di atas tanah yang kering. Sayup - sayup suara angin menderu hingga dedaunan disekitarnya bergoyang dan suara binatang - binatang kecil mendayu menghantarkan sang hujan untuk terus keluar dari peradabannya saat ini.

Begitu juga dengan perasaan Jinhwan. Sesampainya mereka di rumah ia langsung berpamitan pada sang kakak untuk beristirahat. Yuri menatap lemah punggung sang adik yang terus berjalan lesu menuju kamarnya. Sejak melihat seseorang dipersimpangan jalan Gangnam tadi sang adik terus saja melamun dan terdiam tanpa suara. Ia juga bertanya - tanya siapa gerangan yang membuat adiknya jadi hilang mood makernya. Lalu Ia menghela nafasnya dan berharap esok adiknya kembali pada mood gembiranya tidak terus menerus merenung berdiam diri seperti ini. Yuri harus merahasiakan ini didepan orang tuanya agar mereka tidak ikut cemas pada Jinhwan. Dengan langkah pelan Yuri melangkahkan kakinya menuju kamar untuk beristirahat. Dalam benaknya semoga besok saat terbangun menjadi hari yang cerah untuknya dan juga Jinhwan

**

Saat ini Jinhwan tengah merenung didepan jendela kamarnya sambil menatap langit tak berbintang dengan sendu. Dilampirkannya gorden lalu membuka jendela supaya angin masuk untuk menghilangkan pikirannya yang berkabut. Sebenarnya ia sudah mengantuk tapi matanya terus tidak bisa dipejamkan akibat terbayang wajah orang yang ditemukannya tadi. Lalu ia duduk di depan jendela yang terbuka dengan menekuk kedua kakinya dan kepalanya ia baringkan di atas kedua lututnya

"Hhhuuaaammmmm..
Aku sudah mengantuk tapi mataku belum mau terpejam"

"Apa benar itu kau? Tapi kenapa lari dariku? Apa kau marah padaku?"

"Aku sangat merindukanmu"

Jinhwan dengan lesu berdiri lalu membaringkan tubuhnya di king size bednya tanpa menutup jendela. Pikirnya dengan aroma hujan dan angin masuk kedalam kamarnya, bisa membuatnya tertidur nyenyak. Dan benar saja setelah beberapa menit suara dengkuran halus keluar dari bibir manisnya

**

"Sudah tidur ternyata. Heuh.. dasar bodoh kalau tidak ditutup kau kan bisa sakit"

Yuri membuka pintu dengan sangat hati - hati datang menghampiri Jinhwan membawakan susu strawberry kesukaan sang adik. Tapi kandas sang adik sudah tertidur pulas. Dengan pelan ia menaruh susu itu di meja nakas lalu menutup jendela dan tirainya. Setelah itu ia duduk dipinggir ranjang sang adik lalu membenarkan selimut dan merapikan rambutnya yang berantakan. Benaknya masih penasaran apa yang dilihat Jinhwan saat dalam perjalan pulang dari airport. Namun ia langsung menggelengkan kepalanya untuk tidak ikut campur urusan adiknya itu. Setelah itu ia beranjak keluar, mengambil susu strawberynya dan meninggalkan Jinhwan tertidur.

.
.

Kumohon cepat


Aku disini kau dimana

Cepat .. Semakin dekat .. Semakin dekat

kau dimana? disini gelap

Cepat .. Aaaaakkhhh Ttiddaakkk ..

"Haaahhh.. Mi-mpi i-tu la-gi"

Jinhwan terbangun lalu menghapus keringat yang membasahi seluruh keningnya. Siapa gerangan yang selalu hadir pada mimpinya setiap malam dan terus meneriakan minta tolong padanya. Tak ingin berpikir keras, Jinhwan langsung beranjak untuk membersihkan diri lalu merendam tubuhnya dengan air hangat agar pikirannya kembali fresh seperti sedia kala.

Be Side UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang